Episode 9

278 11 0
                                    

Di sebuah kedai makan, Purbasasari tengah menyantap makanan dengan lahapnya. Satu meja bersama beberapa orang lelaki Cina yang merupakan para anak buah saudagar yang telah diselamatkanya dari para perampok. Para lelaki itu terpaku melihat Purbasari yang makan begitu rakusnya. Mereka sampai bengong melongo dan mengabaikan makanan masing-masing saking saking terpaku pada Purbasari yang rakus.

"Anak ini cantik-cantik kok makanya rakus. Badanya tidak gemuk tapi makanya banyak benar! ". Bisik salah seorang lelaki kepada kawanya.

" Mungkin saking laparnya, setelah menghabiskan tenaga menghadapi para perampok! ". Jawab kawanya.

" Lho kenapa paman-paman ini malah mengabaikan makanan kalian,sambil menatapku seperti itu. Ayo turut makan juga dong. Aku jadi malu makan sendiri! ". Kata Purbasari.

" Ohoho... tidak apa-apa nak, kami juga akan turut makan kok!. Kamu makanlah yang banyak jangan sungkan-sungkan. Kemenanganmu perlu dirayakan dengan makan sepuasnya, bukan begitu?! ".

" Iya itu memang benar, tapi kalian juga ikut makan dong. Jangan cuma menatapku saja. Kalau tidak kupukul kalian semua nanti! ". Kata Purbasari yang mengedarkan pandangan sambil menepuk-nepuk kepalan tinjunya.

" Ba... Baik... Baiklah nak! ". Jawab para lelaki itu serempak karena takut.
Purbasasari dan para lelaki Cina itu kembali melanjutkan makan bersama dengan tenang. Tapi ketenangan mereka terganggu oleh adanya gempa bumi dan suara-suara tertawa yang keras dan menggelegar. Di luar kedai tampak orang-orang berlarian, beberapa orang memukul-mukul keuntongan sambil berteriak-teriak.

"Pasukan Asura datang...! ".

" Pasukan Asura datang...! ".

Purbasasari segera bergegas ke luar kedai untuk memastikan apakah benar-benar sedang terjadi serangan pasukan Asura. Ketika orang-orang berlarian menghindari bahaya yang datang. Purbasari malah berlari ke arah yang berlawanan, dengan berani mendatangi sumber bahaya itu. Sampai Ia melihat pemandangan yang mengerikan dimana pasukan Asura telah memasuki pemukiman. Memburu manusia, merampas ternak dan melakukan pengrusakan.

"Hai adik cepatlah lari, sebelum Asura-Asura itu menangkapmu! ". Teriak seorang anak lelaki ketika berpapasan dengan Purbasari.

" Aku tidak akan lari, aku akan mencoba melawan mereka! ". Jawab Purbasari mantap.

" Apakah kau serius adik,sebaiknya jangan bercanda?! ".

" Aku tidak bercanda, sebab aku keturunan Naga!!! ".

" Keturunan Naga?! ".

Purbasasari dengan penuh keberanian nekat menghalau para Asura seorang diri. Jiwa heroik dan ksatria yang tertanam kuat di dalam jiwanya menuntutnya untuk bertindak demi menyelamatkan banyak orang. Meskipun jelas ini merupakan suatu keberanian yang tanpa perhitungan. Sebab jumlah Asura yang akan dihadapinya ada puluhan. Sedangkan Asura sendiri adalah jenis manusia purba yang mempunyai ukuran tubuh besar dan kekuatan fisik yang luar biasa. Sehingga Satu saja sulit untuk dikalahkan. Tapi seperti kita ketahui Purbasari sendiri adalah anak setengah Naga. Sehingga cukup mungkin untuk mampu melawan mereka.

Purbasasari langsung mengeluarkan sepasang Pisau Kuku Naganya. Lalu menyilangkan kedua tangan di depan dada. Cakra dibuka dan jurus Naga Agni dikerahkan. Kekuatan Naga Agni dialirkan ke Pisau Kuku Naga yang membuat pisau seketika dikobari api yang sangat panas.

"Ciaaa...! ".

Purbasasari melesat tinggi ke udara, bersalto dan menukik menerjang salah satu Asura. Ia menebas leher Asura itu dengan Pisau Kuku Naga yang menyebabkan leher Asura tercabik. Seketika Asura ini roboh dengan leher tercabik. Luka bekas cabikan mengepulkan asap lalu seketika terbakar api yang dengan cepat menjalar ke seluruh tubuhnya. Hingga Asura itu hangus terbakar. Benar-benar jurus yang mengerikan!.

Purbasasari berjibaku seorang diri menghadapi puluhan Asura yang kini menyerbunya. Ia bertarung dengan penuh keberanian dan penuh rasa percaya diri. Ilmu beladirinya yang hebat dan jurus Naga Agni yang mematikan benar-benar membuat para Asura kalang kabut. Satu per satu Asura terbunuh oleh dahsyatnya cabikan Pisau Kuku Naga yang dialiri kekuatan Naga Agni. Pertarungan Purbasari disaksikan oleh banyak orang dari jarak jauh. Semua berdecak kagum pada kehebatan Purbasari.

"Anak itu benar-benar hebat, dia pasti bukan manusia biasa! ". Kata seorang lelaki.

"Aku rasa juga begitu, sebab mana mungkin anak seusia itu memiliki ilmu beladiri dan Kesaktian sehebat itu. Sampai mampu melawan para Asura seorang diri ! ". Timpal temannya.

" Semoga saja, anak itu mampu mengalahkan semua Asura! ". Ujar lelaki itu.

Sementara Purbasari bertarung mati-matian. Beberapa kali pukulan gada besar Asura nyaris menghantamnya. Kalau Purbasari kurang tangkas pasti sudah terkena hantam. Tapi gerak-gerik Purbasari benar-benar lincah dan sulit dibaca oleh para Asura. Sehingga Purbasari mampu melakukan serangan dengan leluasa. Sepak terjangnya benar-benar membahayakan lawan-lawanya.

Tapi sepak terjang Purbasari rupanya harus berakhir. Ketika tanpa terduga punggungnya dihantam pukulan gada pemimpin Asura. Hingga menyebabkan tubuh Purbasari terpental melambung tinggi ke udara saking keras dan kuatnya pukulan itu. Tubuh Purbasari yang kecil itu terlontarkan sampai sejauh satu pal. Sehingga tidak diketahui entah bagaimana nasibnya!.

Kekalahan Purbasari menimbulkan kepanikan pada orang-orang yang tadinya menaruh harapan besar pada kemenangan Purbasari. Orang-orang yang tadinya menonton pertarungan dengan penuh harap, kini harus berlarian menyelamatkan diri. Karena para Asura yang buas kembali memburu mereka.

Darah NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang