part 19

1.1K 103 0
                                    


"Aku pulang."

Tzuyu membuka pintu dan melepas sepatunya lalu menaruhnya di rak sepatu.

"Eomma? Aku pulang."

Yang dipanggil tidak menjawab. Tzuyu mencoba menyari di dapur, kamar tapi ia tidak menemukan keberadaan ibunya.

"Kemana eomma? Tas-nya tidak ada mungkin dia sedang pergi."

Tokk.. Tok.. Tok..

Tzuyu membukakan pintu tapi ia tidak melihat seseorang sama sekali.

"Siapa disana?"

Merasa tidak dijawab Tzuyu pun memutuskan untuk menutup pintunya. Saat hendak menutup pintu ia melihat sepucuk surat di lantai.

"Surat? Dari siapa?"

Karena penasaran Tzuyu membuka dan membaca surat tersebut.

'Aku akan mencari jalan keluar untukmu Tzuyu-ah.'

Membaca surat itu, Tzuyu hanya mengernyitkan dahinya tak mengerti. Dia mencoba mencari siapakah pengirim surat itu, tapi ia tidak menemukannya.

"Dari siapa ini?"

Tzuyu mengedarkan pandangannya mencari pengirim surat tersebut. Tapi jalanan sepi tidak ada orang sama sekali.

Drttt.. Drtt...

Tzuyu mengeluarkan handphone dari saku celananya. Dan ada satu pesan yang masuk.

Taeyong :

Tzuyu-ah? Ayo kita besok main?
19.30 kst

Tzuyu :

Mianhae oppa. Tapi besok aku ada kerja kelompok.
19.31 kst

Taeyong :

Gwaenchana😘
Kau sudah makan?
19.32 kst

Saat akan membalas pesan dari Taeyong, sekatika Tzuyu teringat dulu saat Joy memperingatkannya untuk menjauhi Taeyong.

"Mianhae oppa, tapi aku harus menjauhimu. Mianhae, saranghae."

----

Taeyong POV*

Hari ini aku bangun lebih awal karena ada rapat dikantor. Aku turun dan kulihat Appa, Eomma dan Mark sedang sarapan.

"Pagi."

"Eum.. Pagi sayang. Duduk dan sarapan."

"Tidak usah eomma, aku ada rapat pagi sekali."

"Taeyong-ah? Duduk dan isi perutmu sedikit. Rapat itu juga butub berfikir, jika kau tidak sarapan kau akan susah berfikir, mengerti?"

"Ne appa."

Kutarik kursi yang ada di sebelah eomma dan mulai mengambil sepotong roti dan kumakan pelan².

"Mark? Bentar lagi kau ujian bukan?"

"Ne appa."

"Kau sebentar lagi akan appa les-kan."

"Baik appa."

Kulihat Mark menunduk saat Appa berkata seperti itu. Aku kasihan melihat Mark yang dikekang oleh Appa, aku tahu itu untuk kebaikannya. Tapi anak seusia Mark itu juga butuh main bersama teman²nya, tapi aku salut dengan Mark yang sabar menghadapi sifat Appa yang seperti itu.

200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang