Episode 2

525 9 0
                                    

"Purbasari tempelkan ke dua telapak tanganmu ke telapak tangan ayah!". Suruh sang ayah.

"Baik ayah!". Sahut Purbasari.

Purbasari pun menempelkan kedua telapak tangannya ke telapak tangan Ayahnya. Ada hawa sejuk yg mengalir dari telapak tangan itu,hawa itu mengalir ke setiap peredaran darah dan urat uratnya. Hawa itu membuat cakranya semakin kuat.

"Ayah baru saja mengaktifkan kekuatan alami nagamu, selanjutnya bersiaplah menerima pisau kuku naga. Kamu harus bertahan sebelum perpindahan senjata ini selesai! ". Kata sang ayah.

Seketika itu tangan kanan sang ayah memancarkan cahaya merah menyala dan dari tangan itu mengalir hawa yang panas sekali. Sedang tangan kirinya pancarkan cahaya putih berkilau dan dari tangan itu mengalir hawa yang dingin luar biasa. Hawa panas mengalir ke tangan kanan Purbasari dan hawa dingin ke tangan kirinya. Rasa panas dan dingin yang luar biasa membuat Purbasari menjerit karena tak tahan.

Purbasari tetap bertahan menahan rasa panas dan dingin yang luar biasa itu demi sepasang Pisau kuku naga yang diinginkanya. Rasa sakit tak sampai mengalahkan keinginannya untuk memiliki senjata sakti.

"Blass!"

Sepasang Pisau kuku naga akhirnya berpindah ke tangan Purbasari. Senjata itu sudah menyatu dengan tangannya namun tersembunyi di dalam tangan. Purbasari terjengkang ke belakang karena tubuhnya lemas sekali. Dia mengatur nafas dan mengerahkan tenaga dalam untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Setelah kondisi tubuhnya serasa sudah pulih,Purbasari perlahan bangkit dan membenarkan posisi duduknya menghadap sang ayah.

"Sekarang pisau kuku naga milik ayah sudah diwarisan kepadamu!". Kata sang ayah.

"Apa maksud ayah, kenapa aku tidak melihat Pisau itu!?". Jawab Purbasari yang dibuat heran.

Sang ayah yang tampan ini tersenyum Seraya mendekati Purbasari dan memegang kedua pundak putrinya itu,lalu berkata.

"Putriku,pisau itu sudah ada di kedua belah tanganmu dan sudah menyatu dengan tanganmu. Bisa kamu munculkan kapan saja. kamu sudah seperti bangsa naga lainya yaitu memiliki kuku yang tajam dan sakti. Cobalah munculkan dengan perasaanmu!"

Purbasari dengan penuh keyakinan mencoba memunculkan Pisau kuku naga. Maka munculah kuku itu keluar dari sela jari tengah dan jari telunjuk seperti sepasang kuku Pancanaka dan kuku pancabaka milik Bima tokoh Pandawa. Purbasari begitu girang dibuatnya,dia menatap kedua kukunya yg mengkilat tajam itu dengan penuh takjub.

"Nah putriku,Pisau kuku naga sudah berada di tanganmu bahkan kamu sudah menjadi setengah naga. Apakah kamu juga ingin melihat wujud nagaku!". Kata sang ayah

"Iya tentu saja ayah,aku sangat ingin melihatnya!". Tandas Purbasari.

"Baik akan ayah perlihatkan,nah saksikanlah!"

Sang ayah duduk bersila bermeditasi melakukan Triwikrama(pengubahan diri menjadi raksasa dan sebagainya). Perlahan-lahan tubuh sang ayah yang masih tetap dalam posisi semedi itu melayang ke udara. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya biru menyilaukan,secara perlahan-lahan wjudnya berubah menjadi sosok ular bertanduk bersisik biru juga bersayap dengan gigi tajam. Naga jelmaan sang ayah ini terus membesar dan membesar hingga berukuran mengerikan. Kepalanya saja sebesar bukit apalagi besar dan panjang badanya.

"Apakah... Seperti... I...ni sosok... Ayah...! ". Kata Purbasari terbata-bata.

Wajah cantik Purbasari menjadi pucat pasi tubuhnya menggigil ia takjub namun juga takut. Sampai akhirnya Purbasari jatuh pingsan karena tidak kuat melihat wujud naga yang luar biasa mengerikan.
Menyadari Putrinya pingsan karena tidak kuat melihat sosoknya yang mengerikan,naga jelmaan itu mengecil kembali dan menjelma kembali ke wujud manusia lalu menukik turun dari udara menghampiri Purbadari yang pingsan.

Darah NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang