Lima

7.2K 311 1
                                    

Menjelang pernikahan kurang dari 2 bulan, membuat Niko dan Renata sibuk mempersiapkan segala macam keperluan pernikahan. Proses pemilihan gereja, gedung resepsi, katering bahkan gaun pengantin.

Kurang dari 3 minggu lagi, Renata pun harus bersiap untuk kembali ke kampus melanjutkan proses perkuliahan.

"Flo, lo temenin Renata cari gaun dan keperluan lain ya! Gue sama Antok aja ke lokasi syuting." Perintah Niko kepada Flo, asistennya.

Flo yang menyanggupi perintah itu lalu menjadi kawan Renata selama satu hari di Jakarta. Masih belum ada berita tentang perkawinan Renata yang menyebar di media masa. Semua masih memberitakan Niko berpacaran dengan Bianca. Selama ini, Renata tidak pernah membahas tentang Binca sama sekali. Pikirannya sudah penuh dengan persiapan semester baru dan pernikahan.

Sampai didepan bridal ternama di Jakarta, yang owner-nya kebetulan sering wara-wiri di layar kaca juga, Flo dan Renata disambut ramah dengan si pemilik Bridal.

"Jadi ini yang ngerebut laki gue?" Welcome greeting yang didapatkan Renata dari wanita cantik bertubuh standar model, dan tentunya pemilik bridal ini.

Renata hanya diam. Bingung apa yang diucapkan oleh wanita yang dengan langsung mencium pipi kanan kirinya itu.

"Mbak, ini Felisya. Teman Mas Niko, pemilik butik ini." Jelas Flo yang sepertinya tau apa yang Renata pikirkan.

"Lo tenang aja, gue kenal Niko udah lama. Berita tentang Niko mau kawin sama lo juga bakal aman di gue." Ucap Felisya sembari menarik lembut tangan Renata menuju lebih dalam butik itu.

Renata takjub dengan seluruh gaun yang terpampang di pinggir-pinggir ruangan. Terlihat mewah. Renata tidak bisa membayangkan berapa harga satu gaun yang dibuat oleh butik ini.

"Nih, lo coba!" Felisya menyodorkan satu gaun berwarna broken white panjang. Felisya memanggil dua orang pegawainya untuk membantu Renata mengenakan gaun itu.

Tidak lama kemudian, Renata keluar dari bilik yang hanya tertutup kain tinggi. Dia nampak ragu untuk memperlihatkan diri dihadapan Felisya dan Flo yang menunggunya sembari duduk di sofa didepan bilik itu.

"Wow!" Satu kata yang diucap Flo karena keterkejutannya melihat gaun itu pas di badan Renata. Sang perancang gaun itu pun tersenyum lega.

"Kak Felisya, saya nggak suka dengan gaun ini."

Senyuman di wajah Felisya dan Flo langsung menghilang.

Felisya langsung berdiri mendekati Renata yang masih berdiri tidak percaya diri. "Jelek ya?" Tanya Felisya.

"Bukan, Kak! Ini kelewat cantik malah. Saya jadi nggak convident aja."

Felisya mengangguk seolah mengerti. Kemudian dia menyuruh kedua pegawai tadi untuk membantu Renata melepaskan gaun itu.

Renata, Flo dan Felisya kini duduk di sofa di tengah butik. Felisya membawa kertas dan pensil yang kini dia pangku. Tanpa berlama-lama, Felisya menanyakan gaun yang menurut Renata dirasa sesuai untuk pesta pernikahannya nanti. Renata menjelaskan dengan sangat detail gaun yang ada di imajinasinya yang nanti dia akan kenakan. Penjelasan Renata mepermudah Felisya dalam memvisualisasikan gaun impian Renata itu.

"Not so bad. Simple." Ucap Felisya setelah menyelesaikan coretan terakhir dikertas itu.

Renata puas dengan hasil sketch dari Felisya. Sesuai dengan apa yang dia inginkan.

you had me at hello...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang