part 37

931 82 1
                                    


"Sudah lama kita tidak bertemu bukan?"

"Iya."

Jawab Sungjae singkat dan menundukkan wajahnya. Melihat sahabat lamanya itu, Tzuyu pun bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan Sungjae.

"Kau kenapa?"

"Aku barusan disakiti pacarku."

"Nuguya?"

"Namanya Joy, dia dijodohkan dengan namja bernama Lee.... Siapa ya, aku lupa."

"Lee Taeyong?"

"Yap, benar!"

Jawab Sungjae cepat. Tzuyy pun berfikir bahwa ternyata nasib mereka sama. Sama-sama tidak bisa bersama dengan orang yang mereka cintai. Melihat Tzuyu yang melamun, Sungjae pun mencoba untuk membuyarkan lamunannya.

"Tzuyu-ah!"

"Ah.. Ne?"

"Wae?"

"A-aniya."

Jawab Tzuyu dengan nada terbatah-batah. Sungjae yang ada di sebelahnya pun meraih tangan Tzuyu dan menggenggamnya.

"Tzuyu-ya? Apa kau baik-baik saja?"

"Tentu."

"Jika ada apa-apa ceritalah padaku."

Tzuyu mengangguk dan melepaskan genggaman Sungjae. Saat ini, suasana hati Tzuyu benar-benar tidak baik. Bagaimana tidak, yeoja yang dicintai oleh sahabatnya itu ternyata akan bertunangan dengan Taeyong, namja yang ia cintainya.

'Memang benar kata eomma, aku dan Taeyong oppa sulit untuk bersatu.'

-----

Tok.. Tok.. Tok..

Seorang yeoja membuka pintu ruangan Tuan Lee dan memberikan sebuah paket kepadanya. Yeoja itu adalah sekretaris Tuan Lee.

"Tuan, ada paket."

"Dari siapa?"

"Entahlah, saya juga tidak tahu."

"Letakkan saja disana."

Yeoja tersebut meletakkan paket tersebut di atas meja kerja Tuan Lee. Dan pamit untuk kembali bekerja. Tuan Lee terus saja memperhatikan paket tersebut. Seingatnya, tidak ada orang yang memberitahunya jika akan memberikan sebuah paket kepadanya.

"Pengirimnya saja tidak ada."

Karena penasaran, Tuan Lee akhirnya memutuskan untuk membuka paket tersebut. Saat dibuka, ternyata hanya ada sebuah foto dan perekam suara.

"Apa ini?"

-----

Karena sekarang hari minggu, Mark memutuskan untuk mengajak Koeun pergi berkencan dengannya. Karena lelah berkeliling, Mark memutuskan untuk beristirahat di taman sambil memakan makanan yang mereka beli tadi.

"Koeun-ah, kapan kau ke rumahku?"

"Ah? Untuk apa?"

"Bertemu ayah dan ibuku."

"Aku belum berani, Mark-ya."

"Sudah, tak apa, ayah dan ibuku setuju kok jika aku denganmu."

"Jeongmal?"

Tanya Koeun tak percaya, Mark hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi pertanyaan kekasihnya itu. Seketika hening diantara mereka berdua, sampai Koeun membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Mark, saat itu aku bertemu Joy unnie, aku melihat dia bersama pacarnya."

"Mwo?!"

"Iya. Terus keesokan harinya, ia menyuruhku untuk tidak memberitahu siapapun."

Koeun mencoba menceritakan semuanya yang terjadi. Mendengar itu, wajah Mark berubah menjadi kesal, ia hanya menghela nafasnya kasar dan terus mendengarkan cerita Koeun.

"Aku benar-benar tidak setuju jika dia dengan Taeyong hyung. Sepertinya ini saatnya, untuk aku memberitahu kepada ayah dan ibuku."

"Kau yakin?"

"Tentu. Sebelum semuanya terlambat."

Jawab Mark dengan mantap, Koeun yang ada disana meraih tangan Mark, menggenggamnya dengan erat dan mencoba menghiburnya.

"Aku akan membantumu."

-----

Joy POV*

Malam ini, appa mengajakku pergi ke rumah Taeyong. Agar terlihat cantik, aku dandan dan memakai gaun sebagus mungkin.

"Joy-ya? Apa kau sudah siap?"

"Sudah appa. Ayo kita berangkat."

*skip.

Joy POV end*

-----

Hari ini keluarga Lee mengadakan makan malam bersama dengan keluarga Park. Mereka sedang membicarakan tentang acara pertunangan yang akan diadakan bulan depan.

"Bagaimana, apa kalian suka?"

Tanya Nyonya Lee yang mendapat anggukan mantap dari Joy tapi tidak untuk Taeyong, ia hanya diam dan mengaduk-aduk makanannya malas. Melihat kakaknya itu, Mark hanya tersenyum kecut dan kembali memakan makanannya.

"Setelah selesai makan, kalian bisa ke taman untuk berbincang-bincang."

"Arrasseo ahjumma."

*skip

Sesuai dengan apa yang Nyonya Lee katakan tadi. Joy mengajak Taeyong ke taman depan untuk sekedar berbincang-bincang.

"Malam ini indah, bukan?"

Ujar Joy membuka percakapan diantara mereka. Yang di tanya pun hanya diam, Taeyong sedaritadi hanya diam dan menatap layar ponsel-nya terus tanpa menghiraukan ucapan Joy.

"Taeyong-ah? Taeyong-ah?!"

Panggil Joy dan mengambil ponsel Taeyong kasar.

"Kembalikan ponselku!"

"Tidak akan!"

"Kembalikan!"

"Tidak! Kau pasti memikirkan yeoja ini, kan?"

Tanya Joy sambil menunjukkan foto Tzuyu yang berada di handphone Taeyong.

"Kalau iya kenapa? Ada masalah denganmu?"

"Kau ini calonku, jadi lupakan dia!"

"Aku hanya mencintai Tzuyu, dan akan selalu mencintainya, bukan kau, mengerti?"

"Apa kau bercanda?"

"Untuk apa aku bercanda?"

Kali ini air mata Joy tidak bisa ia bendung lagi. Air matanya menetes membasahi pipinya. Joy benar-benar sedih karrna mendengar ucapan Taeyong barusan.

"Kau tidak akan bisa bersama dengan Tzuyu!"

"Kenapa begitu? Ku sarankan padamu, lebih baik kau bertunangan dengan pacarmu saja. Karena aku tidak mau bertunangan denganmu."

"Pacar? Maksudmu?"

"Kau kira aku bodoh? Aku tahu kau punya pacar bukan?"

"Apa Koeun yang menceritakan ini?"

"Oh.. Koeun tahu juga? Tapi masalahnya, aku tahu sendiri. Bukan dari orang lain."

Ujar Taeyong sambil tersenyum menang, tapi tidak untuk Joy, air matanya terus saja mengalir membasahi pipinya.

"Lebih baik kau mundur sebelum aku memberitahu ayah dan ibuku."

Taeyong yang hendak pergi, langsung di tahan tangannya oleh Joy.

"Taeyong-ah, cobalah cintai aku."

"Maaf tapi aku tidak bisa."

Jawab Taeyong singkat dan melepaskan tangan Joy. Setelah berkata seperti itu, Taeyong segera pergi meninggalkan Joy yang terus memanggil namanya.

"Aku akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hati Taeyong."

To Be Continue...

Free Comment💨

200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang