ⅪⅤ: 〘Author〙

12 1 0
                                    

Pagi yang cerah menyambut. Setelah bertanya pada babysitter ganteng mereka, akhirnya mereka tahu satu hal. Harusnya Alva sekolah. Segera saja Nacht mengantarkan mereka. Kalo Finn, palingan aman karena dia satu-satunya aset Unbekannt di sekolah. Aset yang dianggap punah. Kekuatan melebihi legend, gitu lho. Nah, kalo Alva, dia cuma termasuk murid cerdas doang. Kenyataan dia pangeran tidak akan berlaku selain di Glaices. Kristall aja gak dapet.

"Ibu!!!!! Maaf saya telat!!!!!!!!!!!!"

Guru ilmu sihir itu menghela napas dan mendatangi bocah berambut es itu.

"Kamu punya alasan?"

"Temen saya lama, bu."

"Temen kamu yang mana?"

"Heh. Sini. Lu yang kelamaan nih."

Seorang penyihir muda yang tingginya tidak terlalu berbeda dengan Alva memunculkan kepalanya dari balik pintu dengan polos.

"Hmm? Kamu…—"

"Auden Caveras, pangeran kedua dari kerajaan Steerotal. Salam kenal, Bu Lilac."

"Kamu…… kenapa ada di Grarthiland?"

"Saya baru ngembaliin Alva dari penculikan kemaren yang saya sendiri pelakunya."

"P-penculikan?!!!!!!!"

"Iya. Tapi yah sekarang dia ada di sini, jadi biarin dia masuk ya, bu?"

"Kamu?"

"Saya kan bukan murid di Grand Academia. Gak bisa ikut, dong."

"Kamu bisa ambil sementara kursi di samping Nona Couperwilth. Partnernya tidak masuk lagi. Materi kali ini mengharuskan partner bekerja sama."

"Oh…… ok."

Dengan acuhnya Auden masuk yang tentu membuat para murid terbengong. Ia memakai sebuah kalung berpaku, zirah besi pendek, dan sepatu boots selutut yang berwarna metalik. Bagaimana caranya agar anak macam itu bisa melewati petugas Grand Academia, si griffin super teliti dan naga super galak?

"Kenapa kalian ngeliatin? Ini karena rencananya aku mau langsung latihan di hutan."

Para kaum hawa selain Kristall yang btw udah punya Ranhee segera memalingkan wajah disertai rona.

"Baiklah, anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang penciptaan makhluk hidup. Tentu, makhluk hidup yang kita ciptakan tidak sehebat ciptaannya, tetapi kita hanya akan menciptakan sebuah binatang yang selanjutnya harus dibunuh oleh partner yang lelaki. Siap?"

"Ibu……… itu nggak terlalu kejam? Untung kalo hasilnya buruk rupa, kalo imut gimana?"

"Kalau tidak mau membunuh, harus dipelihara. Ketentuan tidak bisa diganggu gugat, kerja!!!!!"

Auden melirik Kristall, Kristall melirik Auden. Otak mereka nol soal inspirasi.

"Serius gak ada ide?"

"Serius…"

"Kita buat beruang kutub seukuran anak anjing aja, yuk."

"Bola aja."

"Beruang."

"Bola."

"Ya udah, kita liat siapa yang menang!!!!!!!!!"

"Siapa takut!!!!!!!!!"

Akhirnya, kedua bocah kerajaan ngotot itu mengarahkan sihir mereka dan roh batin mereka ke wadah. Keduanya melotot, saling melempar tatapan seram dan mematikan hingga muncullah seekor bola berbulu berwarna pink dengan mata besar, 4 kaki kecil, hidung rubah, mulut kucing, telinga berang-berang, sayap burung flamingo, dan ekor singa. Makhluk mirip bola serba pink.

Totally ComaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang