Chapter 24 : Gak usah khawatir deh

5.2K 371 36
                                    

Chapter 24
Gak usah khawatir deh

***


Ping!

Park Ha Jin :
Kamu sudah lebih baik?

Aisyah Sarasvati :
Nde. Maaf jika aku membuatmu khawatir.

Park Ha Jin :
Memang. Kau membuatku khawatir. Apa aku harus menjengukmu?

Aisyah Sarasvati :
Tidak perlu. Aku sudah lebih baik. Aku akan pulang besok.

Park Ha Jin :
Butuh jemputan?

Aisyah Sarasvati :
Tidak perlu. Si Will sudah kembali dari Busan kemarin.

"Syah —" panggil Ayu yang sedang merapikan barang-barangku ke dalam tas.

"Hm?" sahutku dengan gumaman dan meletakkan ponselku di atas nakas samping brankaku.

"Udah telpon ibumu?" tanya Ayu.

"Udah. Dia nangis. Aku jadi gak tega, mending gak usah dikasih tau tadi." jawabku dan merapikan selimutku yang menutupi tubuhku.

"Jangan gitu! Ikatan batin orangtua itu kuat loh."

"Aduhh!! Kutipan bijak eomma baru nih." godaku.

"Ish. Beneran." kesalnya dan aku menganggukkan kepala mengerti sambil menahan tawaku sendiri.

"Oh ya, gak dateng dia?" tanya Ayu setengah berbisik.

"Siapa?"

"Ehm itu... Mas ganteng. Kinclong. Produk luar negeri." ucap Ayu kegenitan.

"Ahhh..." aku mengerti siapa yang dimaksud ini. "Engga. Ngapain juga dia kesini? Kan ada kamu ama Si Will." jawabku dan mengambil gelas minum yang ada di nakas.

"Dih. Gak bisa bikin orang sejuk-sejuk dikit apa?"

"Kan kamu udah punya si Will." ucapku dan Ayu hanya mendengus kesal.

"Produk brand lain kan enak juga." bisiknya dan aku hanya memukul lengannya. "Eh ciee..."

"Apa?" sungutku padanya.

"Cemburu, ya? Suka, ya? Ngaku, ya?" rentetan godaan Ayu padaku sembari tangannya mencubiti lenganku gemas.

"Apaan sih." kesalku.

"Ngaku juga gak pa-pa kok." ucap Ayu yang kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. "Lagian aku lihat juga dia suka sama kamu, tinggal nunggu waktu aja kalian bersama."

"Gak usah ngaco." putusku dan Ayu hanya tertawa terpingkal-pingkal mendengarnya. Apa ada yang salah?

"Syah..." dia kembali duduk di sampingku, "Allah tuh yang memutuskan. Kita boleh aja merencanakan ini itu, tapi semuanya kembali ke Allah. Ini tuh kayak kita lagi skripsi, semua kita yang nyunsun tapi kan dosen pembimbing kita yang nentuin, itu di acc apa engga. Ya... Semacam itulah." ujar Ayu dan aku hanya diam. "Kita bisa bilang A, nyatanya hati bilangnya B, tapi Allah yang bakal nge-acc apa A atau B." lanjutnya dan kemudian menepuk punggung tanganku. "Kamu itu tipe wanita pintet, ngertilah apa yang aku maksud tadi." ucapnya dan mengangkat tas berukuran besar di atas sofa. "Si Will lama banget ya?" ucapnya yang duduk di sofa samping tas besarnya.

Annyeong, Aisyah [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang