Sooji menatap layar ponselnya dengan kedua alis yang menukik tajam, wajahnya terlihat tidak senang ketika layar tersebut menampilkan laman homescreen tanpa notifikasi apa-apa, sejak kemarin sore dia sudah melakukan hal yang sama, mengecek ponselnya setiap beberapa jam hanya untuk memastikan jika dia tidak melewatkan notifikasi yang masuk, tapi sampai siang ini, ponsel pribadinya tidak juga menunjukan perubahan apapun membuatnya berpikir keras.
"Ke mana bocah itu?" Gerutunya dengan suara pelan, sejak kedekatan mereka selama tiga bulan, Sooji selalu tau jam-jam berapa Myungsoo akan mengirim pesan padanya atau sesekali menelpon, jam tujuh pagi, jam duabelas siang, jam lima sore, dan jam sembilan malam. Itu sudah seperti kegiatan yang sudah terjadwal sebelumnya, padahal mereka tidak pernah membicarakannya, Sooji senang di kirimi pesan jam berapapun, tapi mungkin Myungsoo berpikir lain dan dia tidak pernah menghubunginya saat jam kantor.
Sekarang jam duabelas kurang sepuluh menit, kalau biasanya jam begini Myungsoo sudah mulai mengiriminya pesan, menanyakan hal-hal remeh tentang kerjaannya pagi ini sampai menyerempet ke tuntutan untuk segera makan siang. Tapi sekali lagi, sampai ketika layar ponsel di tangannya itu redup, tidak ada satu pesan apapun dari pria itu.
"Sooji, jelaskan padaku apa maksud semua itu?"
Sooji tersentak kaget ketika pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dan Noori muncul dengan wajah murka, "you mengagetkanku!" Semburnya.
Noori melengos lalu duduk di depannya, "kau sadar kalau hari ini anak-anak itu menggosipimu?"
"Bukannya itu sudah biasa? Let it be, biarkan mereka memiliki kegiatan sendiri," ujar Sooji dengan acuh, dia sepertinya tidak terlalu peduli pada pegawai yang menggosipinya, tapi itu tidak berlaku untuk Noori.
"Memangnya kau tau apa yang mereka gosipkan hah?"
"Apalagi, paling tentang tenggat waktu yang aku kasih ke editor atau mengenai staff beauty yang aku ceramahi."
"Bukan bodoh," Noori mendesis, "kenapa kemarin kau tidak bilang kalau bajingan itu datang ke sini?"
"Bajingan?" Alis Sooji mengerut dalam, "siapa maksudmu?"
"Park Kyunsang! Dan apa-apaan itu, makan siang dengannya? Kau gila?"
Mulut Sooji membulat mendengar kemarahan Noori, dia lalu terkekeh pelan, "kau tau aku dan Kyunsang already over. Kemarin dia ke sini murni masalah pekerjaan."
"Tapi sampai harus pergi dengannya? Kau tau dia itu sangat licik!"
Sooji menggelengkan kepalanya, "easy, kemarin itu aku hanya menerima niat baiknya. Sudah satu tahun kita tidak bertemu, aku rasa it's okay kalau dia mengajakku makan, sebagai teman."
Sepertinya Noori masih belum bisa menerima alasan tersebut karena raut wajahnya belum juga berubah.
"Oh ayolah Noori, you yang paling tau bagaimana perasaanku padanya setelah mengetahui kelakuan brengseknya." Sooji mengeluh, "lagipula kemarin aku juga sudah mengajak Sam untuk bergabung, tapi dia malas keluar rumah."
Noori menarik napas, "oke, aku mungkin bisa memahami, kau dan bajingan itu sudah berakhir, tapi bagaimana dengan karyawan lain yang melihatmu?"
"Biarkan mereka berspekulasi, intinya aku dan Kyunsang sudah tidak ada apa-apa lagi."
"Lalu, bagaimana dengan Myungsoo?"
Mendengar nama Myungsoo membuat kekesalan Sooji kembali lagi, pria itu masih juga belum menghubunginya, "why him? Jangan membicarakannya sekarang, aku sedang kesal karena dia tidak ada kabar sejak kemarin sore," gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy [COMPLETED]
Fanfiction[COMPLETED] Pt. 1 - 7 : PUBLIC Pt. 8 - END : PRIVATE =========================================== Gentlement In Love #1 -Pretty Boy- First : Pretty Boy (Elship_L) Second : Tough Man (Carswell_Cress) ...