Tujuhbelas

6.5K 280 0
                                    

Hari ini tepat tiga hari setelah pertemuan Renata dengan Windy, yang berarti empat hari sudah Renata tidak berjumpa dengan Niko dan empat hari sudah Renata mengabaikan suaminya itu.

Dibelahan Indonesia yang lain, Niko yang masih harus syuting film terbarunya di pedalaman Nusa Tenggara Timur harus meredam rasa cemas atas perubahan sikap Renata. Sinyal yang tidak mendukung menambah frustasinya Niko selama proses syuting.

Sebagai sahabat, jelas Windy tidak dapat melepaskan Renata untuk pergi sendiri menemui Franda meskipun Windy yakin sahabatnya itu tidak akan berbuat barbar dengan Franda yang notabene adalah artis papan atas.

Di sudut kafe kopi disalah satu Mall besar di Jakarta, Windy dengan stripped black dress dan white adidas shoes nya menggenggam tangan Renata yang terasa sangat dingin. Renata dengan grey open cardigan yang menutupi kaos putih tipis dan setelan blue jeans terlihat nampak gugup. Mereka berdua duduk menunggu seseorang yang beberapa hari ini menggaggu pikiran Renata.

"Hallo, Windy!" Suara wanita yang membuat Renata dan Windy mendongak, wanita itu tersenyum sangat manis ke arah Windy dan Renata.

Setelah mencium pipi kanan kiri Franda, Windy mengenalkan Renata kepada Franda. Nampak Franda bingung dengan kehadiran Renata. Lensa Renata tidak lepas memperhatikan Franda dari ujung kaki hingga ujung rambut. Cantik.

"So, ada apa ini, Win?" Tanya Franda membuka percakapan setelah memesan minuman.

"Jadi, setelah bertahun-tahun diluar negeri dan ngeluarin album disana, lo nggak mau ketemu sama gue?" Celetuk Windy membuat Franda tersenyum sangat manis.

"Masa iya gue nggak mau ketemu sama seorang Windy, top Indonesia model." Timpal Franda.

Franda kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Renata. "Jadi, ini Renata, model juga?"

Renata menggeleng. "Saya teman kuliah Windy." Jawab Renata lembut.

"Fran, lo kok tiba-tiba balik ke Indonesia. Ada apa gerangan?" Tanya Windy mencoba membantu sahabatnya dari kekakuan.

Franda tersenyum kemudian memainkan cincin cantik berwarna silver bermata satu yang melingkar di jari manis tangan kirinya. "Karena ini." Jawab nya singkat.

"Demi cincin lo balik? Lo konyol?"

"Bukan gitu Windy cantik." Tampak Franda menghela nafas tapi tidak menyembunyikan senyumnya. "Karena orang yang ngasih cincin ini gue pulang ke Indonesia."

Windy dan Renata mengernyitkan dahinya sedangkan Franda yang tertawa kecil. "Okay, demi Nikolas, Win. Gue balik."

Nama itu tersebut. Dada Renata sesak. Jantungnya berdegub sangat kencang. Matanya mulai memanas. Renata meremas tangan Windy dengan sangat erat, sedangkan yang diremas menyadari reaksi Renata.

"Lo ada hubungan sama Nikolas? Nikolas Damiansyah, kan?" Tanya Windy seakan ingin mengorek lebih dalam dan tidak memperdulikan Renata yang meremas tangannya sangat erat.

Franda mengangguk. "Since years ago. Rahasia, sih. Cuma kayaknya habis ini nggak bakal jadi rahasia lagi, deh."

"Kenapa nggak jadi rahasia lagi?" Kali ini Renata yang bersuara dengan mencoba untuk tetap tenang.

"I'm so to tired."

"Bukannya Nikolas udah nikah, ya?" Suara Renata kembali mencoba setenang mungkin.

you had me at hello...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang