Tak butuh waktu lama untuk mengetahui dimana Laura berada. Orang suruhannya langsung mengirimkan beberapa email pada Mikail hanya berselang beberapa jam.
Ini lah yang di sukai Mikail darinya cepat dan tepat." mari kita lihat apa saja yang bisa dilakukan untuknya" gumam Mikail mulai membuka email email yang diterimanya beberapa menit lalu.
🕳🕳🕳🕳🕳
" tidak, aku tidak mau" seru Laura berlari sekencang mungkin menjauh dari dua murid laki-laki yang sedang mengejarnya. Namun apalah daya kekuatannya tak sebanding dengan dua murid laki-laki dibelakangnya, dengan mudah mereka menangkap Laura dan menyeretnya kesebuah gudang. Tentu saja Laura tak diam dia berusaha lepas dari dua murid itu dengan merontak ronta.
"Apa kau tidak lelah? " tanya seorang murid lagi yang telah menunggu mereka disana. Laura menatap tajam. Namun murid laki-laki itu malah terkekeh seolah olah Laura sedang melawak didepannya.
" jadi Laura, apa kau belum mau minta maaf padaku? " tanyanya dengan lembut yang malah membuat Laura merinding. Dia lebih suka mendengar laki-laki itu memakinya dari pada harus bersikap sok baik begitu.
" a.. Aku tidak salah, aku tidak mau minta maaf" ujar Laura berusaha melepaskan diri dari dua murid yang sedari tadi memeganginya. Yang satu memegang tangan kirinya dan yang satu memegang tangan kanananya.
" apa sulitnya mengucapkan kata itu" laki-laki itu mencebik kesal.
Memang tidak sulit mengatakan kata maaf tapi jika dia benar benar bersalah. tapi berbeda dalam hal ini Laura sama sekali tidak melakukan apapun yang mengharuskan Laura minta maaf.
"Kau yang menabrakku" ujar Laura.
" tapi minuman itu milikmu" jawab Cander.
"Lihat apa yang kau lakukan" lanjutnya menunjuk seragamnya yang beberapa bagian berwarna kuning.
" kau yang menabrakku" ulang Laura lagi mempertegas bahwa Laura sama sekali tidak bersalah. Memang benar jus mangga yang sebagian isinya telah berpindah keseram Cander adalah milik Laura, yang baru dibelinya dikantin sekolah. Namun kenapa jus itu bisa berpindah adalah karena Cander yang menabraknya.Seharusnya yang marah adalah Laura, Laura tidak bisa menikmati jus yang dibelinya hanya karena seorang murid laki-laki berjalan dengan sombong, seolah disekolah itu hanya ada dirinya dan beberapa pengikutnya.
" aku akan mengatakan sekali lagi. Cepat minta maaf" paksa Cander.
Laura melotot, sampai kapanpun Laura tak sudi, karena minta maaf yang diminta Cander adalah bukan minta maaf biasa, yang hanya mengatakan kata maaf lalu Laura lepas. Bukan, jika sesederhana itu Laura tidak mungkin melarikan diri."Baiklah kalau masih setia menutup mulut" Cander bangkit dari duduknya, meraih sebuah gelas plastik yang berisikan jus mangga yang sudah tinggal setengah, lalu berbalik mendekati Laura.
Laura menegang menatap jus ditangan kanan Cander dengan tatapan ngeri. Bukan karena jus itu yang tinggal setengah melainkan warnanya yang tadinya kuning bersih kini tampak keruh dan kehitam hitaman.
Laura menelan salivanya. Jangan jangan jus itu.
" ini sisa jus yang tadi kau tumpahkan dan ini diambil langsung dari lantai" jelas Cander santai, tak peduli tatapan horor Laura. Tepat, sesuai dengan apa yang baru dipikirkan Laura.
Apa yang akan laki-laki gila ini lakukan padanya batin Laura tanpa sadar tubuhnya sudah gemetar ketakutan.
" kau membelinya dengan uang jajanmu kan, sayang sekali kalau tidak diminum" ujar Cander mengedikkan bahu kepada kedua temannya agar memegangi Laura lebih kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Sex, and Fiendship (Revisi)
Fiksi Remajaonly 17+ ****** Bagaimana rasanya jika ciuman pertamamu direbut oleh orang yang sangat kamu benci. =(Laura)= Dan apakah yang akan dilakukan jika kamu mencintai kekasih dari sepupumu sendiri. merebutnyakah atau merelakannya. =(Alena)=