Rex menyiapkan laporan dan bahan bahan meeting penting hari ini, memeriksa setiap dokumen yang dibawanya dan menyusunnya ditas kerja miliknya. Setelah dirasa semua sudah lengkap rex bergegas keluar kamar. Hari ini dia sangat sibuk karena ada kolega penting yang harus mereka temui mengharuskan rex bagun pagi buta untuk mempersiapkan semuanya.
namun saat melewati kamar alena rex menghentikan langkahnya dan berbelok masuk kekamar tersebut. Rex membuka pintu kamar alena yang ternyata tidak dikunci. Entah dia harus bersyukur atau cemas dengan kebiasaan alena yang tidak pernah mengunci pintu kamarnya.
Rex mendapati alena yang tengah tertidur pulas dengan posisi menyamping, sehingga wajah alena yang tenang langsung terarah kepada rex.
Rex membelai rambut alena, entah kenapa dia ingin melihat alena terlebih dahulu sebelum dirinya berangkat. Tanpa takut alena terbangun rex mencium kening alena cukup lama, membuat alena mengernyit dan perlahan membuka matanya. Samar samar alena melihat rex sedang tersenyum kepadanya. Itu tidak mungkin pikir alena . Rex tidak mungkin menciumnya. Karena merasa itu hanya mimpi alena memilih menutup matanya kembali.
" kenapa berangkatnya harus subuh begini?" tanya claudya yang sedang merapikan jas yang dikenakan rex.
" aku harus mempersiapkan semuanya dengan baik mom supaya tidak terjadi kesalahan. Lagi pula ini proyek penting buat perusahaan" jelas rex. Claudya menganggu mengerti.
" aku berangkat dulu" ujar rex sembari mencium pipi ibunya.
" hati-hati ya nak" jawab claudya. Rex mengangguk, sebelum masuk kemobilnya rex menatap jendela kamar alena sejenak berharap gadis itu menatap kepergiaanya karena mungkin seharian ini mereka tidak akan bertemu.
*****
alena menatap perutnya yang sedikit membuncit di cermin membuktikan adanya kehidupan didalam sana, alena mendesah sembari memegangi perutnya . Apa yang harus dilakukannya? Dia tidak mungkin terus menerus menyembunyikan hal ini karena semakin lama perutnya semakin membesar.
Jika dia memberitahu rex, apa rex akan menerimanya atau rex akan menolaknya sama seperti mikail yang tidak terima kehamilan laura.
Apa aku pergi saja dari rumah ini? Pikir alena. Tidak mungkin dia melarikan diri. Itu namanya lari dari masalah dan memperkeruh keadaan . Alena memijit kepalanya yang sakit, dia bingung harus berbuat apa.
" alena " seru claudya mengetuk kamar alena. Alena yang baru selesai mandi buru-buru mengenakan pakaiannya sebelum claudya melihat kondisinya yang semakin membesar.
" ya tante " sahut alena membuka pintu kamarnya.
" tante kira kamu belum bangun. Yuk kita sarapan dulu" ajak claudya.
" ia tante nanti alena nyusul" jawab alena.
" ya sudah jangan lama lama ya sayang" ujar claudya seraya meninggalkan alena kembali kedapur.
Alena menatap sedih claudya yang berjalan menuruni tangga.
" apa tante claudya masih akan menyanyangiku jika tau aku hamil? Dengan rex pula?" gumam alena sedih, dia mungkin akan sangat kehilangan jika claudya tiba-tiba membencinya. Karena alena sudah menganggap claudya seperti ibunya sendiri.
"kau ingin makan apa sayang?" tanya claudya begitu alena duduk dimeja makan.
Alena berpikir sejenak.
" alena pengen makan steak ayam buatan tante" jawab alena dengan wajah berseri. Dia merasa menyantap daging ayam yang empuk sangat mengiurkan apa lagi dipagi hari begini.
Claudya dan joe yang kebetulan sedang sarapan cukup kaget dengan permintaan alena, karena alena biasanya tidak pemilih dalam hal makanan dia akan memakan apapun yang dimasak claudya. Tapi belakangan ini alena banyak maunya, claudya mengernyit menatap perubahan pada tubuh alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sex, and Fiendship (Revisi)
Dla nastolatkówonly 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= Dan apakah yang akan dilakukan jika kamu mencintai kekasih dari sepupumu sendiri. merebutnyakah atau merelakannya. =(Alena)=