part 11

1.5K 131 2
                                    

*Joy POV

Setelah pulang sekolah aku pergi ke cafe favoritku untuk bertemu dengan seseorang. Dan ternyata orang itu sudah datang terlebih dahulu.

"Sungjae oppa!"

"Joy-ah? Kau sudah datang ternyata."

"Mian, kau menungguku lama?"

"Aniya. Aku barusan datang."

Ya. Orang itu adalah Sungjae oppa. Dia adalah kekasihku. Aku sudah berpacaran hampir 2 tahun dengannya.

"Kau mau bicara apa?"

"Eh.. Sebelumnya aku minta maaf, oppa."

"Kenapa?"

"Hubungan kita harus berhenti sampai sini.'

"Waeyo, Joy-ah?"

"Aku di jodohkan kedua orangtuaku dan aku.. Aku tidak bisa menolaknya, mianhae."

Aku menunduk dan menangis mengatakan yang sebenarnya terjadi. Dapat kulihat raut sedih di wajah Sungjae oppa.

"Baiklah. Kalau ini memang perintah orangtuamu aku bisa apa."

"Mianhae oppa."

"Gwaenchana Joy-ah."

Aku merasa tenang karena Sungjae oppa mau menerima semuanya.

"Emm.. Baiklah aku pergi dulu."

Pamit Sungjae Oppa dan pergi meninggalkanku sendirian di cafe.

"Hahaha... Dasar namja babo! Mau saja ku bohongi. Asalkan kau tau Sungjae oppa aku tidak pernah mencintaimu."

Aku tersenyum senang dan menyeka air mata palsuku. Aku merasa senang karena dengan begini aku bisa bebas mendekati Taeyong.

"Urusanku dengan Sungjae oppa selesai. Sekarang aku harus atur rencana agar Taeyong bisa menjadi milikku. Tunggu saja Lee Taeyong."

*Joy POV end

----

Tzuyu menghampiri Jungkook di parkiran sekolah. Tzuyu memberhentikan Jungkook yang hendak pergi.

"Yak! Minggir!"

"Jungkook-ah, antarkan aku ke toko buku ya?"

"Tidak bisa. Aku ada urusan, mian."

"Yasudah. Pergilah."

"Hey hey? Jangan marah, lain kali akan kuantar."

"Iya, sudah pergilah."

"Okee byee~"

Jungkook mengacak rambut Tzuyu dan melajukan sepedanya pergi. Sekarang dengan terpaksa Tzuyu harus ke toko buku sendiri.

"Baiklah, aku harus pergi sendiri."

----

*Taeyong POV

Aku pusing sekali memikirkan perjodohanku dengan Joy. Sebentar lagi ujian dan kelulusan. Otomatis setelah kelulusan aku akan melakukan pertunangan dengan Joy.

"Ya tuhan! Kenapa hidupku rumit sekali!!! Aaargh..."

Aku melempar kaleng minumku. Dan sekarang ini aku benar-benar kesal kepada Appa.

"Yak!"

Merasa ada seseorang memukulku dari belakang. Dasar! Aku sedang dalam mood tidak baik dan dia sekarang memukulku.

"Nugu!"

"Kau? Astaga kau lagi ternyata ajusshi!"

"Kau bilang apa ajusshi!?"

Tenyata orang yang memukulku adalah yeoja yang pernah aku temui waktu itu. Hish.. Melihat wajahnya membuat mood tambah buruk.

"Iya, soalnya wajahmu tua. Jadi kupanggil saja kau ajusshi hahaha."

"Kau...."

"Apa kau mau memukulku?"

Aku mengurungkan niatku untuk memukul yeoja babo ini. Bagaimanapun juga dia yeoja, meskipun kelakuannya seperti seorang namja.

"Kau kenapa?"

"Bukan urusanmu!"

"Hei ajusshi jangan berbohong, aku tahu kau tadi sedang emosi."

Aku tidak menggubris perkataan yeoja babo ini dan pergi meninggalkannya.

"Hei tunggu! Kau kenapa? Ada masalah? Butuh teman curhat? Ceritalah!"

"Tidak bisa kah kau diam!!!"

Teriakku membuatnya kaget, apa aku terlalu kasar padanya? Tapi kan dia sendiri yang mulai? Bagaimana ini?

"Eh? Ehem.. Mian. Aku tidak bermaksud membentakmu."

*Taeyong POV end

----

Taeyong dan Tzuyu sedang duduk di tepi Sungai Han sambil menikmati keindahan malam kota Seoul. Taeyong menceritakan masalahnya ke Tzuyu, mungkin itu bisa membuatnya membaik.

"Hm.. Hidupmu rumit ya."

"Ya bisa di bilang seperti itu."

"Kau yang kaya saja seperti itu bagaimana denganku."

"Maksudmu?"

"Dari kecil aku sudah tidak punya ayah, ayahku sudah meninggal. Jadi tinggal aku dan ibuku saja."

Taeyong merasa iba mendengar cerita dari Tzuyu. Ia tahu betapa sulitnya hidup Tzuyu.

"Kau harus beruntung masih punya ayah."

"Aku tidak menyukai ayahku."

"Hey jangan bicara begitu. Bagaimanapun juga dia ayahmu."

"Sudahlah tidak usah membahas dia."

Tzuyu mengangguk mengerti. Hening diantara mereka. Cukup lama, Taeyong pun memulai pembicaraan lagi.

"Ibumu bekerja apa?"

"Ibuku pelayan."

"Eh, maaf aku tidak tahu."

Tzuyu tersenyum menanggapi Taeyong.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Boleh. Apa?"

"Bagaimana bisa kau di terima di sekolah?"

"Aku mendapat beasiswa."

"Jinjja? Daebak! Kau hebat!"

"Hehe.. Aniyo. Ini aku lakukan karena aku tahu aku dari keluarga yang biasa² saja."

Taeyong mengangguk mengerti apa yang di ucapkan Tzuyu barusan.

"Oya, daritadi kita cerita tapi aku belum tahu namamu. Siapa namamu?"

"Aku Tzuyu. Kau?"

"Aku Lee Taeyong."

Jawab Taeyong sambil mengulurkan tangannya. Tzuyu pun membalas ulur tangan Taeyong. Mereka tersenyum dan saling pandang satu sama lain cukup lama.

'Tzuyu cantik juga jika dilihat langsung dari dekat.'

To Be Continue..

Kacau ya? Maafkan wkw
Typo bertebaran? Maafkan.

200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang