Setelah beberapa malam di kamarku, Smargd izin pulang karena harus memantau negrinya. Tetapi, aku tidak rela. Maka itu, aku memaksa untuk ikut. Karena itu, di sinilah aku, di atas Nebula.
"Masih lama?"
"Nanti kubangunkan. Tidurlah."
Smargd mengusap lembut bahuku. Aku mengeratkan mantel seraya bersender ke bahunya. Bulan bersinar terang di atas sana. Mendadak, terdengar suara telepon.
"Ya?"
"Saya boleh izin penelitian?"
"Penelitian apa? Ada masalah??"
"Ada kuil shinto di hutan atas. Saya curiga kuil ini bukan kuil biasa karena menyimpan monster, senjata, dan bukti sudah terkumpul."
"Sebutkan."
"Naginata di kamar saya, yukata putih saya, yukata biru Pangeran Auden, tanto Pangeran Auden, serta dua monster yang dapat berubah menjadi anak kecil 5 tahun temuan Pangeran Auden. Saya curiga kuil ini punya motif."
"Motif apa? Itu peninggalan sejarah. Wajar dong, kalo ada serem-seremnya."
"SAYA ANGGAP WAJAR KALO KITA TIDAK BERAKHIR DI SEBUAH ARENA DAN MENJADI GLADIATOR DARI DUA MONSTER YANG DITONTON RATUSAN ROH ORANG JEPANG!!!!!!!!!!!!!!!"
"Jangan libatkan siapapun."
"Saya pastikan. Terima kasih."
Panggilan diputus, lalu Smargd mendesah berat.
"Smargd?"
Ia menoleh padaku. Aku hanya menatap keder pada sepasang obsidian biru tuanya. Ia mengusap pipiku, lalu memelukku renggang.
"Kamu kenapa?"
"Aku bingung. Grarthiland sangat luas. Mana bisa asistenku menemukan seluruh masalah di sana. Bagaimana kalau dia tidak mampu membasmi semuanya? Ditambah, dia masih perlu sekolah."
"Masih muda? Terus kenapa kamu jadiin asisten??"
"Karena dia unik. Dia menarik. Entahlah. Dia juga tulus dalam bekerja. Bukan karena bayarannya, tetapi dia melihat dampaknya."
"Oh? Ada, yah?"
Smargd tertawa pelan, lalu mengecup pipiku. Aku sempat merona sebelum mencolok sebal pipinya.
"Jangan tiba-tiba, dong."
Pria itu hanya tertawa, lalu meletakkan kepalanya di pangkuanku dan terlelap dengan cepat. Aku mengusap rambut halusnya yang mirip langit di atas sana. Wajahnya masih halus karena aku selalu memaksanya untuk mencukur janggut dan kumis, berapa milimeter pun itu, berapa helai pun itu. Aku menatap bulan yang bersinar indah. Mendadak, sebuah simbol berwarna merah ditembakkan ke arahnya. Aku menatap lambang di bulan tak percaya. Itu beruang kutub. Aku menepuk cepat pipi Smargd.
"Apa, Kyeri? Aku ngantuk………"
"STEEROTAL SAMA GLAICES ADA MASALAH!!!!!!!!!!"
"Tunggu, APA?????!!!!!!!!!"
Aku menunjuk lambang beruang kutub di bulan. Itu lambang Glaices. Beruang kutub yang meraung. Smargd terlihat sibuk memanggil seseorang.
"Kamu nelpon siapa?"
"Asistenku. Dia pasti tahu apa yang terjadi."
"Emangnya asistenmu dewa?"
"Dia anak dewa, sayang."
"Speaker."
Smargd menghidupkan speaker sesuai permintaanku, sehingga terdengar suara malas seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Coma
FantasyKalau saja waktu itu dia tidak menyebrangi jalan........ Kupikir ini tidak akan pernah terjadi........「Carnian Grifleglance」 Finnian seharusnya bermain PS4 dia sore ini, tetapi ibunya, Carnian, menyuruhnya untuk membeli sekotak susu vanilla untuk es...
