T

3.4K 474 5
                                    


Rasa takut cukup bergejolak di hati Yeri. Ia ragu untuk membuka pintu cokelat di depannya itu. Seperti seorang penjaga singa, yang harus berani masuk ke dalam kandang singa.

" Silahkan masuk nona, Tuan Jeon sudah menunggu anda " ucap salah satu yeoja yang bisa disebut sekretaris Tuan Jeon. Yeri menampilkan senyumnya dan mengangguk.

Dengan perlahan, Yeri membuka pintu itu. Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Ia sudah menemukan Tuan Jeon yang sedang serius membaca korannya.

Yeri hanya diam dan menunduk. Sungguh ia tidak berani jika harus mengganggu pria tua itu.

" Duduklah " suara serak namun lantang itu membuat Yeri mengangkat perlahan kepalanya. Ia memberanikan diri untuk duduk di hadapan pria itu.

" Apa kau sungguh mencintai anakku? " Yeri menatap Tuan Jeon bingung. 

" Aku sangat mencintainya " ucap Yeri bersungguh - sungguh. Walaupun masih ada sedikit rasa takut menjawabnya.

" Kalau begitu, aku memintamu untuk melakukan ini " Tuan Jeon menyerahkan sebuat kertas yang entah apa isinya.

Setelah beberapa detik berlalu, Yeri mengembangkan sebuah senyuman yang sangat manis.

" Akan kulakukan " ucap Yeri, yang membuat Tuan Jeon ikut menampilkan senyumnya. Untuk pertama kalinya, Yeri melihat orang tua itu tersenyum yakin.

Hanya 3 hari ! bertahanlah

***

Yeoja dengan rambut gelombangnya yang terurai, berjalan menyusuri koridor sekolah yang cukup sepi. Pastinya sepi, karena ini masih terlalu pagi untuk beraktivitas. Ia sengaja datang sepagi ini, karena ia harus menghindar dari seseorang.

Ketika sudah tiba di dalam kelas yang tidak ada penghuninya, ia mendekat ke sebuah meja paling belakang. Tempat ia biasa duduk dan bermesraan mungkin.

Ia meletakkan sebuah surat berwarna pink, dengan pita kecil putih diatasnya. Sebuah senyuman terukir diwajah cantiknya, ia sungguh berharap orang itu dapat membaca surat ini.

Bertahanlah, ini tidak akan lama

Sebelum ia beranjak keluar, sebuah kecupan ia beri di atas kertas itu. Lalu berjalan keluar kelas, menuju ruang guru.

Ia mengetuk pintu di depannya, lalu berjalan masuk ketika sudah ada sahutan dari dalamnya.

" Saya ingin.. " ucapannya terpotong karena mendapatkan isyarat dari guru di depannya untuk diam.

" Tentu saya mengizinkanmu Yeri-ah. Itu adalah permintaan Tuan Jeon bukan? " ucap sang guru yang mendapat anggukan dari Yeri.

" Terimakasih, saya permisi " Yeri berdiri dari duduknya, dan sedikit membungkuk untuk memberi hormat. Lalu ia berjalan keluar dari ruangan tersebut, menuju tempat yang sudah menantinya.

***

Dua mobil sport berwarna berbeda, sudah terparkir rapih di halaman sekolah terkenal itu. Pemilik mobil pun segera keluar dari mobilnya, dengan tas yang menganggantung di pundak mereka masing - masing.

Masih sama seperti biasanya, teriakkan sertaa bisikan para siswi terdengar dengan tidak elitnya. Namun  para namja itu tetap cuek berjalan melewati mereka, menuju kelasnya.

Dua namja sudah duduk di tempatnya, tapi satu namja lain hanya berdiri mematung, menatap sebuah surat pink yang ada di atas mejanya. Tangannya tergerak untuk mengambil dan membuka surat itu.

Hai,

Kau tahu? Kau sungguh menyebalkan! Tidak memberi kabar apapun, sejak saat itu. Aku marah padamu pabo!
Aku akan menghilang dari kehidupanmu selama 3 hari. Aku mohon, jangan cari aku dimana - dimana. Karena aku selalu ada dihatimu ♥
Emm lupakan perkataanku waktu itu!
Saranghae Jungkookie.

Kim Yerim

Bolehkan namja yang membaca surat ini berteriak senang?
Ia sudah hampir putus asa karena mendengar apa yang waktu itu gadisnya ucapkan.

Maafkan aku yang terlalu takut kehilanganmu. Dan aku tidak tahu apa jadinya aku jika kau tinggal selama itu pabo! Tapi aku akan selalu menunggumu! Nado saranghae Jeon Yerim.

Monolog namja itu, Jeon Jungkook dalam hati. Surat yang baru ia baca, langsung ia masukkan ke dalam tasnya. Kedua sahabatnya yang melihat itu pun tersenyum seakan mengerti apa yang terjadi. Mungkin mereka adalah peramal khusus kehidupan Jeon Jungkook (?)

vommentnya dong ♥






guilty  [ jungkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang