Chapter 31 : Bimbang

4.3K 354 10
                                    

Chapter 31
Bimbang
***

Aku hanya mengaduk tak berselera pada sup kental yang aku pesan beberapa menit yang lalu. Di seberangku, Ha Jin dan Will asik menikmati kopi dan waffle yang mereka pesan.

"Syah."

"Hm?" sahutku berupa gumaman pada Ayu tanpa mengalihkan pandanganku pada supku.

"Kita bertiga mau pergi." aku langsung menoleh ke sampinv dengan kernyitan yang mungkin sangat kentara sekali. "Aku, si Will ama Noah aja."

"Terus aku?" tunjukku pada diriku sendiri.

"Ehm, sama si Ha Jin deh. Dia pasti enggak keberatan buat nemenin kamh." saran Ayu yang cengar-cengir di depanku. "Plis, ya." rengeknya.

Aku mendengkus kesal, dengan perasaan setengah hati, aku menyetujui permintaan Ayu. Akh juga harus tahu diri jika Ayu sudah memiliki keluarga dan tentu saja dia ingin menghabiskan waktu bersama. "Iya." ucapku tak enak hati padanya.

"Abis sarapan, kami berangkat lebih dulu. Nikmati waktu kalian berdua." goda Ayu yang mengangkat kedua alisnya menggoda.

"Udah berangkat sana." kesalku memukul lengannya. Kami berdua menoleh ke seberang meja dimana dua pria asing itu bingung dengan apa yang kami bicarakan.

"Ups, sorry." cengir Ayu dan aku cuman mengangguk canggung kepada mereka berdua.

"Kalian..."

"Berangkat jam berapa?" sambarku, mencegah si Will melanjutkan ucapannya.

"Abis ini." jawabnya setelah mengecek jam tangannya yang sudah terpasang apik di pergelangan tangannya. "Jam setengah sembilan." imbuhnya. Aku hanya menganggukkan kepala mengerti dan menyuapkan kembali sup kentalku ke dalam mulutku.

"Gak usah cemberut dong sayang." goda Ayu yang menaik turunkan alisnya.

"Makan aja. Enggak boleh makan sambil ngomong." kesalku.

"Jangan gitu! Kamu kan jalan-jalan bareng mas Ha Jin." bisiknya dan aku cuman melototinya. "Ih bener!" dia mencubit lenganku dan kembali melanjutkan sarapannya.

***

Aku tidak tahu Ha Jin membawaku, yang kutahu hanya hamparan lautan yang begitu luas dan indah. Terdengar deburan ombak yang menghantam batuan karang. Malu-malu, aku melirik Ha Jin yang serius mengendarai mobil jeep sewaan. Dia hari terlihat lebih santai dari biasanya. Dia memakai celana kain warna putih yanv dipadukan dengan kemeja biru dan kacamata hitam, tak lupa topi putih yang dia balik ke belakang.

"Kemana ini? Pantai?" tanyaku memberanikan diri untuk bertanya setelah keheningan yang cukup panjang.

"Semacam itu. Tapi, aku pastikan kamu akn berdecak kagum saat melihatnya." jawabnya dan aku hanya manggut, aku tak memperpanjang pembicaraan dengannya dan memilih untuk menatap lautan luas itu.

Tiga puluh menit perjalanan, samar-samar aku melihat hamparan bunga warna-warni. Ha Jin sudah turun dari mobil jeep dan berjalan ke sana. Aku mengikutinya dari belakang, berdecak kagum melihat keindahan hamparan bunga berbagai warna itu.

"Tempat apa ini?" tanyaku dan sudah berdiri di sampingnya. Tempat ini berada di atas tebing dengan pemandangan yang pantai dan pasir putih yang begitu indah.

"Bungee Artpia." jawabnya.

Seperti katanya, aku berdecak kagum melihat keindahan tempat ini. Kuasa Allah yang telah menciptakan semua ini. Aku mulai memanjatkan doa sebagai rasa syukurku atas nikmat yang Allah berikan padaku.

Annyeong, Aisyah [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang