ADA APA DENGAN CINTA UJANG?

84 3 0
                                    

"Cinta itu bisa melihat keindahan yang tersembunyi jauh ke dalam rasa, lepas dari batas benar atau salah, baik atau buruk, bahkan bahaya dan tidak.
Tapi cemburu, bisa menembus dua kali lebih dalam dari itu, melewati batas dua kali lebih jauh dari itu."
(Ujang, saat cemburu)

Hari ini Ratnani mendatangiku dan berkata bahwa aku harus siap-siap untuk patah hati. Aku tanya karena apa, ia menjawab karena Andinie akan segera jadian dengan Aji, si kapten tim basket.

"Oo....kapten tim yang kerjanya kalah itu, ya!" Aku tertawa ketir. Sebenarnya hatiku sedikit teriris. Walau sebenarnya aku sudah berusaha menjauh dan meyakinkan diri bahwa Andinie bukan untukku, tapi jika yang Ratnani katakan itu benar maka hal itu akan menjadi kenyataan yang cukup pahit. Tak ada alasan bagiku untuk terlalu peduli. Tapi, sayang juga kalau hal ini aku biarkan berlalu tanpa drama. Bagaimanapun juga, Andinie berperan besar dalam mendewasakan aku dalam menaklukan waktu.

Aku mengajak Ratnani untuk mengobrol dengan serius. Maka disepakati kami akan bertemu di perpustakaan selepas pulang.

Tengah hari aku langsung meluncur ke perpustakaan dan begitu pula degan Ratnani. Kami berjalan beriringan namun tidak saling bicara. Maksud kami agar tidak ada yang curiga. Aku pikir siapa juga yang akan curiga, dan untuk apa. Sepertinya Ratnani juga memikirkan hal serupa.

Kepalaku sudah sesak dengan rencana yang tidak jelas. Harus seperti apa drama ini aku buat karena tidak jauh lagi kami akan sudah sampai di halaman perpustakaan. "Kenapa di perpustakaan?" Tanya Ratnani. Aku tidak bisa menjawab karena aku tidak punya jawaban.

"Entahlah." Jawabku. "Kamu punya tempat lain?"

"Tergantung. Kamu mau ngobrol apa?"

Aku melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada hal yang mencurigakan.

"Ceritakan dulu, bagaimana mulanya?"

"Yang mana? Si Aji?" Sekarang Ratnani yang celingak celonguk. "Di sini? Kita belum ke perpustakaan."

"Emang ceritanya gemana?"

"Ya, begitu. Andinie, cintamu itu, akan jadi pacarnya si Aji anak basket."

"Itu aja?"

"Itu aja."

"Lalu?"

"Lalu....kamu sakit hati ga?"

"Biasa aja."

"Benar?"

"Benar-benar aneh Kamu, Jang."

"Dia kan bukan apa-apanya aku. Kamu juga kenapa begitu?"

"Bukannya kamu tadi ngajak aku bicara serius?"

"Iya."

"Lalu, kenapa?"

"Kenapa, apa?"

"Jang, kamu teh, sehat?"

Aku geleng-geleng kepala. Ratnani menyeringai. Lalu ia bergegas kembali dan pergi meninggalkan ku sendiri. Gagal. Ini drama yang tidak menarik. Namun, ia berhenti dan kembali menemuiku.

DEMI KAMUH, YAH DEMI KAMUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang