ⅫⅠ:〘Auden Caveras〙

12 1 0
                                        

Aku ingin mengejar Alva, tapi kenapa? Apa yang penting dari bocah itu? Mendadak, sensasi bibir Alva teringat, membuatku entah mengapa merasa malu. Kenapa? Ada apa sebenarnya?? Aku memeriksa nomor yang tadi dihubunginya. Orang aneh itu. Dia orang aneh. Tapi dia memiliki sebuah kemampuan. Aku ingin meneleponnya, tapi masalah apa yang kumiliki? Masalah cinta?? Aku bukan ayah dan mama. Aku tidak memiliki ikatan cinta dengan siapapun. Aku benar, kan?

"Auden."

Aku menoleh pada kakakku yang baru pulang berlatih. Ia berlatih lebih keras karena ia yang akan menjadi raja Steerotal berikutnya. Aku bisa bersantai, sekedar menjadi paman yang bermain sirkus di kamarnya. Mendadak, terdengar suara riuh di luar. Aku dan Roy segera keluar untuk memeriksa dan ketakutan melanda kami. Seekor Godansaurus berdiri dengan gagah, lalu mengaum keras. Roy segera bertindak bersama para penjaga dan ayah yang segera muncul. Godansaurus. Seekor godzilla setinggi 8.000meter dengan urat nadi menyala berisikan magma dan kelopak mata yang ditumbuhi taring. Godansaurus memiliki dua tonjolan tajam sepanjang 4.000meter. Tonjolan itu mampu digerakkan seperti sayap. Konon, kalau kau terkena sayap patah itu, kau akan mati dalam waktu 1/100sekon. Instingku memerintahku untuk mendongak dan seketika aku terkena serangan jantung. GODANSAURUS ITU MENYENTUH ALVAKU!!!!!!!!!!!! Kurasa aku lepas kendali. Sayap elang dari besi muncul entah darimana dan mengangkatku. Kuarahkan seluruh senjata yang kumiliki ke arah Godansaurus itu dan menyerangnya secara membabi buta. Aku tidak peduli. Mataku hanya dapat melihat Alva yang meringis kesakitan. Nadi magma pasti merusak sistem tubuhnya. Hatiku terasa panas melihatnya. Aku tidak ingin Alva terluka. Tapi kenapa aku tidak ingin? Aku mengarah tepat ke Alva dan hatiku telah berbunga-bunga. Namun rupanya, monster keparat ini lebih pintar. Ia menghindariku dan mengarahkan sayap patahnya.  Untunglah aku mampu mengantisipasi kekejaman monster satu ini dengan terbang mundur. Darahku berdesir cepat, membuatku ingin terbang semakin cepat. Orang aneh itu benar. Steerotal berbahaya baginya. Aku enggan, tapi harus. Kunaikkan kecepatanku menjadi 10x lipat dan kucincang monster itu. Aku harus membawa Alva pulang. Aku tidak ingin melihatnya terluka. Fokusku lenyap. Bukannya menebas, aku justru menembus dan kini terjebak di jantung Godansaurus itu. Sial. Ini terlalu panas. Seluruh besiku meleleh. Aku akan mati meleleh. Tetapi, seseorang memaksaku untuk berusaha. Aku meraih tangan siapapun itu yang terulur dan rasanya bahkan lebih dingin daripada kulkas yang sering kucuri makanannya karena lapar tengah malam. Tangan yang begitu halus dan lembut. Mungkinkah? Kutatap tangan malang itu, lalu berenang dalam lautan darah menyala ini, keluar dari jantung monster. Dan sesaat jantungku berhenti berdetak.

"Auden!!!!! Ada kata-kata terakhir??"

"Entahlah. Mungkin aku mencintai Alva dan menyesal kita tidak akan dapat bertemu lagi."

"Aku menyayangkan hubungan kalian yang berakhir tragis dengan kematianmu!!!!"

"Ya, begitu pula aku."

Jatuh terasa lama dari ketinggian kami yang dahsyat. Ya ampun, memperparah kematian aja…. Aku terlalu banyak melamun. Kini Alva sudah di sampingku, lebih tepatnya di atasku. Pada ketinggian entah berapa kaki, ia mendekatkan wajahnya dan mengecup keningku beserta sebuah pelukan.

"Auden… aku belum mau mati…."

Aku mengusap air matanya yang jatuh, lalu membiarkannya terisak di dadaku. Nyatanya, jadi cowok yang lebih pendek dari ceweknya itu gak enak. Ini kan aku yang susah untuk ngatasin biar furball es satu ini bisa muat tiduran di atasku, di tengah udara. Mendadak, ada makhluk yang menangkap kami. Hitam… Ceinder dan Grace masih di Blaroir.

"Nacht!!!!!!! Aww… pangeran mungil yang baik……"

"Auden, aku izin menjatuhkan pacarmu. Dia menjijikkan."

"Hey!!!! Aku bukan pacar Auden, Nacht!!!!!!! Lagipula, aku tidak menjijikkan!!!!!!!!!!!!!!!"

Sebuah taring serasa menembus dadaku. Apa jangan-jangan Alva tidak suka padaku? Tapi kenapa kalau dia tidak suka?? Kepalaku terasa sangat sakit. Aku melirik Alva yang terlihat begitu manis.

Totally ComaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang