Ⅲ:〘Kristall Couperwilth〙

42 5 0
                                        

FINNIAN BRENGSEK!!!!!!!!!!! Aku menatap kesal ke arah hutan yang diketahui menyimpan cukup banyak pasukan jamur apa itu tadi. Pokoknya, Zelle Pilz. Glü apa tadi aku lupa. Biar aja cuma bocah es itu yang inget!!!!!! Mentang-mentang tampan, jadi sok ganteng, deh!!!!!!!!! Iya, rambutnya putih kebiruan agak gondrong menurutku, hidungnya tidak pesek, matanya biru seperti es, tajam, dan menawan, lalu ia tinggi, ototnya mayan(jangan salah, dia anak basket, jadi sering mamerin otot), pinter tingkat dewa, multi-talenta, dan dingin-dingin enak kayak es krim, aku masih tidak menyukainya. Nyatanya, kini aku satu tim dengannya karena partnernya, Meyrshka, terkena kecelakaan dalam jalan menuju sekolah. Naganya ditembaki entah siapa dan jatuh. Karena itu, kini ia dan naganya dirawat di rumah sakit. Mendadak, tangan Halvarov menghadangku dan mengingat posturnya tinggi, bukannya perut, ia malah menghadang tepat pada areaku. Aku menginjak kakinya disertai sedikit setruman ala legend, sehingga setruman itu tepat mengenai sarafnya. Kalau aku naikkan satu volt lagi, maka kakinya akan lumpuh selamanya, selain kalau dia bisa menemukan burung berekor keping es karena itulah elemennya. Halvarov sempat melirikku galak, lalu menunjuk sesuatu.

"Kamu pikir itu siapa, nona?"

Aku menoleh pada cowok sialan yang mendadak defensif padaku. Aku mengikuti arahnya menunjuk, sosok yang membuatku diejek Rubin kemarin. Aku berlari ke arahnya dan menarik rompi cokelatnya, lalu menamparnya.

"KENAPA KAU TIDAK SEKOLAH DAN MENEMANIKU???!!!!!!!!! AKU MALAS DENGAN BOCAH ES SOK GANTENG DAN SOK BAIK ITU!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Finn menjatuhkan sebuah senjata saking kagetnya. Ia mengangkat pandangan dan mendapati akulah yang menamparnya barusan.

"Aku harus menghidupi 4 mulut, ok? Aku sendiri, Hase, Nacht, dan Hirsch. Aku tidak bisa sering-sering sekolah. Maaf kalau menyusahkanmu."

"Orangtuamu mana?"

"Mereka ada di dunia lain, dunia asalku. Aku terpisah. Terpaksa aku cari kerja dan mengorbankan waktu untuk menimba ilmu. Sekali lagi, aku minta maaf. Silahkan bersama Halvarov, kalian terlihat lebih serasi....."

"A-aku butuh kekuatanmu."

"Kekuatan apa? Aku tak punya sihir. Lagipula, aku ada tugas."

"Tugas apa?"

"Meneliti Glühende Zelle Pilz."

"Sama sama sekolah, dong!!!!! Sama-sama, yuk??????!!," tawarku diikuti pelukan pada tangan Finn.

"Kamu ngapain nempel-nempel?"

Nempel? Menyadari kejanggalan perilaku, tanpa sengaja aku menendang kepala Finn seraya menjerit kaget. Finn sendiri mengusap kepalanya setelah terduduk dengan wajah memerah.

"Kamu sama Halvarov aja. Kasian."

"Sudahlah, Kris. Kamu nyusahin semua orang, bahkan unbekannt itu. Biarkan dia mengurus pekerja-"

"AKU MALAS DEKAT-DEKAT DENGANMU!!!!!!!!!!!!"

"NGAJAK PERANG????!!!!!!!!!!!"

"Ka-kalian jangan berisik. Kalo ada naga liar lewat bagaimana? Sudah, sudah....... Aku mengikuti kalian, deh........"

"Memangnya boleh?" tanya Halvarov sengit.

"Aku tanya dulu ke Grin-maksudku Mr. Grinderwalt. Permisi."

Aku dan Halvarov saling bertatapan bingung. Tak berapa lama kemudian, Finn kembali dan mengangguk.

"Diperbolehkan."

"Kenapa kau mengontak Mr. Grinderwalt, bukannya Mr. Avvortment?"

"Biar lebih sip, hehe. Ayo, yang mau nilainya bagus mana?"

Totally ComaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang