Istriku Tomboy Muslimah mengisahkan Alif Ziyad (Boy) seorang lelaki suka mabuk-mabukan dan playboy kelas tinggi yang mengejar cinta Zulaikha (Ika) seorang gadis tomboy berasal dari keluarga sederhana.
"Oke, gue terima perjodohan ini tapi hanya li...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini aku dan Zulaikha telah bersiap-siap dengan koper besar dan beberapa barang-barang yang lain. Hari ini kami berencana pindah dari rumah Umi dan Abi ke rumah yang telah ku beli beberapa tahun yang lalu.
"Apa semuanya udah siap honey?" Tanyaku pada istri ku. Ku lihat ia sibuk dengan buku-bukunya.
"Udah bee. Bee tolong dong kopernya di masukkan kedalam mobil."
"Jangan lama-lama disini ya honey. Kita harus pamitan lagi sama Umi dan Abi."
"Ia bee."
Aku turun kebawah dengan membawa koper istriku untuk diletakkan didalam mobil. Setelah koper honey sukses masuk ke bagasi, aku naik lagi ke atas untuk mengambil koper ku.
"Honey, ayo kita turun. Umi dan Abi nungguin kita di meja makan." Ujarku kepada istriku yang masih sibuk dengan buku-bukunya.
"Ia bee." Ujarnya sambil meletakkan buku-buku di rak buku. Kami turun bersama-sama menuju meja makan.
Di meja makan Umi dan Abi terlihat sedih. Yeah, pasti karena kami akan pindah. Hampir dua Minggu aku menginap dirumah Umi dan Abi. Banyak canda tawa yang terjadi di rumah ini. Walaupun sikap istriku yang dingin tapi karena ada Umi dan Abi aku sanggup tinggal disini dengan senang hati. Umi dan Abi sangat menyayangiku, tampak dari perlakuan mereka yang selalu peduli pada ku.
Umi dan Abi menghantarkan kami sampai ke depan teras. Umi sempat meneteskan air mata, tapi Zulaikha berusaha menguatkan umi, "Umi, Ika bukan mau tinggalkan Umi pun. Umi janganlah sedih-sedih gitu . Ika dan suami Ika cuma mau tinggal dirumah suami Ika. Suami Ika hari Senin ni masuk kantor lagi. Kalau dari sini kejauhan berangkatnya mi."
Aku sangat suka melihatnya bisa selembut itu pada Umi. Sejuk hatiku melihat perlakuannya yang jarang tampak di mata ku. Aku tau, pasti ia masih mengingat perjanjian kami jadi ia selalu bersikap dingin kepadaku. Aku ingin membuatnya melupakan perjanjian itu, tapi aku bingung apa yang harus ku lakukan. Aku ingin diperlakukan seperti layaknya suami lain, tapi semua harapanku ya hanya sekedar harapan. Baru memegang tangannya saja, Zulaikha langsung memutar tanganku ingin dipatahkan.
"Ia sayang, Umi nggak sedih kok." Ujar Umi kepada Zulaikha. Setelah itu Umi menghadap kearah ku, "Umi percaya anak Umi pada nak ziyad. Jaga Ika baik-baik ya nak ziyad."
"Ia Umi. Insyaallah ziyad bakal jaga anak Umi semampu ziyad." Ujarku meyakinkannya Umi, "Umi datang lah kerumah kami, kami senang kalau Umi main-main kerumah."
"Ia insyaallah. "
"Nak ziyad, Abi percaya nak ziyad yang terbaik untuk Zulaikha. Jagalah Zulaikha, kalau ada masalah yang menimpa kalian cobalah untuk membicarakannya secara baik-baik ya?" Ujar Abi berpesan kepadaku sambil menepuk pundak ku.
"Ya Abi. Insyaallah ziyad akan jaga Ika." Ujarku kepada Abi, "yuk honey kita pergi."
"Ia bee." Ujar Zulaikha kepada ku, ia bersalaman dengan Umi dan Abi sedangkan aku juga ikut mengikuti perlakuannya dari belakangnya.
Kami berangkat menuju rumah kami selama satu jam lebih. Selama perjalanan, Zulaikha tertidur pulas di sampingku. Sesekali aku melihat wajahnya Zulaikha yang cantik. Aku senang melihat wajahnya yang tertidur. Wajahnya yang sangat cantik mendamaikan hati ini. Sesampai di rumah kami, aku menurunkan semua barang-barang kami dan memasukkannya kedalam rumah.
"Eh udah sampai ya, kok nggak bangunin sih?" Tanya Zulaikha saat aku ingin menggendongnya masuk kedalam. Tapi hal itu batal karena ia telah bangun duluan.
"Ia honey. Honey maaf ya kalau bee cuma bisa beli rumah yang kayak gini. Cuma rumah gini yang bee bisa beli." Ujarku. Aku berharap ia akan suka.
"Udahlah bee jangan pakai minta maaf segala. Lagian kita cuma pasangan lima bulan kan?" Ujarnya sambil melangkah masuk kedalam rumah. Pernyataan yang tidak pernah ingin ku dengar lagi dari mulutnya.
Aku menunjukkan kamarnya di sebelah kanan atas sedangkan kamarku disebelah kiri. Rumah ini telah dibersihkan oleh pekerja dirumah Papa. Rumah ini sengaja ku beli beberapa tahun lalu karena bentuknya unik. Pernah beberapa kali rumah ini ku gunakan untuk berpesta dengan teman-teman ku.
"Rumah ini luas banget. Kamu nggak takut kalau aku acak-acak rumah ini?" Tanya istriku kepadaku.
Aku tersenyum lebar,"honey .. bee ikhlas honey mau acak-acak rumah ini terserah honey. Honey udah jadi istri bee yang sah. Jadi cuma honey yang berhak untuk segalanya termasuk mengacak-acak bee "
"Dah mulai lagi. Apa udah siap terima kaki ni melayang ke atas tu muka?" Tanyanya.
"Hahaha , bee serius honey. Yaudah kalau gitu bee keluar bentar ya mau beli makanan." Ujarku tertawa.
"Bee, honey ikut." Ujarnya.
"Bee tunggu di mobil ya honey tersayang." Ujarku sambil mengusap lembut kepalanya yang berhijab. Aku melangkah keluar dan masuk kedalam mobil. Tak lama kemudian Zulaikha keluar dengan penampilan yang berbeda. Sungguh penampilan yang sempurna.
Didalam restoran Zulaikha tidak banyak berbicara. Sesekali ia memperhatikan gadgetnya. saat hidangan datang sesuai dengan pesanan kami, ia langsung menyantap makanan dengan lahap. Ia sepertinya benar-benar sangat lapar. Sambil makan sesekali aku juga melihatnya. Cantiknya dia. Sungguh beruntung aku ini. Aku harus bisa memikat hatinya yang telah membuat hatiku berdebar kencang setiap kali bersamanya.
"Rumah kamu cantik juga ya?" Tanyanya saat sambil menyantap hidangan.
"Bukan rumah bee, honeeeey. Tapi rumah kita berdua." Ujarku menjelaskan.
"Tapi pada dasarnya kita hanya pasangan lima bulan." Ujarnya.
"Walaupun lima bulan yang penting sekarang kita adalah pasangan yang sah. " Ujarku.
"Yasudah terserah kamu mau bilang apa, aku mau makan. Oh ya setelah ini kita ke mall ya, banyak barang yang mau aku beli."
"Siap bos. Laksanakan." Ujarku sambil menikmati makanan dan pemandangan yang ada dihadapanku sekarang. Sungguh indah hidup ini, lebih indah dari pada mimpi bertemu seorang peri.
Di dalam mall aku mengikutinya dari belakang sambil membawa barang-barang yang ia beli. Dari toko ke toko ia kunjungi. Yang membuat aku kaget adalah ketika ia memilih es krim. Ia sepertinya sangat menyukai es krim. Ia tersenyum manis sambil mengambil es krim di peti es krim. Yeah, aku sekarang bisa tau bahwa dia menyukai es krim.
Dijalan pulang, aku berhenti di sebuah toko bunga untuk menghadiahkan istriku Bungan. Banyak orang bilang istri sangat suka jika suaminya menghadiahkan istrinya bunga yang besar dan indah. Dia hanya duduk terdiam sambil melihat gadgetnya ketika aku berhenti didepan toko bunga. Aku segera turun dan memilih sebuah bunga yang dirangkai dengan rapi dan cantik.
"Honeeeey." Ujarku sambil memberikan bunga yang telah ku beli.
"Apa ini?' tanyanya heran. Mungkin karena aku jarang memberikannya bunga jadi dia masih bertanya-tanya.
"Ini bunga honeeeey... ini bunga khusus bee pilih untuk honey." Ujarku lembut.
Ia mengambil bunga yang ku berikan,"maaf, aku nggak suka bunga."
Waw, ternyata tidak semua wanita menyukai bunga." Honey, pegang aja bunga ini. Nanti honey letak di fas bunga ya?"
"Ia bee."
Aku kembali mengemudi sampai kerumah. Sesampai dirumah, semua barang belanja, aku masukkan satu persatu. Istriku hanya bersantai di ruang tamu sesuai dengan perintah ku yang tidak ingin ia mengangkat semua barang-barang belanjaan ini.