Chapter 27 : Ji Woo dan Pecel

4.9K 338 19
                                    

Chapter 27
Ji Woo dan Pecel

***

"Ngapain?" Ayu duduk di tepi ranjangku, menungguku menjawab pertanyaannya.

"Lagi duduk aja nih." jawabku sambil menepuk pelan ranjangku yang baru kemarin Mbak Tin ganti spreinya.

"Tadinya." ujarnya.

"Mhhhm —telpon ibu." jawabku.

"Apa kabarnya?" tanyanya lagi.

"Baik sih. Fati juga udah pulang, dia lagi nyiapin diri masuk kuliah jalur beasiswa." jawabku dan menyandarkan punggungku kebelakang.

"Perasaan keluarga lo tokcer-tokcer otaknya." ucap Ayu.

"Emang tokcer-tokcer semua." sahutku sombong.

"Gak semua. Cuman beberapa aja." ralatnya dengan kesal dan aku hanya tertawa melihatnya.

"Tapi di keluargamu kok cuman Mas Bayu ama Mas Halim yang tokcer otaknya?" godaku dan wajah sebal Ayu semakin tercetak jelas.

"Gua juga tokcer kali, cuman di bawah mereka dikit, dikit aja." elaknya. Aku tertawa mendengarnya dan memukul pelan lengannya. "Apaan sih?" sewotnya.

"Tetep aja kalah sama Mas Bayu dan Mas Halim." ujarku dan Ayu berdiri dari duduknya, meninggalkanku yang masih tertawa melihatnya.

"Loh? Kenapa sama Mbak Ayu, mbak?" tanya Mbak Tin yang membawa tumpukan pakaian bersihku yang sudah disetrika rapi olehnya.

"Biasa, Mbak. Sewotan dia." jawabku dan beranjak dari ranjang. "Biar aku rapiin sendiri di lemari, mbak." cegahku dan mengambil alih pakaianku sendiri.

"Mbak godain mulu ya?" tanya Mbak Tin.

"Ya kan dia yang mulai, mbak." balasku dan memasukkan satu per satu ke dalam lemari. "Ayu kan emang kayak gitu, sejam lagi juga udah gak sewot." lanjutku.

"Iya sih, Mbak." sahut Mbak Tin.

"Mbak Tin kerjain yang lain aja. Ini biar aku beresin sendiri." tuturku dan Mbak Tin menganggukkan kepala menurut. Aku kembali memasukkan pakaianku ke dalam lemari.

"Syah!" panggil Ayu yang menyembul dari balik pintu kamar.

"Apa lagi?" tanyaku yang masih sibuk merapikan pakaian.

"Keluar gak?" tanyanya.

"Kenapa emang?" aku beralih menatapnya bingung.

"Ehm nitip sih."

"Nitip apaan?"

"Gak ada agenda keluar sama Mas Ha Jin atau paling gak ya ama si Wisnu?"

"Enggak." pungkasku.

"Ehmm..."

"Nitip apa?"

"Itu —popok, beberapa keperluan Noah abis. Aku lupa cek minggu lalu pas belanja. Si Will juga sibuk, baru pulang nanti malem banget." jawab Ayu panjang kali lebar. "Si Will udah berangkat pagi-pagi tadi, ke Busan lagi." imbuhnya sebelum aku mengucapkan sepatah kata pun.

Aku menghela napas dan menganggukkan kepala pelan, "Iya." ucapku setuju. "Abis nata pakaian, ya."

"Aku aja." tawar Ayu.

Annyeong, Aisyah [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang