Beberapa minggu yang lalu hubungannya dengan Rex memang sangat baik. Rex begitu perhatian hingga membuat Alena lupa bahwa ada wanita lain dihati Rex. Kedekatan yang singkat itu membuat Alena semakin sulit untuk menghindari Rex, Alena selalu teringat dan ingin mengulangi kenangan singkat namun indah itu.
Keputusan Alena untuk menjauh dari Rex memang sudah bulat karena memang tidak sepantasnya dia menjalin hubungan dengan seorang pria yang sudah memiliki kekasih . dan parahnya lagi kekasih pria itu adalah sepupunya sendiri.Meskipun keputusannya itu membuatnya cukup terluka namun Alena harus menerimanya jika tidak, dia akan semakin terkurung dalam kisah cinta yang tidak tau kemana titik akhirnya.
" Alena " panggil Joe, namun Alena hanya diam mengaduk aduk makanan didepannya. Joe memiringkan wajahnya untuk menatap Alena lebih jelas.
" Alena " panggil Joe kembali. Dan masih tidak ada respon. Apa yang dipikirkan Alena sehingga makan pun dia tidak fokus pikir Joe. Joe yang hanya menemani Alena makan berdiri dari duduknya menuju lemari pendingin dan meraih sebotol air mineral dingin. Dia kembali kemeja makan dan duduk disebelah Alena dan dengan sengaja Joe menempelkan botol tersebut ke pipi Alena.
tindakan jahil Joe tersebut langsung membuat Alena terlonjak kaget, bahkan dia sampai berdiri dari duduknya. tentu saja aksi kaget Alena tersebut mengundang tawa Joe. dia memegangi perutnya dan tertawa terbahak-bahak. Menurutnya ekspresi Alena barusan sangatlah lucu.
" kau menjahiliku!" seru Alena menatap tajam Joe yang kini masih tertawa lebar. Alena yang tidak terima menjadi korban berniat melakukan pembalasan. Dia meraih botol yang sama dan melakukan hal serupa dengan apa yang dilakukan Joe padanya.
" aduh... duhh... dingin..." seru Joe mencoba menjauhkan botol itu dari wajahnya dan berlari keruang tv menghindari Alena , namun karena Alena sudah berniat untuk balas dendam dia tidak akan melepaskan Joe begitu saja . Dia akan mengikutinya sampai dia bisa membalaskan dendamnya.
" jangan lari Joe" seru Alena masih setia mengejar Joe dari belakang. Joe hanya memeletkan lidahnya tanda ia menantang Alena. mendapat respon seperti itu dari Joe membuat Alena semakin memperlebar langkahnya dan anehnya dia tidak pernah berhasil menyusul Joe.
" tunggu, jangan lari..." seru Alena, namun Alena harus berhenti berlari saat rasa sakit tiba-tiba menyerang perutnya. Alena meringis mengelus perutnya. Alena lupa bahwa kini dia tidak bisa berlari sesuka hatinya karena kondisi kehamilannya. Ya ampun apa yang baru saja dia lakukan? Tidak seharusnya dia berlarian seperti ini dia bisa membahayakan janinnya.
" ada apa Alena? Kau baik-baik saja?" tanya Joe. Saat melihat Alena berhenti mengejarnya dan tampak menahan sakit. Joe segera berbalik dan menghampiri Alena.
Alena menarik napas mencoba menenangkan diri siapa tau dengan bersikap tenang bisa meredam rasa sakitnya.
"Alena? Apa kau terluka?" tanya Joe khawatir dia menarik lengan Alena untuk menatapnya dan memeriksanya .
" aaku tidak apa apa" jawab Alena cepat. Namun Alena kembali meringis.
"jangan berbohong kau tidak terlihat baik Alena." jawab Joe menatap Alena tajam.
" tidak aku baik-baik saja." jawab Alena berusaha tersenyum meyakinkan Joe. Dia tidak ingin Joe khawatir Namun Joe tampaknya tak percaya dengan kebohongan Alena.
" jangan memasang wajah seperti itu" seru Alena melepaskan lengannya dari Joe.
" aku baik-baik saja, kau lihat" ujar Alena kembali sambil merentangkan kedua tangannya membuktikan bahwa kini dia sudah baikan. Memang tadi sempat terasa sakit namun sekarang sudah berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sex, and Fiendship (Revisi)
Teen Fictiononly 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= Dan apakah yang akan dilakukan jika kamu mencintai kekasih dari sepupumu sendiri. merebutnyakah atau merelakannya. =(Alena)=