part 25: realita II

78.3K 3.3K 288
                                    

Dari rex dan joe berlalu meninggalkan rex yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia menyesal, kenapa dia begitu mudahnya percaya pada carolin. Andai saja dia mau mendengar penjelasan alena mungkin semua tidak akan seperti ini. Karena apa yang kita lihat tidak selamanya benar kan? Dan penyesalan pasti akan selalu datang diakhir sebagai bentuk penghakiman atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Alena gadis itu pastilah sangat terluka. Apakah luka itu masih berbekas sampai sekarang?

Rex tersentak sudah berapa jam dia menghabiskan waktu untuk merenung? Seharusnya dia pergi mencari alena bukan malah duduk penuh penyesalan seperti orang bodoh . Rex segera beranjak menyambar kunci mobilnya, dan melajukan mobilnya membelah kegelapan. hari sudah semakin larut dan dia harus segera menemukan alena sebelum sesuatu terjadi. Tapi kemana dia akan mencari alena? . Rex mencengkram kuat setirnya tidakkah rex sangat kejam? karena tidak punya rasa peduli sedikit pun terhadap alena. Padahal alena sudah lama tinggal bersamanya tapi dia tidak tahu tentang kehidupan alena walau sedikitpun.

Bintik bintik air yang mulai turun membuat kaca depan mobilnya tampak buram Rex terpaksa mengurangi kecepatan mobilnya.

Hujan

membuat rex semakin cemas, alena bukankah dia takut gelap dan hujan? Astaga bagaimana kondisinya sekarang. Rex bisa membayangkan wanita itu akan meringkuk ketakutan sambil menangis dengan tubuh gemetaran. Rex mempercepat laju mobilnya tapi matanya tidak lepas memperhatikan setiap sudut jalan yang dilewatinya siapa tau saja alena berada disana.

Tapi sepanjang jalan yang dilaluinya rex tidak menemukan tanda tanda keberadaan alena membuat rex frustasi. Jika terjadi sesuatu maka rex tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri.

Ciiiiittt

Rex melakukan rem mendadak walaupun dia tau ini beresiko tinggi karena mobilnya bisa tergelincir karena jalannan yang licin. Tapi dia tidak peduli yang terpenting saat ini adalah memutar balik mobilnya saat matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang mirip dengan alena. Dan mudah mudahan saja itu alena.

Hujan....

Alena tidak terlalu suka dengan nama itu. Karena biasanya hujan akan membawa kegelapan karena dia menghalangi cahaya matahari dan membawa suara suara yang mampu membuat jantungnya berdetak kencang karena takut. Alena menghela nafas panjang Sekarang dirinya tengah berteduh disalah satu ruko, sesekali dia menggosok-gosokkan telapak tangannya dan lengannya untuk menghalau rasa dingin yang menggorogoti tubuhnya. Pakaiannya pun sudah basah terkena air hujan yang tak mampu dibendung oleh atap ruko yang terlalu pendek. Ini tidak akan terjadi kalau dia cepat kembali kerumah.

Tapi dia juga butuh waktu sendiri waktu untuk memikirkan langkah apa yang akan dilakukannya kelak karena semua kenyataan yang berusaha ditutupinya sekarang cepat atau lambat pasti akan terbongkar hanya tinggal menunggu waktu. Lagi pula keputusan yangvakan diambilnya akan berdampak pada bintang kecilnya yang kini tengah tertidur tenang dirahimnya.

Rex menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah ruka dan segera meloncat keluar begitu menemukan apa yang sedang dicarinya.

" alena " panggil rex hampir menjerit.

Dia merasa legah bahwa gadis itu baik baik saja. Dengan langkah lebar dia menghapiri alena kemudian merengkuh dan mendekapnya dengan erat. Perasaan lega dan senang bercampur jadi satu.

" mas rex " ujar alena dengan nada bingung.

Tentu saja dia bingung Kenapa tiba-tiba rex ada disini?. Dan kenapa rex memeluknya seperti ini apa ada sesuatu yang terjadi? Rex mengendurkan pelukannya dan menatap alena dengan teliti.

" kau baik baik saja? " ujar rex menangkup kedua pipi alena dengan kedua telapak tangannya yang besar meyalurkan rasa hangat ke tubuh alena yang mengalami penurunan suhu.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang