part 38

968 85 0
                                    

Tzuyu POV*

Hari ini aku mencoba untuk melamar kerja. Sudah 5 tempat aku datangi, tapi mereka semua sedang tidak membutuhkan orang untuk mereka suruh bekerja.

Malam ini, aku memutuskan untuk bertemu dengan Jungkook di tempat makan yang dulu sering kami datangi.

"Sudahlah, aku yakin kau akan dapat pekerjaan."

"Apa, di tempat kerjamu tidak ada lowongan kerja?"

"Tidak ada."

Mendengar jawaban Jungkook aku hanya menghela nafasku kasar dan kembali meminum teh hangat pesananku.

Tiba-tiba aku teringat masa kecilku dengan ayahku dahulu. Jujur, aku rindu dengan appa. Ingin sekali aku bertemu dengannya, tapi aku tahu kalau aku tidak bisa bertemu dengannya.

"Tzuyu-ya, kau kenapa?"

"Aniya... Aku hanya.. Rindu pada ayahku."

"Yakin?"

"Iya Jungkook-ah."

Karena hari sudah semakin malam, aku mengajak Jungkook untuk pulang. Karena rumahku tidak terlalu jauh, aku memutuskan untuk berjalan kaki.

20 menit berlalu, akhirnya kami sudah sampai di depan rumahku.

"Aku masuk dahulu."

"Baiklah."

Saat hendak masuk, aku melihat Taeyong oppa datang menghampiriku dan Jungkook. Aku mengurungkan niatku dan menghampirinya.

"Untuk apa kau kesini?"

"Kau tidak suka aku kesini?"

"B-bukan begitu.."

"Lalu?"

Aku hanya diam menunduk tidak berani menatap mata Taeyong oppa. Sebenarnya aku senang bertemu dengannya, tapi aku juga harus menjaga jarak dengannya.

"Sudah malam, aku masuk dulu."

"Tzuyu-ya?!"

Tanpa menggubrisnya, aku langsung masuk ke dalam, lalu pergi ke kamarku dan mengunci pintu kamarku rapat-rapat.

"Maafkan aku."

Tzuyu POV end*

-----

"Tzuyu-ya?!"

Panggil Taeyong dan hendak mengejar Tzuyu. Tapi dengan cepat Jungkook menahan langkah Taeyong.

"Biarkan dia menenangkan pikirannya dahulu."

"Tapi.. Aku ingin bicara dengannya."

"Aku tahu. Tapi.. Biarkan Tzuyu sendiri dulu, okay?"

"Baiklah."

"Hyung, lebih baik kau pulang saja. Hari sudah semakin malam."

Taeyong hanya mengangguk menyetujui saran Jungkook. Tanpa ia ketahui, Tzuyu memperhatikannya dari jendela kamarnya. Sebenarnya, Tzuyu tidak tega melihat Taeyong, tapi mau bagaimana lagi, ia harus melakukannya.

-----

Joy POV*

Daritadi aku sibuk mengurusi gedung untuk acara pertunanganku yang akan berlangsung 3 minggu lagi. Karena terlalu sibuk aku sampai lupa dengan sesuatu hal.

"Ahn ahjussi? Antarakan undangan ini."

"Baiklah."

Setelah memberikan undangan tersebut aku tersenyum puas dan berharap hari itu cepat tiba.

"Itu pasti sebuah hiburan tersendiri untukku."

Joy POV end*

-----

Taeyong POV*

Banyak sekali dokumen-dokumen yang harus ku selesaikan hari ini. Dan hari ini aku ada meeting bersama tuan Park, jujur aku ingin sekali pergi dari sini dan berlibur entah kemana untuk menenangkan pikiranku sejenak.

  Tok.. Tok.. Tok..

"Maaf tuan, Meeting-nya akan dilaksanakan 30 menit lagi."

"Baiklah. Eh, Lisa?"

"Ya, tuan?"

"Apakah tuan park sudah datang?"

"Belum tuan, memang ada apa?"

"Tidak apa. Lanjutkan saja tugasmu."

"Ah ne.."

Aku bangkit dari kursiku dan melihat keluar jendela, entah kenapa saat ini aku sangat rindu kepada Tzuyu dan ingin sekali aku bertemu dengannya. Tapi kurasa ini bukan saatnya untukku bertemu dengannya.

Taeyong POV end*

-----

"Aku pulangggg!!!!"

Teriak Tzuyu dari ambang pintu dan melepas sepatunya.

"Eomma?"

Panggil Tzuyu dan mencari ibunya di kamarnya, tapi nihil, ibunya tidak ada. Tatapan Tzuyu terhenti saat ia melihat sebuah undangan di atas meja makan.

"Apa ini?"

Tanyanya dan mengambil undangan tersebut.

"Taeyong oppa..... dan Joy?"

Seketika dada Tzuyu sesak saat membaca nama Taeyong dan Joy yang tertulis di undangan tersebut. Tzuyu menatap undangan tersebut dengan tatapan kosong dan seketika air matanya menetes.

   Krekkkk..

Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Tzuyu. Dengan cepat Tzuyu menyeka air matanya dan membalikkan badannya.

"Eomma, darimana?"

"Eomma tadi habis membeli beberapa bahan makanan."

Tzuyu hanya ber-oh ria menanggapi jawaban ibunya. Tzuyu mengambil kembali undangan itu dan menghampiri ibunya yang sibuk menata bahan makanan.

"Eomma? Siapa yang mengirim undangan ini?"

"Entahlah. Tadi ada seorang namja kesini dan mengantarkan ini."

Mendengar itu Tzuyu hanya mengangguk dan menatap undangan itu kembali. Melihat anaknya itu, Nyonya Chou menghampiri anaknya tersebut.

"Kau pasti sedih, melihat namja yang kau cintai bertunangan dengan yeoja lain."

"A-aniya eomma.."

Dusta Tzuyu. Sebenarnya Tzuyu sedih saat melihag undangan ini, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

  Melihat itu, Nyonya Chou memeluk anaknya dan mengelus punggung anaknya itu pelan.

"Jika hati seorang anak sedih, seorang ibu juga bisa merasakannya, meskipun anak itu tidak memberitahunya. Ibu tahu kau sedih, Tzuyu-ya."

"Eomma, aku ingin bisa bersama dengan namja yang kucintai."

Ucap Tzuyu lirih. Tzuyu mencoba untuk tidak menangis, tapi nihil, air matanya menetes begitu saja.

"Kau pasti bisa bersama dengan namja yang kau cintai, percaya pada eomma."

Hibur Nyonya Chou, Tzuyu hanya mengangguk di dalam dekapan Nyonya Chou.

'Aku berharap bisa mempunyai namja yang sepertimu, appa.'

To Be Continue....

Free comment yaaa❤

Terima kasih  sudah membaca💨

200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang