"Masa lalu aku dan kamu biarlah terkubur dalam. Tidak perlu menyesali apa yang telah terjadi diantara kita. Pahitnya biar kita yang tahu. Sakitnya biar aku yang rasa. Bintang, jangan pergi lagi."
"Kamu bangun?"
Dia tersenyum kecil. Dia mengulurkan tangannya memintaku mendekat. "Aku baik, kalau kamu mau tahu. Tetap di sini dan jangan pergi ke mana pun apalagi untuk cari Bintang."i
Aku mendengus sebal. Dia baru saja bangun dari kritis nya dan masih bisa bertingkah seenaknya. "Kalau aku tetap pergi, kamu juga nggak bisa apa-apa kan sekarang?"
"Aku bisa. Tinggal lepas alat-alat rumah sakit ini dan keluar."
"Jangan ngaco! Kamu baru bangun dan mau langsung mengakhiri hidup kamu?"
"Sayang, aku nggak akan mati cuma gara-gara hal itu. "
Aku menghela napas sejenak sebelum akhirnya berucap, "Kamu bukan siapa-siapa, Li. Jangan larang aku untuk menemui siapapun. Aku minta maaf untuk semua ini. Atas tuduhan itu, juga kejadian ini. Dan aku harap setelah ini semuanya benar-benar berakhir, aku dan kamu juga kisah kita."
"Masih banyak yang belum kamu tahu, Prill. Ini nggak akan berakhir semudah yang kamu mau, dan aku juga nggak akan melepas kamu semudah itu. Kamu mengizinkan aku untuk masuk ke dalam hidup kamu, dan sejak saat itu aku nggak pernah mau untuk keluar lagi."
"Aku harus pergi."
🌼🌼🌼
Semuanya memang tidak mudah. Ali benar. Dia memasuki hidupku tanpa permisi, dengan lancang tanpa basa-basi menjadikan aku miliknya. Saat kupikir cintanya adalah obsesi, ternyata lebih daripada itu dia menjadikan aku sebagai orang lain. Menuntutku untuk menjadi orang yang dia inginkan. Melihatku sebagai orang lain, melindungiku untuk dirinya sendiri, memaksa ku untuk mencintainya dengan cara orang lain, dan melakukan segalanya dengan penuh ambisi.
Dia yang ku harap dapat menggantikan sosok Bintang dalam hidupku, sekarang malah menjadi boomerang untukku dan Bintang. Mengungkap masa lalu yang sudah ditutup rapat.
Aku mencintainya. Berapa kali harus kubilang bahwa aku memang telah jatuh cinta padanya. Aku pernah hampir membunuhnya, dia juga sering kali hampir membunuhku. Mencoba menggoreskan pecahan kaca ditanganku, menabrak kan mobil yang sedang kami tumpangi, mendorongku dari lantai atas kamarnya, dan menodongkan belati tajamnya padaku, aku tidak akan pernah bisa melupakan hal itu.
Hal mengerikan dalam hidupku. Aku pernah hampir kehilangan orang tuaku karena kekejaman nya. Meski sekarang aku memang telah kehilangan mereka dari hidupku. Kejadian yang membuatku kalap dan gelap hati.
"Bintang..."
Bintang menatapku sebentar sebelum akhirnya berpaling. "Jangan begini. Bukannya kita sepakat untuk melupakan kejadian itu? Gue bahkan baik-baik aja setelah itu, Bi."
"Lebih tepatnya mencoba baik-baik aja, kan?"
"Lo selalu begini. Setiap hal itu diungkit kenapa selalu menghindar dari gue? Menatap gue aja rasanya enggan. Lo tahu? Seharusnya gue yang kayak gitu, Bi. Tapi bahkan gue sekarang ada di sini, di samping lo dan mengajak lo bicara seolah kita nggak ada apa-apa."
Bintang tetap diam. Pemandangan lalu lintas di balik jendela itu seakan lebih menarik dari pada semua ucapanku. Aku bersusah payah untuk menemuinya di sini setelah berdebat panjang dengan Ali, lalu aku hanya mendapat respon begini?
"Kalau lo nggak mau bicara sama gue, gue lebih baik pergi. Lo tahu dari tadi ponsel gue bunyi terus dan gue yakin Ali lagi marah-marah sekarang. Ini udah dua jam, Bintang! Dan lo cuma ucapin satu kalimat nggak penting. Lo mau bicara atau nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Boyfriend [COMPLETE]
Фанфіки19 September 2016 - 01 Juli 2018. #3 in random •Rabu, 28 Des 2016 •Senin, 02 Januari 2016 Ide cerita dari @-semerun Ditulis oleh saya.