Duabelas

6.9K 304 0
                                    

"Bundaaaa..." Lengan Renata digoyang oleh Selene.

"Mbak Ren..." Terdengar menyusul suara Bi Sumi membangunkan Renata.

Renata menyadari bahwa dirinya berada dikamarnya. Dilihatnya Bi Sumi dan Flo yang terlihat panik. Sedangkan ada gadis kecil yang duduk dengan mata sembab disampingnya.

"Mbak, demam. Tadi Antok yang gendong Mbak dari meja makan kekamar." Kata Flo membuat Renata tidak perlu bertanya-tanya kenapa dikeningnya ada handuk dingin.

"Mas Niko nggak bisa dihubungin. Mbak nggak berantem, kan?" Tanya Flo lagi.

Renata menggeleng. Berbohong.

"Bi, Flo, nanti kalau Niko pulang, jangan bilang kalau saya sakit."

Bi Sumi dan Flo mengangguk, mengiyakan permintaan Renata yang terbaring lemah.

"Bi, besok pagi Pak Har suruh anterin saya ke kampus, besok Ren mau urus sesuatu."

"Tapi, Mbak masih sakit. Kalau Mas Niko tau, pasti dia nggak kasih izin." Balas Bi Sumi.

"Pilih saya diantar Pak Har atau saya berangkat sendiri?" Pilihan Renata tidak dapat dijawab oleh Bi Sumi maupun Flo.

Pandangan Renata beralih ke gadis kecil yang dari tadihanya menatapnya nanar. "Kenapa sayang?" Tanya lemah Renata.

"Bunda sakit karena kecapean jaga Selene ya? Selene nakal ya, Bun?" Tanya Selene sambil diiringi isak tangis.

Renata menyandarkan punggungnya dikepala kasur. Direngkuhnya tubuh mungil Selene. "Siapa yang bilang Selene nakal?"

"Vanda, Bun. Kata Vanda, Selene nakal makanya Selene nggak punya adik kaya Vanda."

Renata terkejut dengan ucapan gadis kecil yang bersandar manja didadanya. "Bunda, Selene janji nggak nakal lagi." Gadis itu mengeratkan pelukannya kepada Bundanya.

"Bunda...kalau Selene nggak nakal lagi, Bunda sama Daddy mau beliin Selene adik, kan?"

Renata tersenyum mendengar ucapan polos gadisnya itu. "Beli adik dimana, sayang?"

"Di Mall." Selene mendongak mentapa Renata. "Daddy selalu bilang kalau mau beli apapun ada di Mall. Jadi beli adiknya di Mall juga, Bun."

Kali ini tawa lolos keluar dari mulut Renata. "Nanti coba Bunda bilang sama Daddy untuk beliin Selene adik ya. Sekarang, Selene balik ke kamar, terus bobok. Besok sekolah. Bunda juga besok harus sekolah sama kaya Selene. Okay, Princess?"

Selene mencium pipi kanan kiri Renata dan berlari keluar kamar sambil berteriak, 'Good Night, Bunda'.

Renata pagi ini melihat Niko masih tertidur dengan pulas disebelahnya. Tanpa pamit, Renata yang diantar oleh Pak Har berangkat ke kampus meskipun badannya masih lemas.

"Lo mau ambil semster pendek?" Tanya Ule yang melihat berkas pengajuan semester pendek ditangan Renata.

"Yakin?" Kini Windy yang memastikan.

Renata mengangguk lemah. "Gue mau cepat ambil skripsi."

"Ada hal yang gue harus lakuin setelah ujian skripsi."

"Main rahasia lagi?" Tamara yang kembali bertanya dengan sedikit menuduh.

"Penting demi pernikahan gue dan Niko."

you had me at hello...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang