Kisah heroik, tentang perjuangan seorang gadis manusia setengah Naga bernama Purbasari ayu wangi,yang menggantikan ayahnya dalam berjuang menghadapi para naga jahat dari planet Vatala yang datang menginvasi Bumi.
Berlatar kerajaan-kerajaan Nusantara...
Purbasari mengingat kembali peristiwa terakhir yang dialaminya, ketika ia bertarung seorang diri menghadapi para asura yang menyerang desa persinggahanya. Purbasari bertarung mati-matian sampai akhirnya kena hantaman pukulan gada asura yang membuatnya terpental melambung tinggi ke udara. Purbasari tidak ingat apa-apa lagi dan saat terbangun telah berada di tempat tabib Wai Xing sekarang.
"Aku masih ingat kejadian terakhir, waktu itu aku bertarung seorang diri menghadapi para asura sampai akhirnya aku dihantam oleh pukulan gada Ashura yang membuatku tak sadarkan diri!" kata Purbasari di akhir ceritanya
"Ashura itu bukankah manusia buas berukuran raksasa, bagaimana mungkin kamu mampu melawan para Ashura seorang diri. Adik kecil kamu jangan mengada-ada jika bercerita!? " kata Pay Yin seraya mengerutkan dahinya
"Aku sungguh tidak mengada-ada Kak, aku benar-benar menceritakan yang sebenarnya kualami! " Kata Purbasari
"Adik manis, seorang Ashura saja tenaganya sama dengan tujuh ekor gajah jadi mana mungkin kamu mampu melawan Ashura lebih dari satu seorang diri. Kamu sama Kak Wai Xing saja kalah tadi! " Pay Yin tersenyum mengejek
"Ya sudah deh, terserah Kakak mau percaya atau tidak. Tapi asal Kakak tahu ya, aku ini manusia setengah na... "
"...Naga, ya kamu manusia setengah naga !"
Purbasari tidak sempat meneruskan kata-katanya karena Wai Xing memotong kata-katanya
"Nah lho, Kak Wai Xing juga tahu! tapi kenapa bisa tahu?"
"Karena jika kamu manusia biasa pasti tubuhmu sudah hancur lebur saat dihantam gada Ashura. Saat aku merawat luka-luka di tubuhmu, aku melihat sisik-sisik biru di beberapa bagian tubuhmu!" terang Wai Xing
"Apa! Jadi Kakak sengaja melihat -lihat tubuhku saat aku tidak sadarkan diri. Kakak benar-benar jahat, aku akan kasih pelajaran! " Teriak Purbasari penuh dengan kemarahan
"Ups, celaka aku! tunggu... Tunggu dulu... Adik!, kau jangan marah. Karena yang kakak lakukan semata-mata untuk mengobati luka-luka pada tubuhmu dan tidak ada maksud lain!" sergah Wai Xing dengan panik
"Dasar laki-laki mata jahat, terima ini! Hyaaaaat...! "
Purbasari menerjang dan lancarkan pukulan bertenaga dalam. Wai Xing cepat berkelit ke kiri menghindari pukulan mematikan Purbasari kemudian melarikan diri
"Kakak jahat tidak akan pernah bisa lolos dariku! " teriak Purbasari yang segera berlari mengejar
Purbasari dan Wai Xing saling berkejar-kejaran seperti sedang bermain kucing-kucingan. Pay Yin tertawa melihat tingkah keduanya
"Adik, aku akan membantumu menangkap Kak Wai Xing! "
Pay Yin segera turut serta mengejar Wai Xing membuat pemuda itu semakin lari kalang kabut. Mereka berkejar-kejaran mengitari desa. Wai Xing yang tahu benar seluk beluk desa dapat melarikan diri dengan mudah dan bersembunyi dari kejaran. Sedang Purbasari yang asing merasa kebingungan.
"adik, kakak tahu ke mana larinya Kak Wai Xing ayo ikuti saja kakak! " kata Pay Yin sambil tersenyum.
Sementara itu Wai Xing dengan nafas terenggah-enggah menemui saudagar When yang sedang duduk bersantai sambil minum wedang jahe di beranda rumahnya. Saudagar When dengan ramah mengajak Wai Xing untuk duduk minum teh bersamanya.
"Mari keponakanku, duduklah bersamaku. Menjelang sore hari seperti ini udara terasa begitu dingin sebaiknya kita minum wedang jahe bersama agar tubuh kita terasa hangat!"
"Dengan senang hati, paman! " jawab Wai Xing.
"Kenapa kau terenggah-enggah begitu keponakanku?" tanya saudagar When.
"Pay Yin dan gadis kecil itu mengejarku! " jawab Wai Xing.
"Hahaha...! Kau masih saja bermain kejar -kejaran dengan putriku. Oh ya bagaimana gadis kecil yang kutemukan terluka di hutan itu. Apakah luka-lukanya telah kau sembuhkan?! "
"gadis kecil itu telah sembuh dan sekarang dialah yang sedang mengejarku! "
"Kak Wai Xing, akhirnya kami menemukanmu! " teriak seorang gadis yang ternyata adalah Pay Yin
Purbasari dan Pay Yin telah menemukan Wai Xing hingga pemuda itu merasa ketakutan hingga bersembunyi di belakang saudagar When. Saudagar When tersenyum ketika Purbasari dan putrinya datang menghampiri.
"Nah adik, inilah ayahku yang telah membawamu ke desa ini!" Kata Pay Yin kepada Purbasari.
"Sampurasun Paman! " Kata Purbasari sambil merangkapkan kedua belah telapak tangan di depan wajah sebagai tanda penghormatan kepada orang yang tua
"Rasmpes! " Jawab Saudagar When sambil merangkapkan kedua belah telapak tangan di depan dagu sebagai tanda penghormatan kepada yang muda
Saudagar When yang sudah lama berinteraksi dengan orang -orang Sunda sudah banyak tahu mengenai bahasa, adat dan tatakrama orang Sunda.
"Duduklah anak manis, Paman ingin mengobrol denganmu sebentar! " Kata Saudagar When yang mempersilahkan Purbasari untuk duduk.
Purbasaripun duduk di hadapan Saudagar, Wai Xing yang bersembunyi di belakang Saudagar segera menghampiri Purbasari dan meminta damai.
"Adik sebaiknya kita berdamai, Kakak tidak bermaksud melihat-lihat tubuhmu. Lagipula kamu belum dewasa sehingga kamupun sebenarnya pasti tidak mengerti maksud dari kejahatan seorang laki-laki melihat -lihat tubuh wanita!"
"Ya aku memang tidak mengerti hal itu. Tapi Ayahku bilang tidak boleh ada laki-laki lain selain Ayah yang boleh melihatku tidak berpakaian. Jika ada maka dia orang jahat! " Jawab Purbasari masih bersikukuh.
"Ya sudah deh, Kakak minta maaf atas kelancangan Kakak kepadamu! " Kata Wai Xing sambil merangkapkan kedua belah telapak tangan.
"Ya sudah aku maafkan tapi awas jangan sekali-kali lagi! " Jawab Purbasari
Jawaban itu membuat Wai Xing lega, sementara Saudagar When dan Pay Yin tersenyum-senyum menahan tawa karena lucu melihat seorang Tabib dan pendekar tangguh seperti Wai Xing sampai memohon permintaan maaf dari seorang seorang gadis kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.