Bab 4 (Guru Karate?)

6.1K 253 1
                                    

  Pagi weekend gini aku sempatkan untuk berolahraga sejenak. Rasanya sudah lama sekali aku tidak mengasah otot-otot ini. Olahraga yang kulakukan di pagi ini hanya lari-lari kecil, yaitu mengelilingi taman yang terletaknya tidak jauh dari rumahku. Setelah merasa cukup dengan pemanasan di pagi ini, aku segera pulang.

"Hello mam." Sapaku saat pertama kali menginjakkan kaki di dapur. Mama terlihat sangat sibuk menyiapkan sarapan pagi.

 "Kamu baru siap olahraga kok langsung ke dapur?" Tanya Mama yang masih sibuk dengan nasi gorengnya," iiiiiih anak Mama jorok iiiiih."

"ya dong ma, aku kan laper" ujarku tersenyum lebar. Dengan tajamnya tanganku mencubit telur dadar yang telah dibelah kecil-kecil dan langsung menglahab dengan cepat. Mama hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan buruk ku.

"Kamu ini, Sana pergi mandi." Ujar mama yang masih sibuk mengaduk nasi goreng, "Oh ia sayang, Mama lupa semalam sampaikan sama kamu kalau kamu hari ini harus kebutik untuk mencoba gaun pengantin."

 "Aku harus kebutik jam berapa?"

"Sekarang kamu mandi dulu. Setelah mandi, kamu turun kebawah dan makan. Setelah makan, kamu pergi ke rumah Ika dan jemput dia. Kalian pergi sama-sama ke butik." Ujar Mama panjang lebar. Aku hanya mengangguk mendengar rencana Mama. Kalau soal Zulaikha, aku siap melaksanakan secepatnya.

"Sip bos." Ujarku dengan tangan hormat. Aku segera naik keatas menuju kamarku.

Badanku yang lengket dengan keringat segera ku bersihkan. Aku harus terlihat tampan dan keren di mata Zulaikha. Baju kemeja putih dan celana jeans coklat ku kenakan hari ini spesial untuk Zulaikha seorang. Rambut ku tata rapi dan tidak lupa dengan parfum dengan wangi yang biasanya ku gunakan. Setelah semuanya siap, oh tidak semuanya. Masih ada yang ketinggalan yaitu jam tanganku. Nah, setelah semuanya siap aku bergegas turun. Zulaikhaaaaaaa, Abang dataaaaaang.

"Sayaaaang, makan dulu!" Teriak Mama saat aku ingin keluar rumah. 

Oow saking semangatnya aku sampai lupa makan. Aku segera menuju dapur."Ia Mama." Ujarku singkat. 

Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Zulaikha.Tanpa membuang-buang waktu, segera ku habiskan makanan yang telah Mama hidangkan. Ku lihat Mama masih sibuk di dapur. Mungkin Mama sedang masak cake. Aku tidak ingin mengganggu Mama karena takut telat menjemput istri tercinta, Ets maksudnya calon istri.


*****
"Assalamualaikum Umi, Ika nya ada mi?." Ujarku setelah Umi membukakan pintu untukku.

"Wa'alaikum salam. Ika masih dikamar nya. Silahkan masuk nak Alif Ziyad. Kalian mau nyoba baju pengantin ya, kemaren mamanya nak Alif Ziyad telepon umi dan bilang kalian hari ini harus nyoba baju pengantin yang udah Mama kamu pilih. " Ujar Umi dan memberi isyarat agar aku duduk segera duduk di sofa. Suara Umi sangat lembut. Kalau Umi bisa selembut itu, aku yakin Zulaikha nanti juga akan seperti itu.

"Ya Umi. " Ujarku. Dengan sopannya aku duduk di sofa. Aku sungguh sangat menikmati hal ini. Tidak lama lagi mereka akan jadi keluarga ku dan pasti aku akan tinggal disini juga.

"Umi harus panggil calon menantu Umi apa ya, Alif atau Ziyad ?" Tanya Umi sambil merapikan taplak meja. Pantas saja selama ini Umi selalu memanggil nama panjang ku. Ternyata ia tidak tau harus memanggil aku apa.

"Biasanya orang memanggil saya Boy. Tapi kalau untuk Umi terserah mau panggil Boy atau Alif atau Ziyad, saya nggak masalah mi." Ujarku sambil tersenyum. Untuk mendapatkan hati calon mertuaku ternyata gampang saja. Tapi bagaimana dengan anaknya yang cantik itu? Oow sungguh tugas yang tidak mudah. Semangaaaaat.

"Tunggu sebentar, biar Umi panggilkan Ika. Nak Ziyad sebaiknya duduk dulu." Ujar Umi sebelum meninggalkan ku sendirian di ruang tamu. Ku pandangi Umi yang berjalan menaiki tangga. Oh ternyata calon istriku kamarnya di atas.

Istriku Tomboy MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang