part 13: alena 2

119K 2.7K 139
                                    

Air mata alena tak berhenti mengalir dia hanya bisa berdiam diri dikamar sambil mengingat semua kenangan tentang kedua orang tuanya. ia mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dia tidak ingin siapa pun melihat betapa rapuhnya dirinya.

" apa yang harus ku lakukan" ucap alena tersendat-sendat disela tangisnya.

" dia yang menyebabkan kematian kalian...aku harus bagaimana?."lanjutnya lagi. Alena tidak tau harus mengatakan semua ini pada siapa. Dia sendiri masih terlalu shock atas kenyataan mengenai kecelakaan yang dia alami dan menewaskan kedua orang tuanya adalah unsur kesengajaan.

" kenapa mereka tidak ada yang meminta penjelasan dariku? Kenapa mereka hanya melihat semua dari luar tanpa mau mengali kebenaran yang terjadi?" tanya alena pada dirinya sendiri.

" mama apa yang harus kulakukan?" tanya alena pada foto yang digengamnya sedari tadi. Foto keluarga mereka yang sudah lecek karena alena menggenggamnya dengan erat.

" pa... Kenapa kau tidak mau memberikanku solusi Seperti biasa?" lanjut alena terisak.cukup lama dia merenung dalam tangisnyasampai alena merasa matanya sakit.

Alena menghapus air matanya lalu berdiri dari duduknya meraih jaketnya lalu berjalan keluar rumah. dia tidak peduli kalau waktu mulai beranjak pagi, dia harus sampai kerumah itu sekarang.

Alena sampai disebuah rumah sederhana bercat biru, begitu dia memandang rumah itu air matanya langsung mengalir.

Tenanglah alena jangan menangis disini batin alena melangkah untuk memencet bel.

Tak beberapa lama pintu dibuka oleh seorang wanita.

" alena " panggilnya kaget.

" hai " sapa alena menampilkan senyum terbaik yang dia punya saat ini. Laura menatap wajah alena dengan saksama, walaupun alena tersenyum laura bisa membaca kalau saat ini sahabatnya itu pasti ada masalah.

" masuklah diluar dingin " ujar laura menarik alena kerumah dan membawanya keruang tamu.

" kau tunggu disini aku akan membuatkan teh hangat untukmu. "- laura.

Alena mengangguk.

" makanlah " pinta laura menyediakan beberapa roti bakar dan susu hangat buat alena. Alena memandang laura dengan tatapan terharu.

" makanlah aku tau kau belum makan" ucap laura sambil menyentuh tangan alena.

Alena mengangguk lalu menyantap dan meminum semua yang disediakan laura membuat laura tersenyum dan sesekali menghapus air mata alena yang ntah kenapa terus menetes.

*****

rex terus memandang kearah kamar alena sambil duduk diruang tamu. Ia sedang menunggu alena karena rex ingin berbicara padanya. Tapi sejak tadi pagi alena tidak keluar kamar, apa dia masih tidur? Tapi tidak mungkin alena masih tidur dia terbiasa bangun pagi. Apa terjadi sesuatu? Pikir rex segera bangkit dari kursinya menuju kamar alena.

" alena... Kau didalam?" tanya rex sambil mengetuk pintu kamar alena. Tidak ada jawaban.

" alena... Buka pintunya aku ingin bicara" panggil rex lagi. Karena masih tidak ada jawaban rex membuka pintu kamar alena yang ternyata tidak dikunci.

Rex terdiam saat mendapati kamar alena kosong, kemana dia? Apa dia dikamar mandi?pikir rex dan berjalan mengecek kekamar mandi. Kosong . Kemana dia? Pikir rex .

Laura terbangun dari tidurnya karena suara brisik yang berasal dari handphone alena, laura meraih handphone itu kemudian mematikannya setelah melihat nomor yang menghubungi alena. Dan tak beberapa lama nomor yang sama kembali menghubungi alena, dengan kasar laura menjawab telepon tersebut.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang