Special Chapter 2

6.8K 369 6
                                    

Special Chapter 2

Aisyah Syarasvati tidak pernah membayangkan jika kehidupannya bak negeri dongeng, penuh lika-liku dramatis tapi pada akhirnya bertemu dengan satu kata, 'bahagia'.

"Bunda," Aisyah menolehkan sedikit kepalanya pada sumber suara yang memanggilnya, putri tunggalnya —Park Soo Jin,  berjalan ke arahnya dan duduk tepat di sampingnya. Bergabung dengannya untuk melihat kebolehan putra pertamanya, Park Sung Jin di dapur. Ya, dia berada di restoran milik Sung Jin. Dapur yang memang sengaha berada di depan meja-meja tamu agar para tamu yang datang dapat melihat aksi memaksanya dan juga team kokinya. 

"Oppa selalu pamer." Cibir Soo Jin yang membuat Aisyah tergelak untuk tertawa, dia menepuk lembut punggung tangan putrinya yang berada di atas meja. "Seharusnya dapur berada di belakang."

"Jangan seperti itu." Hanya kata itu yang bisa diucapkan Aisyah. Kedua anaknya memiliki jalan berbeda untuk meraih kesuksesannya, Sung Jin yang memilih menjadi koki hebat dan keinginannya untuk menunjukkan masakan indonesia bisa dia padukan dengan masakan korea atau dengan masakan luar lainnya. Di sisi lain, Soo Jin memilih mengikuti jejak ayahnya di dunia hiburan, dia lebih menjadi desainer yang siap bersaing dengan desainer di korea. Ya, apa yang dilakukan Soo Jin tidak jauh dari campur tangan Asha,  wanita itu yang mendorong Soo Jin untuk lebih maju lagi.

"Ayahmu akan segera datang." Ucap Aisyah setelah melirik jam tangan yang menempel pas di pergelangan kiri putrinya. "Dia akan bertanya-tanya jika melihat wajah putri cantiknya cemberut seperti itu." Goda Aisyah yang mengusap lembut pipi Soo Jin. "Akan ada waktunya kamu memamerkannya pada oppamu."

"Aku harap dalam waktu dekat ini." Gumam Soo Jin.

"Anyyeong." Asha duduk begitu saja di samping Soo Jin. "Omo! Ada apa dengan wajah putri cantikku?" Pekik Asha panik dan mulailah Asha memanjakan putri semata wayangnya. Terkadang Aisyah bingung dengan kedekatan Asha dan putrinya, mereka sangat kompak dan Aisyah merasa bukan dia ibu kandungnya.

"Kau akan keriput nanti, chagiya." Asha terus membujuk melunakkan hati Soo Jin.

"Vegetarian food." Sung Jin datang dengan banyak piring di lengannya, meletakkannya satu per satu di ata meja dengan rapi.

"Aku tidak tahu jika imo akan datang juga. Mau koktail?" Tawar Sung Jin setelah melatakkan piring terakhirnya.

"Ini kejutan untukmu dan selamat untuk acara barumu." Sahut Asha yang mengusap lengan Sung Jin sayang.

"Kau tahu?" Tanyaku yang tak begitu terkejut. Tentu saja Asha tahu, acara memasak Sung Jin satu stasiun televisi dengan acara kecantikan Asha. 

"Kau tak terkejut." Tawa Asha yang kemudian meneguk air putihnya. "Kapan kau akan mulai?"

"Minggu depan, ada beberapa hal yang harus aku urus juga." Jawab Sung Jin yang kemudian mencium pipi Aisyah dan Asha. "Aku akan segera kembali sebelum ayah datang."

"Tentu."

"Dia tumbuh dengan tampan,  aku tidak menyangka ini." Asha menyusut sudut air matanya dengan tisu.

"Bagaimana denganku?" Asha menatap Soo Jin dan menarik bahu abak gadisnya untuk mendekat dan dia peluk.

"Dan kau adalah mutiara cantikku." Ucap Asha dan mencium pipi Soo Jin.

"Terkadang aku merasa iri dengan kedekatan kalian berdua." Lontar Aisyah yang membuat tawa dua wanita berbeda generasi itu tertawa.

"Bunda, kadang Soo Jin iri melihat oppa membuatkanku makanan, sedangkan aku tidak bisa sama sekali." Aisyah tertawa geli melihat ekspresi Soo Jin.

"Bunda lebih iri darimu, sayang."
Ucap Aisyah dan menarik kepala untuk mendekat ke arahnya dan mencium wajah Soo Jin dengan sayang. "Bunda mencintaimu, nak."

"Nado saranghae, bunda."

Inilah cinta. Sederhana tapi membuat semua orang nyaman. Hanya tunjukkan cinta itu dan mengucapkan 'saranghae'.

Annyeong, Aisyah [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang