Bagian 13

26K 2.6K 171
                                    

Bagian 13


"Aku pikir kamu benar-benar sayang sama aku. Aku pikir kamu nggak akan sejahat ini anggap aku orang lain. Jadi, selama ini kamu anggap aku Kinan? Kamu pikir hati ini akan terus cinta sama kamu? Kamu pikir setelah hati ini ada dalam tubuh aku, aku akan berubah menjadi Kinan? Nggak, Li!"

Dhera masuk ke kamar Ali, "ada apa?"

"Aku memang cinta sama kamu, Li. Tapi bukan karena Kinan. Bukan karena hati Kinan yang ada dalam tubuh aku. Bukan, Li. Bukan...." aku menatap Ali yang bergeming di sisi tempat tidur. Rasanya sakit. Tidak bisa di deskripsikan bagaimana sakitnya. Aku dianggapnya orang lain. Aku disama-samakan dengan orang yang sudah tiada. Aku dituntut ini dan itu sementara aku tak boleh menuntut.

"Prill... kita pergi saja ya," aku menepis tangan Dhera yang merangkulku.

"Kenapa kamu diam saja? Apa salah aku, Li?"

"Salah lo adalah membiarkan Kinan mendonorkan hatinya buat lo. Dan salahnya lagi, tubuh lo menerima hati Kinan! Lo harusnya-"

"ALI! CUKUP!"

"Lalu, salah aku juga kalau saat itu aku sekarat gara-gara penyakit aku, hah? Aku nggak pernah minta hati siapa pun supaya aku bertahan hidup saat itu!"

"Iya! Lo memang nggak pernah minta. Tapi orang tua lo yang memohon-mohon di depan Kinan yang saat itu juga sedang sekarat! Mereka memanfaatkan kelemahan Kinan waktu itu buat lo! KENAPA HARUS KINAN?" Tubuhku lemas rasanya mendengar dia berbicara seperti itu. Satu hal lagi yang dapat aku simpulkan bahwa saat Ali mencelakai orang tua aku, bukan semata-mata karena aku yang menolaknya. Bukan. Karena dia memang mempunyai dendam tersendiri pada orang tuaku. Dia menganggap keluargaku adalah penyebab kematian Kinan. Dan setiap kali dia mengancam ingin membunuhku, dia selalu gagal melakukan hal itu karena dia mengingat dalam tubuhku ada hati Kinan. Kalau aku meninggal, dia juga akan kehilangan hati Kinan. Itu yang ada di pikirannya. Apakah aku benar?

"Sudah cukup, Li! Lo nggak pernah benar-benar melihat kenyataannya. Lo selalu hidup dengan bayang-bayang Kinan," Dhera memelukku erat, "ini semua takdir, Li. Kenyataannya, saat itu Kinan sudah nggak-"

"CUKUP! JANGAN PERNAH SALAHIN KINAN! SEMUA INI GARA-GARA KELUARGA DIA!"

"Nggak usah menunjuk-nunjuk Prilly! Sadar, Li. Setelah kehilangan Kinan, jangan sampai lo juga kehilangan Prilly!" Dhera membawaku keluar dari apartemen Ali.

Aku menangis di bahu Dhera. Pantas saja dia hanya bersikap kasar padaku. Karena dia mempunyai alasan sendiri. Semua yang dia lakukan karena Kinan. Dia bilang sayang, memanjakan aku, semuanya karena Kinan. Dia bilang, dia nggak akan pernah membiarkan aku disakiti siapa pun, karena setiap aku merasa sakit, dia pasti membayangkan Kinan yang sakit.
Dia nggak pernah tahu, seberapa dulu aku merasakan sakit yang sangat waktu penyakit aku kambuh. Dia nggak tahu aku bertahan hidup dengan obat-obatan dan semua alat medis sejak kecil. Dia nggak pernah tahu rasanya untuk menghirup udara bebas itu sangat sulit. Hampir setiap waktu hidup aku berada di rumah sakit. Dan dia nggak tahu, seberapa bahagianya aku waktu mendapatkan donor dan dinyatakan bersih dari penyakit.

Tapi, kenapa kebahagiaanku justru membuat dia seperti itu? Se-berarti apa Kinan untuk dia? Bukan kah keluarga Kinan juga terlihat baik dan menerima takdir? Dan, kata Dhera, Kinan juga dengan ikhlas memberikan hatinya buat aku?
Dia terlalu jahat.

Psychopath Boyfriend [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang