27. März 2014

46 7 0
                                        

"Finnian!!!!!!!! Kemari!!!!!!!!!"

"Tapi bu-"

"Finnian!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"Iya........"

Bocah 13 tahun itu segera berdiri dan meninggalkan PS4nya, berlari kecil menuju dapur.

"Apa sih, bu?"

"Ini, tolong belikan sekotak susu vanilla untuk besok. Kamu tidak ingin sandwich tanpa susu, kan?"

"Humph! Kenapa ibu tidak beli sendiri?"

"Kamu mau sandwich isi sekedar selada dan saus tomat?"

"Iya, iya!!!!!!!!!"

Finn melangkahkan kakinya keluar dan memeriksa jalan raya.

"Huah........ Mataharinya terik, lagi!!!!!! Ngeselin, ah!!!!!!!!!!!"

Namun, Finn tetap melangkahkan kakinya keluar, berjalan menuju Bee-Mart, minimarket terdekat dari Jalan Breekle, yakni di Jalan Taffle. Yah, 3 blok sih......... Namun, 3 blok itu tidak terasa karena ia menggunakan sebuah sepeda seraya bermain game(jangan ditiru). Setelah membeli sekotak susu Hühnchenmilch(Chicken Milk) rasa Vanilla, ia kembali ke rumahnya. Permainannya bertambah seru, maka itu ia semakin fokus pada PSPnya. Tanpa ia sadari, ia melewati jalan raya menuju rumahnya pada lampu kuning. Sebuah truk yang tengah membawa excavator melaju dengan cepat ke arahnya. Finn membelalakkan matanya, mengalihkan pandangan dari Boss Of Bosses di game.

"Lord....."

Truk itu telah menabraknya sesaat sebelum ia mengayuh sepeda untuk kabur. Sang supir truk turun dari mobilnya dan berteriak meminta tolong. Seorang pria tinggi terlihat menghampiri bocah itu dan memanggil ambulans. PSP putih itu kini berlumuran darah sedikit bersama sebuah sepeda biru-hitam bercorak ular hijau racun. Pada PSP sendiri, sang heroine terjatuh, pedangnya berjarak 25cm dari tangannya dan kudanya terpental 1meter darinya. Sama dengan PSP yang berjarak 25cm dari tangan Finn dan sepeda yang terseret 1meter. Layar PSP menggelap dan di situ muncul pertanyaan Replay Or New Game?. Sang pria mengambil PSP itu dan menekan tombol New Game. Sosok heroine muncul lagi, namun perlahan layar dipenuhi kumpulan semut hitam yang tengah menari dan memusingkan visi. Mendadak sebuah kertas penuh darah tertempel di layar. Goodluck, Finnian13, tulis pesan itu dengan spidol hitam. Bau spidol menyeruak entah dari mana bersama bau busuk dari mayat yang telah dibiarkan selama seminggu tanpa perawatan. Tawa melengking yang menyeramkan terdengar dari PSP itu bersama dengan layar yang terkena percikan darah merah. Wajah menyeramkan seorang wanita muncul di layar yang spontan membuat sang pria membanting PSP itu. Ia menginjak-injaknya seperti orang gila, lalu melemparnya ke tempat sampah. Ambulans akhirnya datang dan segera membawa Finn. Kata mereka, Finn masih hidup. Itu membuat sang pria bersyukur anaknya baik-baik saja. Namun, kenyataan pahit kembali menerkam. Setelah diperiksa oleh dokter dan diistirahatkan, Gregorian Grifleglance dan Carnian Grifleglance harus menerima bahwa anak semata wayang mereka, Finnian Grifleglance, dinyatakan koma. Carnian menangis terisak di pelukan suaminya sementara Greg menanyakan perihal waktu anaknya akan sadar. Dokter sendiri masih melirik langit untuk mengetahuinya.

Jauh dari Rumah Sakit Catalyshm, di sebuah tempat sampah, pada sebuah PSP putih berlumuran darah, di tengah-tengah maraknya semut hitam yang menggila, terdapat tulisan berwarna biru terang, Its me, Finn. I am trapped.

Totally ComaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang