Bagian 15
Karena faktanya, sampai detik ini pun
kamu masih memenuhi segala
rasa dan pikiranku.
Bukan tentang logika, ini tentang rasa."Jangan begini."
"Aku mohon... jangan pergi."
Aku melepas pelukan Ali, "ayo duduk. Biar aku obati tangan kamu." Aku menariknya untuk duduk di sisi ranjang.
Aku menyalakan sakelar lampu agar terang. Lalu mengambil air untuk membersihkan luka ditangannya. Aku menarik tangannya untuk ku obati. Dia tetap bergeming menatapku.
"Sudah selesai," aku meletakkan kotak P3K di atas nakas. "Istirahat lah. Aku harus pulang."
Sudah cukup aku berada di sini. Aku tidak bisa terus terjebak bersama Ali. Aku ingin mengakhiri semuanya. Aku tersenyum simpul padanya sebelum akhirnya beranjak.
BRAK!
Aku berbalik kaget. Meja kecil di samping ranjang Ali kini sudah tergeletak mengenaskan. "Apa lagi sih, Li?"
"Aku minta kamu buat di sini, bukan pergi!"
"Ali, kita sudah selesai. Kita berhenti sampai di sini saja, Li."
"Nggak! Nggak semudah itu."
"Kenapa kamu selalu mempersulit semuanya? Buat apa lagi aku bertahan sama kamu? Nggak ada yang perlu aku pertahankan di sini, Li! Nggak ada!"
"Kamu harus tetap jadi milik aku sampai kapan pun! Kalau aku nggak bisa miliki kamu lagi, nggak ada yang boleh miliki kamu!"
"Memiliki aku? Omong kosong macam apa itu, Li? Kamu hanya mau memiliki hati Kinan! Bukan aku!"
"BERHENTI BAWA-BAWA NAMA KINAN!" Dia mendekatiku. Tangan kirinya yang terbebas dari luka menarik lenganku cepat. "YOU ARE MINE!"
"Jangan konyol! Kamu yang memulai semuanya dengan kebohongan, dan saat kebohongan itu terungkap, kamu justru mengabaikan hal itu! Kamu anggap seolah-olah ini adalah masalah sepele! Kamu nggak pernah memikirkan bagaimana perasaan aku! Aku capek, Li! Aku pikir, aku bisa buat kamu jatuh cinta sama aku. Aku turuti semua kemauan kamu, aku lakukan semua yang kamu perintahkan, kamu selalu menuntut ini dan itu. Sekarang, aku cuma minta sama kamu... tolong, akhiri semuanya... jangan mempersulit lagi. Cukup, Li!"
"Kamu boleh minta apa pun. Kecuali satu hal itu," katanya begitu keras kepala dan tak berperasaan.
"Oke. Sekarang jawab aku. Alasan apa yang membuat aku harus tetap sama kamu?"
Dia bergeming. Menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Sesaat kemudian dia mengalihkan tatapannya. Aku hanya ingin tahu. Apa yang dikatakan Dhera itu benar atau salah. Ali mencintaiku? Ku rasa itu tidak mungkin. Dia tak mungkin melupakan cinta pertamanya secepat ini. Apalagi mereka berpisah bukan karena salah paham lalu berakhir, tetapi karena takdir yang merenggut salah satunya.
"Aku-- apa pun alasannya, kamu hanya milikku."
"Jawab aku atau nggak sama sekali."
"Kamu mengancamku?"
"Iya! Aku mengancam. Jawab aku sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Boyfriend [COMPLETE]
Fanfiction19 September 2016 - 01 Juli 2018. #3 in random •Rabu, 28 Des 2016 •Senin, 02 Januari 2016 Ide cerita dari @-semerun Ditulis oleh saya.