Duapuluh

7.4K 317 0
                                    

Hari ini Selene sudah melenggang cantik dengan dress warna biru muda bermotif bunga-bunga. Rambut panjangnya tergerai dihiasi bandana warna putih. Dia berjalan dalam gandengan Om Andre yang dibuntuti oleh Ibu dan Nyonya Arum dibelakang mereka. Sedangkan Renata, berada didalam gedung. Hari ini Renata wisuda. Pembuktian terhadap kehidupan pendidikannya bahwa satu lagi proses telah dilalui.

Renata cantik dengan rambut tergerai dan wave diujungnya. Tak henti-hentinya dia tersenyum dengan sangat anggun. Sahabat Renata tidak diwisuda bersama Renata karena mereka masih proses pengerjaan skripsi. Mereka berlima berkahir menunggu Renata diluar gedung dengan membawa bunga dan kado untuk Renata karena berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan tepat meskipun tidak menyandang perdikat cumlaude.

Selesai melakukan prosesi wisuda di gedung, Renata dan keluarganya serta sahabatnya langsung bergegas menuju salah satu studio foto yang cukup terkenal. Renata memgabadikan dirinya bersama dengan keluarga dan sahabatnya distudio foto itu.

"Bun..." Renata mengalihkan pandangannya kearah Selene yang terlihat muram.

"Kenapa, princess?"

Air mata lolos diwajah mungil itu. Renata kemudian menggendongnya. Meskipun agak kewalahan karena toganya, namun dia tidak tega melihat gadis kecilnya terisak. Sedangkan semua orang yang ada diruangan itu melihat repotnya Renata, termasuk Kak Andre. Dengan sigap, Kak Andre mengambil Selene, dan menggendongnya sebelum tangisnya menjadi.

"Kakak kenapa nangis?" Tanya Kak Andre.

"Kakak kangen sama Daddy, Om." Tangisnya semakin keras. Proses foto dihentikan oleh sang fotografer melihat situasi yang tidak kondusif.

Semua orang saling menatap Renata. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa meskipun hari ini terlihat sempurna, ada satu yang tidak lengkap bagi Renata, kehadiran Nikolas. Mata Renata memerah, namun dia menahan untuk tidak menangis didepan orang-orang diruangan itu.

"Kakak..." Renata mengelus punggung Selene dengan halus. "Daddy kan lagi kerja. Kalau Daddy udah pulang, Kakak boleh main sama Daddy, tidur sama Daddy sampai puas."

Selene mendongak menatap Bundanya. "Bener, Bun?" Renata mengangguk mengiyakan.

"Kalau Kakak nangis, nanti adik yang diperut Bunda juga ikut nangis. Kakak mau adik nangis?"

Selene menggeleng cepat. "No! Kakak nggak nangis!" Ucapnya sembari turun dari gendongan Kak Andre dan memeluk Bundanya.

Semua mata yang berada diruangan itu menahan haru. Hampir dua bulan sudah Niko dan Renata berpisah tanpa kabar. Hampir satu bulan Nikolas berada di New York untuk syuting film dan kepergiannya disusul oleh Franda. Berita itu yang akhir-akhir ini menganggu ketenangan Renata termasuk semua orang yang mengetahui permasalahan keluarga mereka.

Lebih ironis lagi Franda membuktikan kepergiannya ke New York untuk menyusul Niko dengan mengirim foto kebersamaannya kepada Renata. Jelas foto yang dikirim oleh Franda tidak diketahui oleh orang lain, karena Renata tidak ingin membebani keluarganya. Dalam foto itu terlihat Franda yang bergelayut manja dilengan Nikolas dan nampak dua insan tersebut sedang tertawa.

Di Jakarta, Selene dan calon anaknya dengan Nikolas yang membuat Renata untuk tetap bertahan percaya bahwa suaminya akan kembali pulang. Pulang kedalam pelukan mereka. Janji yang diucap di hadapan Tuhan dia akan pegang dan kini dia menunggu Nikolas untuk memegang janjinya pula. Hanya dengan alasan itu, Renata menutup telinga dan mata nya akan semua yang dikatakan oleh media dan Franda.

Selene berhasil membujuk Renata untuk pulang kerumah Nikolas. Rengekan Selene membuat Renata tidak tega untuk terus menerus berada dirumah Oma-nya. Kepulangan Selene dan Renata disambut oleh Bi Sumi, Pak Wid dan Pak Har. Selene juga merasa bahagia dan tak henti-hentinya memeluk Bi Sumi.

you had me at hello...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang