Mikail membopong laura kekamarnya dan segera menghubungi dokter lucy agar segera memeriksa laura namun dr. Lucy sedang keluar kota dan dia menugaskan dokter lain untuk menggantikan tugasnya.
" selamat malam pak" sapa seorang dokter muda saat mikail membuka pintu. Mikail menatap dokter itu dengan tajam. Membuat dokter itu sedikit ketakutan.
" apa kau yang ditugaskan dr.lucy?" tanya mikail datar. Entah kenapa dia merasa lelaki yang ada didepannya ini tidak memiliki kemampuan yang meyakinkan sebagai seorang dokter. Apa mungkin karena penampilannya yang terlalu modis?
" be...benar pak " jawab sang dokter gugup.
" masuklah " ujar mikail sambil mengiring dokter itu menemui laura dikamarnya.
" dia tiba-tiba pingsan" jelas mikail. Sang dokter hanya mengangguk lalu meletakkan tasnya di meja nakas dan mengeluarkan perlengkapan medisnya untuk memeriksa laura.
Rahang mikail mengeras saat dokter itu menyentuh tangan laura untuk memeriksa denyut nadi laura. Dia ingin sekali menepis tangan dokter itu untuk tidak menyentuh laura, tapi mikail tidak bisa melakukannya karena dokter itu hanya memeriksa keadaan laura.
" bagaimana?" tanya mikail dingin.
" dia baik-baik saja." ujar sang dokter.
"benarkah? Lalu kenapa dia pingsan kalau dia baik-baik saja?" tanya mikail menatap dokter itu tajam.
"mung... Mungkin dia pingsan karena perutnya kosong. Mengakibatkan gula darahnya menurun" jelas sang dokter takut-takut.
Mikail menatap laura dengan jengkel ini akibat karena laura tidak mendengarnya.
" pergilah, tugasmu sudah selesai" ucap mikail dengan dingin, dengan cepat sang dokter memasukkan kembali peralatannya. Dan segera pergi meninggalkan apartemen mikail setelah berpamitan kepada mikail.
Mikail menatap laura sejenak sebelum akhirnya melangkah keruang tamu.
perlahan laura membuka matanya. Kemudian dia meringis karena kepalanya terasa sakit Dan mengedarkan matanya keseluruh ruangan. Dia berada dikamar mikail, laura menyandarkan punggungya dikepala ranjang, menatap jendela yang tertutup tirai dengan tatapan kosong.
" sekarang apa yang akan ku lakukan." ucap laura dalam hati.
" kau sudah bangun " ujar seseorang membuyarkan lamunan laura, laura tak bergeming, bukannya dia tidak mendengar mikail tapi karena dia tidak ingin melihat dan berbicara dengan mikail.
Mikail menatap laura datar dia tau kalau laura sedang marah padanya dan ingin menggertak mikail dengan cara mendiamkan mikail, mikail tidak akan peduli. Masih dengan keadaan diam mikail meninggalkan laura.
Laura menatap pintu yang tertutup dengam sedih. Mikail bahkan tidak menanyakan keadaannya setelah apa yang dilakukan mikail terhadapnya seharusnya mikail meminta maaf bukan bersikap tidak peduli seperti itu kepadanya.
Beberapa menit kemudian mikail kembali membawa nampan yang berisi makanan.
" dokter bilang kau harus makan" ujar mikail datar sambil meletakkan nampan itu dimeja nakas.
Laura tetap bungkam.
Bahkan sampai mikail menyuapkan sesendok bubur kepadanya laura tetap menutup rapat mulutnya.
" buka mulutmu " perintah mikail.
" aku tidak mau makan" jawab laura tak bersemangat membuat mikail menatapnya tajam. Tapi mikail tak menghiraukan dia kembali memaksa laura membuka mulutnya dengan cara menempelkan sendok itu kebibir laura. Laura memalingkan wajahnya, mikail membanting sendok yang ada ditangannya kemangkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sex, and Fiendship (Revisi)
Novela Juvenilonly 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= Dan apakah yang akan dilakukan jika kamu mencintai kekasih dari sepupumu sendiri. merebutnyakah atau merelakannya. =(Alena)=