Episode 17

213 4 0
                                    

* * *

Purbasari berada di sebuah dunia yang benar-benar asing. Di dunia itu Purbasari berada di tengah peperangan dahsyat mahkluk-mahkluk Naga yang mengerikan. Peperangan terjadi di udara, darat dan lautan. Di peperangan itu Purbasari melihat Naga Taksaka, jelmaan Ayahnya sedang bertarung sengit dengan sosok Naga berkepala sembilan yang mengerikan. Kedua Naga saling serang dan hantam.

Purbasari merasa bangga melihat kehebatan Naga Taksaka yang mampu membuat Naga berkepala sembilan terdesak, walaupun ukuran Naga berkepala sembilan jauh lebih besar dari Naga Taksaka. Bahkan cakaran kuku Naga Taksaka berhasil menebas putus tujuh kepala dari Naga berkepala sembilan. Naga itu meraung dengan suara raunganya yang mengerikan. Jauh lebih mengerikan dari hewan buas apapun di Bumi.

"Aaaaargh! "

Namun Naga berkepala sembilan ternyata memiliki kesaktian luar biasa yang membuat kepalanya yang terputus tersambung kembali. Naga itu juga memperlihatkan kesaktianya yang lain. Dari masing-masing kesembilan kepalanya keluar senjata yang berbeda. Senjata -senjata itu melesatan menerjang Naga Taksaka yang sedang terbang di udara.

"Blas! "

"Blas! "

"Blas!"

Semua senjata itu bersarang di tubuh Naga Taksaka. Bahkan sayap kanan Sang Naga tertebas putus oleh salah satu senjata yang berbentuk pisau bulan sabit. Sehingga Sang Naga kehilangan keseimbangannya di udara yang menyebabkan tubuhnya meluncur jatuh dan terhempas di pendaratan "Brukk! " sehingga terjadi goncangan seperti gempa.

"Ayaaah...! "

Purbasari berlari ke arah Naga Taksaka yang terluka itu. Namun ketika Purbasari akan menyentuh Sang Naga ternyata sosoknya hampa. Naga Taksaka hanya bayangan yang tidak dapat disentuh dan diraba. Purbasari terheran-heran.

"Ayah ada apa dengan semua ini? ". Kata Purbasari.

Sosok Naga Taksaka bayangan itu kemudian melebur menjadi kerlap-kerlip cahaya yang berkilauan seperti sekumpulan kunang-kunang berwarna-warni. Kerlap-kerlip cahaya itu kemudian membentuk sosok tubuh manusia. Menjelmalah sosok Arya Taksaka, Ayah Purbasari. Sosok itu diliputi cahaya putih kemilau.

"Ayah, benarkah engkau benar-benar Ayahku?!". Kata Purbasari.

"Iya putriku, ini Ayah! "

Purbasari lantas memeluk erat Ayahnya dengan erat enggan untuk melepaskanya.

"Ayah berjanjilah untuk tidak meninggalkanku, aku ingin selalu bersama Ayah! ". Kata Purbasari.

"Tentu putriku, Ayah tidak akan pernah meninggalkanmu karena Ayah akan selalu hadir di dalam mimpi -mimpimu! ". Jawab Arya Taksaka.

"Apa maksud Ayah, bukankah Ayah ini sosok yang nyata dapat disentuh dan kupeluk seperti ini! ". Kata Purbasari yang terheran.

"Di dunia mimpi ini Ayah memang hadir secara nyata! "

"Ayah jangan mempermainkan aku! "

Purbasari masih belum sadar yang dialaminya adalah mimpi. Ia masih menganggapnya nyata karena ketidak siapanya untuk kehilangan orang yang teramat dicintainya sehingga membuat mimpinya tampak begitu nyata. Tapi yang Dialami Purbasari kali ini bukan ilusi mimpi biasa namun roh Sang Ayah yang benar-benar hadir menjumpainya di alam mimpi.

"Ayah telah gagal mengalahkan Naga Permoda bahkan telah terbunuh olehnya, seperti yang engkau lihat tadi. Ayah sekarang hanyalah roh yang hanya bisa menemuimu di dunia mimpi. Untuk itu kaulah yang harus melawan Naga Permoda dan bala tentaranya. Invasi para Naga ke Arcapada dan planet-planet lain akan mengganggu keharmonisan kehidupan alam semesta. Menumpas para Naga jahat sekarang menjadi tanggung jawabmu sebagai keturunanku, Putriku! "

Darah NagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang