Bab 19 Masak untuk istri tercinta

5K 181 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 5 pagi, aku segera mengejutkan Zulaikha untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Ketika mata cantik Zulaikha terbuka, ia segera menarik selimut menutupi kembali wajahnya. Pasti ia malu dengan kejadian semalam. Alahaaai istri siapa ni malunya tinggi gilaaaa., Hehehe..

"Honey, mandi dulu sana. Atau mau mandi wajib sama-sama?" Tanyaku dengan suara menggoda.

Tiba-tiba lengan ku di cubit kuat oleh Zulaikha, "auch.. sakitlaaaah sayang. Yaudah kalau masih malu, Bee mandi di kamar mandi luar aja. Tapi janji ya siap cepat biar kita shalat sama-sama?"

Zulaikha hanya mengangguk kepala yang masih dalam balutan selimut di seluruh tubuhnya. Aku segera bangkit dan keluar dari kamar menuju kamar mandi yang berdekatan dengan dapur.

Selesai saja mandi, kami melaksanakan shalat sama-sama di dalam kamar. Kebetulan kamar kami adalah kamar terluas di rumah ini, namanya juga kamar utama jelas luas gilaaa.

Selesai shalat, Zulaikha naik kembali ke atas kasur dan tertidur nyenyak. Kasiannya dia, pasti sangat kelelahan. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk masak. Ya walaupun bingung mau masak apa tapi bolehlah tanya paman google.

*****

"Assalamualaikum..." Suara memberi salam dari arah tangga. Siapa lagi kalau bukan sang istri tercinta.

"Wa'alaikum salam. Sayang jangan masuk dapur!!!" Teriakku dari dapur. Kebetulan dapur kami tidak jauh dari tangga.

"Eh kenapa ?"

"Pokoknya nggak boleh !. Honey sebaiknya duduk di depan TV dan nonton apa aja lah, kalau Bee udah siap masak nanti Honey baru boleh masuk untuk habisin makanan." Ujarku tegas.

"Ya lah. Selamat berjuang." Terdengar suara cerianya masih dari arah tangga. Sesaat kemudian terdengar juga bunyi dari  TV.

Inilah istri tercinta, walaupun ahli karate yang namanya berbakti kepada suami tetap di jaga. Ya Allah aku cinta dan sangat sayang diaaaaaa.

*****

Selesai saja masak, walaupun membuat dapur seperti kapal pecah tapi punya rasa bangga tersendiri. Aku benar-benar ingin melihat Zulaikha tersenyum ketika marasakan masakan ku. Semoga ia akan memuji atau senang dengan usaha suaminya ini. Amin.

Aku segera membawa seluruh makanan yang telah Kus siapkan ke meja makan. Setelah semuanya terhidang rapi, aku segera menuju ruang utama​ dimana Zulaikha sedang asik terbawa mimpi dengan TV yang di hidupkan. Haiiiih, TV hidup tapi orangnya ketiduran. Aku segera mematikan TV.

Zulaikha tidur dengan gaya bersandar di sofa. Apa dia sangat kelelahan sampai duduk juga bisa tertidur? Untuk sayang, jadi nggak tega ngebangunin. Akhirnya aku memilih duduk di samping Zulaikha untuk melihat seluruh sisi dari Zulaikha. Mulai dari wajah, rambut yang lurus sedikit menutupi wajahnya, dan bagian lain.

Aku jadi ingat betapa susahnya aku mendapatkan hatinya, tapi mengenang kejadian semalam Zulaikha mengungkapkan isi hatinya kepadaku betapa gembiranya aku. Perjalan kami kini sudah mencapai empat bulan, semoga perjalanan kami akan kekal hingga akhir hayat, Amin.

Sedang mengingat masa-masa bahagia bersama Zulaikha, tiba-tiba bahuku terdorong sedikit.

"Huaaaah..." Zulaikha menguap. Ternyata Zulaikha yang mendorong bahuku.

"Kenapa nggak bangunin?" Tanyanya yang masih mengucek mata.

"Inilah niat mau ngebangunin tapi tertahan akibat melihat bidadari cantik sedang tertidur di atas sofa hingga suami sendiri datang ngga sadar." Aku berbicara dalam satu kali tarik nafas.

"Semua lelaki sama, suka ngasih kata-kata manis. Tiba si wanitanya mulai jatuh cinta, dia tinggalkan begitu saja." Kata-kata yang keluar dari mulut Zulaikha membuat aku kecewa.

"Honey, tolong jangan buat masalah di pagi gini. Baru semalam kata-kata cinta dari honey terdengar, tapi pagi ini lain pula jadinya." Aku sedih dan sungguh kecewa hingga memutuskan air mata tapi cepat saja ku sapu dengan ibu jari.

"Dasar cengeng, blueeeek." Setelah berkata dan mengejekku, Zulaikha berlari kedapur meninggalkan ku.

"Oh mulai main-main ya?" Aku ikut mengejarnya dari belakang.

Ia tertawa riang. Sungguh seperti kanak-kanak. Sesampai saja di meja makan, Zulaikha duduk rapi sambil tangannya mulai mengusik sedikit nasi goreng. Sedangkan aku mengambil tempat di hadapannya.

"Honey!!!" Zulaikha terkejut mendengar suara keras ku.

"Apaa!!!" Balasnya keras juga. Inilah kalau berdebat dengan ahli karate, salah-salah muka melayang. Untung saja akhir-akhir ini jarang mengeluarkan jurusnya, kalau tidak sampai sekarang badan ku biru-biru seperti di awalnya pernikahan kami. Hiks... Hiks... Hiks...

"Honey, piring dan sendok di depan kan ada. Kenapa mesti di usik nasinya gitu??"

"Ya lah, maaf suami cerewet." Jawabnya sambil memeluk tubuh dan membuang pandangannya ke bawah. Pasti ngambek ni.

"Sayang." Panggilku lembut.

"Apa?" Tanyanya. Ia masih menatap kebawah.

Aku bangkit dari tempat duduk dan berdiri di sampingnya, "Honey..." Panggil ku dengan suara ku maniskan.

"Hmmmm."

Aku segera mengangkat dagunya dan mengarahkan keatas menatapku. Ia terpaksa akur dan kini matanya benar-benar menatapku.

"Bee bukannya marah, tapi Bee cuma kurang suka honey kayak gitu. Kalau Bee melakukan hal yang sama honey juga marahkan?" Ia jawab dengan mengangguk kepala.

"Masih marah?" Tanyaku serius. Ia menjawab lagi dengan menggelengkan kepala.

Aiiiiish, gayanya seperti anak kecil yang sedang marah. Sungguh lucu, kepingin ku cubit-cubit pipinya. Tapi takut pula kena tendangan maut.

"Yaudah, kita makan ya?" Tanyaku lagi. Sekali lagi ia jawab dengan mengangguk kepala.

Kini aku memilih duduk di sampingnya, dan kami makan dengan tenang tanpa suara. Aku lihat ia menikmati masakan ku, aku jadi tidak ingin mengganggunya. Lebih baik diam, dari pada bicara hanya akan menimbulkan masalah baru. Selesai saja makan baru Zulaikha memulai cerita.

Inilah Zulaikha sebenarnya, ceria dan sangat suka bercerita. Berbagai cerita ia ceritakan kepadaku. Dan suasana cerita yang sering kami ambil adalah ketika makan, selesai makan, di dalam mobil, ketika nonton TV atau di kamar sebelum tidur. Yeah, seperti saat ini. Dan aku hanya diam mendengarkan, kadang-kadang juga ikut bercerita. Biasalah, namanya juga suami istri. Jadi, harus saling berbagi pengalaman agar lebih mengenal pasangan masing-masing.

Istriku Tomboy MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang