part 13

1.4K 129 0
                                    


Ujian kelulusan telah selesai, dan hari ini Taeyong berniat untuk mengajak Tzuyu jalan-jalan. Taeyong sedari tadi menunggu Tzuyu, hampir 1 jam ia menunggu dan yang tunggu pun datang.

"Taeyong oppa!"

"Kau darimana?"

"Mian, aku tadi membantu ibuku sebentar."

"Gwaenchana, ayo kita pergi."

"Kemana?"

"Ikut aku saja."

Jawab Taeyong dan menarik tangan Tzuyu. Tzuyu sedaritadi memperhatikan tangannya yang saat ini digandeng oleh Taeyong, tidak tahu kenapa tapi tiba-tiba jantungnya berdegup kencang saat Taeyong memegang tangannya.

'Omo, kenapa dengan jantungku? Apa aku mulai menyukainya?'

Tzuyu merasa senang saat Taeyong menggandeng tangannya, ia merasa nyaman saat berada di samping Taeyong. Tanpa sadar Tzuyu tersenyum ke arah Taeyong.

"Kau kenapa tersenyum?"

"Tidak. Taeyong oppa?"

"Eung?"

"Kita mau kemana?"

"Nanti kau tau."

Mereka berhenti di halte bis, dan menunggu bis yang akan mereka naiki. Sedaritadi Tzuyu bertanya-tanya sebenarnya Taeyong akan mengajaknya kemana. 15 menit berlalu. Mereka sudah sampai di tempat tujuan.

"Kau mengajakku kesini?"

"Iya, kau suka?"

"Tentu."

Ternyata, Taeyong mengajak Tzuyu ke Namsan Seoul Tower. Mereka berkeliling Namsan Tower, tanpa mereka sadari sedaritadi Taeyong terus menggandeng tangan Tzuyu. Tersirat raut wajah bahagia di muka mereka berdua.

"Taeyong oppa? Ayo naik kereta gantung?"

"Ayo!"

Taeyong membeli tiket dan mengantri untuk naik kereta gantung. Dan sekarang giliran mereka naik.

"Wahh.. Lihat pemandangannya bagus bukan?"

Tzuyu sangat menikmatinya, begitu juga dengan Taeyong. Taeyong memperhatikan Tzuyu yang tersenyum melihat pemandangan di bawah sana.

'Dia cantik. Sangat cantik malahan.'

"Kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Ah.. Aniya."

Jawab Taeyong dan membuatnya jadi salah tingkah. Setelah naik kereta gantung, Taeyong mengajak Tzuyu ke toko souvenir.

"Ah.. Kyeopta! Lihatlah boneka beruang ini, oppa."

"Kau suka?"

Tanya Taeyong, dan dijawab anggukan dari Tzuyu. Setelah melihat² beberapa boneka, Tzuyu berhenti di suatu tempat.

"Wae?"

"Ayo beli ini."

Tzuyu menunjuk ke rak yang menjual gembok. Biasanya orang² yang Namsan S Tower, tidak lupa untuk membeli gembok cinta.

"Ayo. Yang mana?"

"Yang ini."

"Baiklah."

Taeyong mengambil 2 gembok yang di pilih Tzuyu dan pergi ke kasir.

"Ini."

"Gomawo oppa."

"Kau mau tulis apa?"

"Namaku. Kalau kau?"

"Aku tulis namaku."

Mereka pun menulis nama mereka masing-masing, Taeyong selesai dahulu dan di ikuti Tzuyu. Mereka menggabungkan gembok mereka dan di tempelkan di pagar. Tidak lupa kuncinya mereka buang, dan mereka juga berharap sesuatu.

'Semoga aku bisa bersama denganmu Tzuyu'~ Taeyong.

'Harapanku, semoga cintaku terbalaskan ya tuhan.'~Tzuyu.

----

Hari sudah semakin larut, Taeyong mengajak Tzuyu untuk makan di cafe yang biasanya mereka kunjungi.

"Ini pesananmu."

"Gomawo, Taeyong oppa."

"Panggil saja aku Taeyong."

"Wae?"

"Agar terlihat akrab saja."

"Oke oppa.. Eh, Taeyong hehehe."

Mereka kembali fokus ke makanan mereka masing-masing. Tidak ada yang bicara sampai Taeyong memulai pembicaraan.

"Sebentar lagi aku lulus."

"Iya aku juga berfikir seperti itu."

"Aku akan merindukanmu, Tzuyu-ah."

"Huh? Maksudmu?"

"Tidak, lanjutkan saja makanmu."

"Baiklah."

-----

"Aku pulang!"

"Hey hyung? Kau darimana?"

"Aku abis..."

"Lee Taeyong! Darimana kau?!"

Belum selesai Taeyong menjawab pertanyaan Mark, ayahnya menghampirinya dan memotong pembicaraan Taeyong dan Mark.

"Aku habis main dengan temanku."

"Teman?"

"Ne appa."

"Kau sudah berani bohong padaku!?"

"M-maksud appa?"

"Siapa Tzuyu? Jawab!"

"Eh.... Eh..."

Taeyong sekarang bingung harus bilang apa kepada ayahnya. Sekarang ia benar-benar bingung, tahu darimana jika ia habis jalan-jalan dengan Tzuyu.

"Kenapa tidak menjawab? Tidak bisa menjawab?"

"Tzuyu teman sekelasku appa."

"Appa tanya ke kakakmu, bukan kau MarkLee!"

"Ne, joesonghamnida appa."

"Pergilah ke kamar dan belajarlah Mark!"

Perintah ayah Taeyong, Mark pun menuruti perintah ayahnya. Sekarang di ruang tamu hanya tinggal Taeyong dan ayahnya.

"Jauhi Tzuyu!"

"Waeyo appa?"

"Kau harus tahu! Kah sudah punya Joy, Lee Taeyong!"

"Aku tidak mau dengan Joy."

"Dasar kau!"

Tuan Lee hampir saja akan menampar Taeyong, tapi untung saja Nyonya Lee datang dan melerai perdebatan suaminya dan anaknya.

"Yeobo! Tenangkan dirimu."

Nyonya Lee merangkul suaminya itu untuk meredakan amarahnya. Tuan Lee yang emosi pun pergi meninggalkan istri dan anaknya.

"Ada apa ini Taeyong-ah?"

"Eomma, bisakah kau membantuku?"

"Membantu apa Taeyong-ah?"

"Tolong bilangkan ke appa, batalkan perjodohanku dengan Joy. Jebal eomma."

Ucap Taeyong memohon kepada ibunya dan bersujud ke ibunya.

"Maafkan eomma sayang, eomma tidak bisa. Kau tahu kan appamu seperti appa?"

"Eomma jebal!"

Sekali lagi Taeyong memohon ke ibunya. Nyonya Lee menangis tidak tega melihat anak sulungnya itu.

"Baiklah. Eomma akan bicara dengan appa-mu."

"Gamsahamnida eomma."

To Be Continue...

Maaf ya kalau ceritanya membosankan, hancur dan typo bertebar.

200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang