*Joy POVSetelah dari kantor Taeyong aku memutuskan untuk pergi ke kantor appa, untuk membicarakan pertunanganku dengan Taeyong.
"Appa?"
"Sayang? Tumben kau kesini?"
"Memangnya kenapa tidak boleh?"
"Siapa yang bilang begitu? Duduklah."
Aku duduk di sofa yang berada di ruangan appa dan menghela nafasku kasar.
"Hari ini panas sekali."
"Kau ada apa kesini, Joy-ya?"
"Appa? Apa kau menyayangiku?"
'Tentulah sayang. Kenapa kau bertanya seperti itu?"
Tanya Appa dan menatap ke arahku. Aku membenarkan posisi dudukku dan mulai berbicara tentang pertunanganku dengan Taeyong.
"Begini, apa aku boleh memajukan pertunanganku bulan depan?"
"Kenapa begitu?"
"Lebih cepat lebih bagus kan appa?"
Appa mulai memikirkan permintaanku, aku berharap ia menyetujuinya dengan begini aku bisa lebih cepat memiliki Taeyong dan menjauhkan Tzuyu dari hidup Taeyong secepatnya.
"Bagaimana appa?"
"Baiklah. Untuk anak appa, akan appa bicarakan dengan tuan Lee, okay?"
"Okay. Ya sudah aku pulang dahulu ya appa."
"Berhati-hatilah."
"Arrasseo."
*Joy POV end
----
"Tzuyu, antarkan kopi ini ke tuan Park ya? Perutku tiba-tiba sakit."
"Baiklah."
Dengan segera Tzuyu mengantarkan kopi tersebut kepada Tuan Park.
Brukk...
"Ah.. Panas!"
"Maafkan aku, aku tidak sengaja."
"Tzuyu?"
Merasa di panggil, Tzuyu menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya ia saat melihag orang yang sekarang sedang berdiri di depannya.
"Joy?"
"Kau punya mata atau tidak sih?"
Tzuyu yang dibentak hanya diam dan menunduk. Sekarang ini ia tidak tahu harus berbuat apa, karena bagaimanapun juga ini adalah salahnya.
"Maafkan aku , aku tidak sengaja. Sungguh."
"Bilang saja kau sengaja, yakan?"
"A-aniya.."
"Dasar pembohong!"
Bentak Joy lagi. Tzuyu yang disana hanya menggeleng.
"Aku sungguh minta maaf."
"Kau mau kumaafkan?"
Mendengar pertanyaan Joy barusan, Tzuyu mengangguk mantap dan menghapus air matanya tersebut.
"Tapi ada syaratnya."
"Apa? Katakan, aku pasti akan mengabulkannya untukmu."
"Sungguh?"
"Tentu."
Joy tersenyum menang dan melangkah menjauhi Tzuyu yang masih diam mematung.
"Tidak susah kok."
"Apa syaratnya? Katakanlah!"
Tanya Tzuyu sembari mendekati Joy yang masih memikirkan ide untuk Tzuyu. Seketika Joy tersenyum sinis dan membalikan badannya menatap Tzuyu.
"Syaratnya, jauhi Taeyong dan suruh Taeyong bersamaku. Gampang kan?"
Mendengar ucapan Joy itu, Tzuyu hanya memandang Joy tak percaya. Bagaimana tidak, Tzuyu mencintai Taeyong, dan sekarang ini ia harus merelakam orang yang ia cintai, pasti itu sangat menyakitkan. Tapi Tzuyu hanya orang miskin yang tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi mau tidak mau, ia harus merelakan Taeyong.
"Bagaimana?"
"Baiklah, aku akan mengikuti syaratmu."
"Bagus. Kalau begitu, kau ku maafkan."
Ucap Joy sembari tertawa senang dan mencolek dagu Tzuyu pelan. Dibalik kebahagiaan Joy itu, ada kesedihan Tzuyu, tapi hanya dengan cara itu saja, dia bisa dimaafkan oleh Joy.
"Ya sudah. Aku pulang terlebih dahulu."
Joy memutuskan untuk pergi tak lupa ia juga menabrak Tzuyu. Tzuyu membereskan tumpahan minum tadi. Setelah selesai membersihkannya, Tzuyu pergi ke gudang tempat favoritnya di kantor.
Disana tangisannya pun pecah. Airmatanya tak bisa lagi ia bendung. Sungguh berat bukan menjauhi orang yang kita sayang. Tapi bagaimanapun juga dia harus melakukannya dan menjauhi Taeyong.
"Maafkan aku Taeyong oppa. Tapi aku akan tetap mencintaimu."
To Be Continue....
Merasa hancurrrr😭😭
Comment+like❤
KAMU SEDANG MEMBACA
200 years • [ Taeyong - Tzuyu ]
FanfictionLee Taeyong (NCT) Chou Tzuyu (TWICE) Apa yang harus kita lakukan jika kita mencintai seseorang, tapi terhalang oleh status? create by : exo88_bbh ==== Start : 15 November 2016 Finish : 28 Maret 2017