Patricia mengerang marah. Apa yang dilihatnya sekarang benar-benar menguji kesabarannya. Laura dan mikail sedang berciuman, dimobil mikail pula. Selama dia berpacaran dengan mikail, mereka tidak pernah melakukan hal seintens itu.
Ini tidak bisa dibiarkan aku harus segera bertindak sebelum mikail benar-benar jatuh ketangan wanita itu batin patricia.
*****
mikail melajukan mobilnya dengan cepat mengejar waktu agar ia segera sampai dilokasi yang ditujunya, namun suara ponsel menganggu konsentrasinya untuk menyetir. Dengan salah satu tangannya mikail meraih ponsel disaku dalam jasnya.
Mikail mengernyit mihat nomor yang tidak dikenal menghubunginya tapi dia tau ini adalah nomor telepon kantor.
Untuk apa orang kantor menelponnya setau mikail hanya orang penting yang mengetahui nomor ponselnya.
" hallo " ucap mikail formal.
" apa kau sudah sampai? Kau dimana?" tanya seorang wanita diseberang sana. Mikail tersenyum tipis.
" aku baru beberapa menit jalan laura mana mungkin langsung sampai" jawab mikail.
" ohh... Kapan kau akan sampai" tanya laura lagi.
" 30 menit lagi, kenapa apa kau sudah merindukanku? " tanya mikail menggoda laura.
" tidak..., aku hanya ingin mendengar suaramu saja " jawab laura dengan polos.
" hanya itu?" pancing mikail.
" hm..." jawab laura singkat.
" ya sudah kembali bekerja sana. Aku tidak mau properti perusahan digunakan untuk hal pribadi" perintah mikail.
" ia..." ucap laura sedikit kesal sebelum memutuskan sambungannya.huu pada hal dia ingin berbicara lebih lama dengan mikail.
Dan begitulah seterusnya laura menghubungi mikail setiap satu jam sekali bahkan lebih, membuat mikail sedikit terganggu apalagi waktu meeting cukup mengganggu konsentrasinya.
*****
laura membanting gagang telepon dengan sedikit kesal karena sejak tadi mikail tidak mau mengangkat teleponnya bahkan sekarang dia menonaktifkan ponselnya membuat laura semakin kesal.
" mikail jahat sekali. Apa dia tidak mau bicara denganku lagi?" ucap laura dengan sedih.laura sangat merindukan mikail.
" kenapa dia tidak mau mengangkat teleponku" lanjut laura mulai terisak. Laura takut kalau mikail tidak mau berbicara dengannya lagi. Atau lelaki itu sekarang sedang sibuk dengan wanita lain. Memikirkan itu saja membuat perutnya mual.
Laura menyeka air matanya saat telepon disampingnya berdering.
" hallo" sapa laura pelan Dengan suara serak sehabis menangis.
" ada apa denganmu?" tanya mikail diseberang sana menyadari keanehan pada suara laura, pasti laura habis menangis.
" aku benci denganmu" jawab laura menutup teleponnya.
Mikail mendesah terkadang mikail tidak sabar kalau timbul sifat laura yang seperti ini.
Mikail memang sengaja mematikan ponselnya karena tidak ingin diganggu pada rapat penting ini. Biarlah nanti dirumah mikail akan bicara dengan laura jika gadis itu masih marah padanya.
Laura duduk dibangku taman dekat kantor menunggu seseorang yang diperintahkan mikail menjemputnya. Sambil menunggu laura bersenandung kecil dan menggoyang-mengoyangkan kakinya, namun laura tiba- tiba membisu dan segera bangkit dari duduknya begitu sebuah mobil putih menghampirinya yang dia tau itu adalah mobil alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sex, and Fiendship (Revisi)
Teen Fictiononly 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= Dan apakah yang akan dilakukan jika kamu mencintai kekasih dari sepupumu sendiri. merebutnyakah atau merelakannya. =(Alena)=