part 35 : alena

48.3K 3.1K 835
                                    

Mencoba melakukan walaupun sulit. Kalimat itu sangat cocok dengan keadaan Rex. Setelah Alena meminta menjaga jarak dengannya, Rex benar-benar mengurangi frekuensi komunikasinya dengan alena. Mereka hanya akan menyapa jika memang ada hal penting saja.

Tapi Rex tampaknya sangat beruntung , disaat dia harus menjaga jarak dengan Alena. disaat itu pula perusahaan yang di pimpin olehnya bersama Mikail memenangkan beberapa proyek penting.

Entah Rex harus bersyukur atau bagaimana namun proyek-proyek itu membuat Rex sangat sibuk dan menyita banyak perhatiannya sehingga pikirannya bisa sedikit teralih dari Alena.

" selamat pagi mas" sapa Joe senang melihat Rex pagi ini ikut sarapan bersama dengan mereka. Beberapa hari terakhir ini bisa dibilang mereka hampir tidak pernah bertemu karena Rex menghabiskan sebagian besar waktunya diluar kota, kalaupun dia kembali kerumah dia akan berangkat kerja pagi-pagi sekali dan akan pulang pada tengah malam.

Baru saja Rex memalingkan wajahnya untuk membalas salam Joe , ponselnya berdering dan itu adalah panggilan dari klien. Rex hanya mengangguk dan tersenyum kepada Joe untuk membalas sapaannya sembari menggangkat ponsel miliknya. Joe menggangguk mengerti.

" bagaimana dengan sketsa yang kami kirim kepada anda? Apa anda meyukainya?" ujar Rex berbicara dengan kliennya diseberang sana .Claudya sang, ibu memasuki ruang makan.

" saya senang jika anda setuju dengan itu" sambung Rex lagi. Claudya hanya menggeleng melihat Rex.

" baik akan saya kirimkan beberapa file lagi mengenai bangunan itu" ujar Rex mengakhiri panggilannya lalu kembali mengotak atik ponselnya hendak menghubungi seseorang namun tangan sang ibu menghalangi pandangannya dan menarik ponsel pintar miliknya lalu menyimpannya. Rex mengernyit tak suka.

" mom" tegurnya.

" bisakah kita sarapan dengan tenang?" Tanya sang ibu.

" aku harus menghubungi seseorang sekarang mom ini sangat penting" ujarnya Rex meminta kembali ponselnya.

" mommy tau. Tapi kau bisa menghubunginya nanti setelah kita selesai makan" – cludya.

" aku akan menghubunginya sebentar saja" pinta Rex lagi. Claudya menggeleng .

" makanlah dengan tenang dan lupakan sejenak pekerjaanmu. Itu tidak akan merugikanmu" perintah sang ibu. Rex menghela nafas pasra, dia yakin dia tidak akan mendapatkan ponselnya kembali sebelum melakukan perintah sang ibu.

Rex meraih teh miliknya dan menyesapnya lalu menatap beberapa hidangan yang sudah tersaji di hadapannya. Lalu menatap ibunya, jika ibunya duduk santai di meja makan berarti orang yang menyediakan makanan ini adalah Alena. beberapa detik kemudian Alena muncul dengan piring dikedua tangannya.

Rex tak melepas pandangannya dari Alena sampai wanita itu meletakkan dan menata piring tersebut diatas meja. Pandangan mereka bertemu, Alena memutuskan kontak terlebih dulu dan duduk disebelah Joe. Entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa Alena kini terlihat semakin cantik sejak terakhir kali mereka bertemu. Dan Rex lupa kapan terakhir kali mereka bertemu.

Ternyata tak bertemu dalam waktu yang cukup lama pun tak membuat Rex bisa lepas dari bayang Alena bahkan dia merasa semakin dekat , seperti ada tali penghubung diantara mereka.

Alena duduk dengan gelisa entah kenapa sejak dirinya masuk keruang makan Rex tak berhenti menatapnya dan itu membuat Alena tidak nyaman. Alena pikir setelah tidak bertemu beberapa hari membuat Rex lupa padanya, tapi kenapa seperti kebalikannya.

" Alena" panggil Joe sedikit berbisik. Alena menoleh setelah Joe menyikutnya.

" nanti aku akan mampir untuk menservice mobil jadi kau bisa pulang bersamaku" bisik Joe. Alena memutar matanya.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang