13. This is a Date, Right?

1.5K 359 63
                                    

Sabtu sore, seharusnya Sooji bisa menghabiskan waktu liburnya dengan marathon film atau menamatkan koleksi novel-novel yang ada di ruang baca apartemennya seperti weekend biasanya, tapi pengecualian untuk minggu ini, dia tidak bisa menikmati hari liburnya karena sekarang dia sudah berdiri di depan sebuah pusat perbelanjaan dengan tangan menggenggam erat ponselnya yang melekat di telinga.

"You di mana sih? Iya bagian mananya, aku sudah di pintu masuk...mana sih?" Sooji mengedarkan pandangan untuk mencari-cari keberadaan Noori, sang pemaksa yang berhasil merayunya untuk datang ke tempat ramai ini. Katanya, Noori ingin menata ulang apartemennya, membuang beberapa barang yang sudah tidak layak pakai dan menggantinya dengan yang baru. Kebetulan hari ini ada diskon besar-besaran di outlet furniture di sini jadi Noori memaksanya ikut untuk menemaninya.

Sebenarnya Sooji bisa saja menolak dan menikmati kegiatannya sendiri di rumah, tapi Noori malah menudingnya tidak tau terima kasih karena beberapa bulan lalu dia juga sempat memaksa Noori menemaninya membeli sofa baru untuk di tempatkan dalam kamarnya.

Alhasil, dengan sangat terpaksa Sooji menyeret langkahnya untuk berada di sini, dan sialnya Noori tidak terlihat di manapun.

"Awas kalau you menipuku, aku akan...oh..."

Sooji mengerjapkan mata ketika pandangannya bertemu dengan seseorang yang sangat dia kenali, ponselnya yang masih menempel di telinga membuatnya bisa mendengar suara Noori.

"Ketemu? Ya sudah, selamat bersenang-senang ya!" Pekikan itu menyadarkan Sooji, seketika dia paham apa yang sedang terjadi dan bersiap mengumpat, tapi telepon itu terputus begitu saja membuatnya hanya bisa mengumpati Noori dalam hati.

Di lain pihak, pria yang dilihat Sooji tadi juga merasakan hal yang sama. Tidak pernah dia merasa tertipu sedemikian parah oleh sahabatnya sendiri sebelum hari ini, tangannya juga masih memegang ponsel dan mendengar arahan dari seberang sana.

"Sudah jangan marah, aku kasih kesempatan lagi loh. Kali ini jangan sampai tidak ada hasil lagi, oke?"

"Ahreum..."

"Ayolah Kim Myungsoo, sekali-kali cobalah berkencan dengan benar. Sana hampiri dia dan ajak jalan!"

Myungsoo memejamkan matanya frustasi, sejak tadi dia sudah sangat curiga jika Shannon mengerjainya, karena biasanya jika gadis itu mengajaknya keluar, dia pasti minta dijemput atau datang menjemput, bukannya janjian bertemu di tempat tujuan seperti ini. Kecurigaannya semakin menjadi ketika tiba di tempat janjian, dia tidak menemukan sahabatnya dan saat menelpon, Shannon malah terkesan mengulur-ulur waktu sampai dia bertatapan dengan wanita itu.

Hah! Jelas sekali Shannon berusaha menipunya.

Tidak punya pilihan lain, akhirnya Myungsoo mendekati Sooji yang masih berdiri di tempatnya dengan wajah jengkel, dia bisa menebak alasan dibaliknya, karena sekarangpun dia merasa cukup jengkel dengan kelakuan Shannon.

"Hai," sapanya ketika tiba di depan wanita itu, Sooji hanya menatapnya dengan pandangan tidak percaya, "maaf, sepertinya saya di kerjai Shannon," lanjutnya lagi sambil menggaruk kepala, aksi yang dia lakukan jika sedang merasa bersalah atau gugup.

"Yah, Noori juga mengerjaiku. Ku rasa mereka sedang berkomplot," balas Sooji dengan kekesalan yang kentara, Myungsoo jadi tidak enak karenanya.

"Oh iya, kalau begitu anda bisa pulang. Saya juga akan pulang," ucapnya dengan sedikit kekecewaan, walaupun tidak senang dikerjai Shannon, dia sebenarnya tidak keberatan jika harus jalan bersama Sooji, tapi wanita itu terlihat tidak nyaman di dekatnya, makanya dia berusaha untuk menahan diri.

Sementara itu Sooji merasa semakin jengkel karena kelakuan Myungsoo, bukankah sudah jelas jika perbuatan Noori dan Shannon kali ini adalah sebuah usaha untuk mendekatkan mereka? Tapi kenapa Myungsoo malah menyuruhnya pulang.

Pretty Boy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang