Chapter 33 : Tak Ingin Lagi

4.4K 318 7
                                    

Chapter 33
Tak Ingin Lagi
***

Aku merasakan usapan di punggungku, Ayu dari semalaman menemaniku yang terus menangis. Dia juga sudah tahu apa yang terjadi semalam.

"Jangan salahin diri kamu, Syah." isak Ayu yang memelukku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. "Bukan salah kamu."

"Aku jahat banget. Aku ... Aku sudah memakan daging saudaraku sendiri lagi." isakku dan memeluk erat Ayu.

"Bukan salah kamu, Syah." Ayu terus mengulang kata-kata itu padaku sembari mengusap punggungku. "Bukan."

Segalanya terasa buram dan samar-samar aku mendengar suara panik Ayu yang memanggilku. Aku mendengar semuanya meski hanya samar-samar tapi mataku tak bisa terbuka.

"Syah!"

***

"Syah." aku mendengar suara Ayu dan usapan pada telapak tangan kananku, aku mengeryitkna hidung saat aroma minyak kayu putih menyeruak. "Enggak pa-pa." kali ini aku merasakan usapan pada keningku.

"Yu..." lirihku dan samar aku melihat Ayu. Ah, dia pasti khawatir. Kenapa aku terus menyusahkan orang lain?

"Enggak pa-pa." ucapnya lagi.

"Kenapa aku kayak gini?" isakku dan aku mendengar Ayu juga terisak. "Aku..."

"Enggak." sergahnya dan mengusap pipinya yang basah. "Mungkin inilah bentuk kasih sayang Allah ke kamu, Dia udah nunjukin jalan yang benar buat kamu. Cinta Allah itu lebih sejati, kamu percaya itu kan?" katanya dan aku mengangguk pelan. "Allah lebih sayang kamu, Syah. Enggak pa-pa."

"Astagfirullah hal adzim." aku terus mengucapkan istighfar berulang kali.

"Ayo bangun! Minum teh angetnya." perintah Ayu yang membantuku untuk duduk dan bersandar di kepala ranjang. Kulap hidungku yang basah, mungkin mataku sudah sangat bengkak sekali menangis semalaman suntuk. "Ha Jin nanyain kamu tadi waktu sarapan."

Aku hanya diam dan menyeruput sedikit demi sedikit tehku. Aku tidak ingin membicarakan Ha Jin lagi.

"Dia keliatan nyesel banget. Si Will juga bilang..."

"Plis, Yu! Enggak lagi." tanganku terangkat ke depannya agar dia tak melanjutkannya. "Stop. Aku udah pesen tiket tai pagi dan aku balik nanti sore." kataku memberitahunya.

"Syah..."

"Aku balik ke Seoul." ulangku dan Ayu mengangguk setelah diam cukup lama. "Ak..." kenapa rasanya nyeri sekali? Sakit sekali rasanya. "Kenapa gini, Yu?"

"Tenangin diri kamu." hanya itu yang dikatakan Ayu dan setelahnya, dia membantuku untuk packing.

***

"Syah... kamu belum makan dari tadi pagi." Aku mendengar suara nampan yang diletakkan di nakas samping ranjangku. "Kamu belum tidur kan." terasa goyangan pelan pada tempat tidurku. "Syah..."

"Engga pa-pa, Yu." kataku lirih dan masih memunggunginya.

"Kamu enggak baik-baik aja."

Annyeong, Aisyah [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang