Niko masih sibuk dengan rapat bersama beberapa orang client clothing line nya. Usaha Niko memang baru akan merambah pasar Asia Tenggara. Oleh karena itu beberapa bulan ini dia lebih fokus ke bisnis clothing line selain sibuk dengan syuting.
Bisnis clothing line ini didirikan sejak 1,5 tahun yang lalu. Niko yang memang lulusan sekolah bisnis ini sedikit banyak mengerti kiat-kiat menjadikan usahanya berkembang secara perlahan.
Kemanapun Niko pergi selalu ada dua asisten yang siap disekitarnya, Flo dan Antok. Bagi Niko, mereka berdua sudah dianggap sebagai adik sendiri. Bahkan tak canggung-canggung Niko terkadang curhat dengan mereka berdua seolah tak ada batasan antara boss dan asisten.
Seperti siang ini, setelah selesai dengan rapatnya dan mereka bergegas menuju salah satu stasiun tv swasta. Didalam mobil seperti biasa, Niko menyempatkan untuk makan nasi kotak yang dibelikan oleh Flo. Niko sudah terbiasa untuk makan nasi kotak didalam perjalanan dari lokasi ke lokasi.
"Mas, Mbak Ren tadi telepon gue." Informasi dari Flo memberhentikan Niko dari aktifitas makan siangnya.
"Lo nggak bisa ngehindarin dia terus, Mas. Gimanapun Mbak Ren juga butuh lo kasih perhatian. Ingat cincin mahal dijari lo." Lanjut Flo tanpa menoleh kebelakang dimana Niko duduk.
Nafsu makan Niko seakan sirna. ditutup lagi kotak berisi nasi dan diletakan di kursi sebelahnya.
"Gue nggak mau dia merasa tersiksa disebelah gue." Suara Niko terdengar lemah.
"Mbak Ren tersiksa kalau lo sering nggak dirumah. Dia nggak pernah protes karena dia nggak mau ganggu kerjaan lo." Flo berdecak kesal dengan bossnya itu.
"Gue kalau jadi istri lo, udah gue maki-maki tiap hari deh. Mana ada istri yang betah dirumah kalau lakinya nggak peduli sama dia. Boro-boro peduli, telepon istri nya tanya kek lagi apa, udah makan belum, antar jemput kek ke kampus, lo nggak pernah." Flo seakan menjadi wakil dari Renata untuk melampiaskan kemarahannya.
Semenjak awal pernikahan, Flo yang menjadi salah satu tempat Renata untuk berkeluh kesah tentang kesibukan Niko. Flo yang selama ini menjadi teman Renata selain Bi Sumi. Flo yang selalu memberikan informasi tentang kegiatan dan keberadaan Niko.
Bahkan terkadang, Flo sendiri yang tidak tega dengan kecuek-an Niko dan mendukung Renata untuk sering-sering hangout dengan teman-temannya dari pada bosan dirumah. Meskipun sesekali Flo juga sebal dengan kelakuan Renata yang tidak ada usaha untuk lebih peduli dengan Niko, hanya sekedar bertanya ke Flo.
"Lo sebenernya nikah karena apa sih, Mas?" Lanjut Flo.
"Lo tau kan, dari pada gue disuruh Roxy – manajer Niko – untuk nikah sama Bianca." Jawab Niko singkat.
"Astaga! Mas Nikolas, tapi kenapa ke Mbak Renata yang sebaik itu sih? Lagian Selene juga udah nyaman banget sama Bundanya yang ini, Mas!"
Niko terdiam dia tidak dapat menemukan jawaban untuk pertanyaan itu.
Sejak pertama bertemu dengan Renata, dia memang sudah menyukai gadis itu. Hingga gadis itu bersedia untuk menikah dengannya meskipun dia tau secara terpaksa dan kasihan atas dirinya. Oleh karena itu Niko berusaha untuk memberikan Renata apa yang dibutuhkan, fasilitas mobil baru lengkap dengan sopirnya jika sewaktu-waktu Renata membutuhkan, kartu kredit unlimited yang digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari atau bahkan untuk hangout bersama teman-temannya.
Niko bahkan berusaha untuk tidak ikut campur dalam kegiatan harian Renata, berharap dengan jalan seperti itu Niko bisa menahan perasaannya kepada Renata dan istrinya itu tetap merasa bebas meskipun sudah berstatus sebagai istri. Hingga 3 bulan menikah, dia jarang mengajak istrinya untuk pergi keacara yang dipenuhi oleh wartawan. Bukan karena dia tidak ingin menunjukan sosok istri nya, tapi demi kenyamanan Renata.

KAMU SEDANG MEMBACA
you had me at hello...
RomanceRenata Anindya, perempuan yang masih kuliah semester 6 disalah satu Universitas Negeri di Depok ini harus menghadapi pernikahan disaat usianya 20 tahun. Bukan karena hamil diluar nikah, bukan karena orang tuanya berhutang pada renternir dan menggada...