Duapuluh Satu

12K 426 6
                                    


Flo bersuaha menenangkan Kak Andre yang sedari tadi duduk tidak tenang dilorong rumah sakit. Sedangkan Nyonya Arum mencoba untuk tenang meskipun yang nampak diwajahnya adalah kecemasan. Nikolas sedari tadi tidak berhenti untuk mondar-mandir didepan pintu operasi. Sedangkan Bi Sumi meskipun tertular virus cemas, namun bersuaha tetap ceria menemani Selene bermain sesuai perintah dari Nikolas.

Tepat 2 jam yang lalu, Renata sudah histeris pertanda bayi kembar mereka siap untuk menyapa dunia. Nikolas yang sejak 3 bulan lalu, sudah menjadi suami siaga. Dia rela untuk membayar uang ganti rugi kontrak kerja yang dia batalkan. Pada usia kehamilan Renata yang menginjak 6 bulan, dengan perut yang lebih besar daripada seharusnya. Hal itu disebabkan oleh tumbuhnya dua malaikat kecil diperut Renata. Kondisi Renata yang seperti itu membuat Nikolas tidak berniat untuk meninggalkan Jakarta. Sehingga dia lebih memilih membayar penalti daripada harus berjauhan dengan Renata.

Mengingat pula sudah berkali-kali Nikolas menyarankan untuk mempekerjakan pengasuh untuk menjaga Selene, namun ditolak mentah-mentah oleh Renata dan Selene sendiri. Selama kehamilan Renata memang tidak ngidam yang aneh-aneh. Bahkan Selene lebih pengertian jika Renata sudah mulai terlihat lesu, maka dia yang mengambilkan minum bahkan sesekali menyuapi Bunda-nya buah.

"Daddy, adiknya kok belum keluar dari perut Bunda?" Tanya Selene mengambil fokus Nikolas yang masih cemas.

Didekatinya gadis kecil berkucir dua itu. "Adiknya kan ada dua, jadi dokternya ngeluarinnya lama. Pelan-pelan." Jelas Niko.

Renata memang tidak melahirkan secara normal. Dokter yang menyarankan Renata untuk lahir secara caesar, hal ini mengingat berat bayi yang ada dirahimnya cukup besar. Nikolas pun tidak mengizinkan Renata untuk normal karena dokter sempat bilang kalau rawan resiko bagi Ibunya. Renata pasrah.

Selama proses operasi, Nikolas ingin menemani sang istri didalam berjuang melawan rasa takut dan sakit. Namun, ketika sudah masuk dan mendapati Renata yang belingsatan karena menahan sakit dan berteriak tidak karuan akhirnya mengurungkan niatnya, tidak tega melihat wanitanya kesakitan. Akhirnya Ibu mertua Nikolas yang menemani selama proses persalinan didalam ruang operasi.

Pintu operasi dibuka, dan Dokter Tami keluar dengan wajah sumringah. "Selamat, laki-laki dan perempuan." Ucapnya memberi tahu kami semua.

Semua orang yang menunggu Renata langsung mengucap syukur dan berpelukan. Ya, ini kali pertama mereka mengetahui jenis kelamin jabang bayi. Selama kehamilan, entah kenapa, tapi memang dua bayi itu sulit untuk menunjukan jenis kelamin mereka ketika di USG.

Nikolas melihat Renata yang masih lemas tertidur di bankar ruang rawat inap. Sedangkan disampingnya, ada dua box bayi yang dikelilingi oleh Selene dan Flo.

"Jadi, si kembar sudah ada nama?" Tanya seorang perawat yang merekap kondisi Renata.

Semua mata kini tertuju kepada Renata dan Niko secara bergantian. Sedangkan mata Niko terkunci melihat Renata.

"Sidney Queenzee Damiansyah dan Stark Kingzee Damiansyah." Ucap Niko yang mendapat pelototan dari Renata.

"Aku masih belum sepakat sama nama itu!" Tolak Renata.

"Ayolah, Bun, kamu mau kasih nama siapa?"

Renata tersenyum sambil mengedipkan matanya berkali-kali. "Scarlet Queenzee Damiansyah dan Stark Kingzee Damiansyah."

Niko melengus kalah. Semasa hamil Renata memang suka sekali dengan Scarlet Johanson dan dia sudah mengidam-idamkan nama anaknya jika perempuan kelak adalah Scarlet. Sedangkan untuk nama anak laki-laki dia sepakat dengan Nikolas yang menyukai tokok Tony Stark dalam film Ironman. Sedangkan nama tengah anak perempuan mereka menuruni dari nama Selene, karena bagi Renata agar Selene tidak merasa dibedakan dengan anak kandung mereka. Sedangangkan nama Kingzee, Niko yang memilih agar sepaket dengan Queenzee yang berarti ratu.

"Terus, itu jagoan kecil gue, dipanggilnya siapa?" Kak Andre tersadar bahawa nama ponakannya ini tidak awam.

Niko dan Renata saling tatap. "Arki!" Seru Selene. "Kita panggil adik Arki, okay?" Selene kini menatap Daddy-nya berharap mendapatkan persetujuan.


Nikolas tersenyum "Yang perempuan, kita panggil Arlet. Okay, Princess?" Timpal Nikolas sambil menggendong tubuh Selene yang kini sudah jauh lebih tinggi dari satu tahun lalu.


"Bunda! Twins nggak mau mandi!" Seru Selene dari kamar si kembar.

Renata yang masih sibuk dengan membat jus buah untuk anak-anaknya kini harus menyerahkan tugas itu ke Bi Sumi karena fokusnya kini beralih kesumber suara.

"Arlet, Arki!" Teriak Renata membuat si kembar berhenti dari kegiatannya memainkan air di bathtub. Sedangkan Selene yang sudah basah hanya bisa berdiri sambil cemberut disudut kamar mandi.

"Twins, jangan main air terus. Lihat Kak Selene udah basah!" Renata mulai geram dengan si kembar yang nakalnya luar biasa meskipun umurnya baru menginjak 5 tahun.

Selene yang menginjak usia 11 tahun memang sangat sabar jika sudah menjadi korban kejailan twins. Meskipun begitu, si kembar tidak dapat berpisah lama-lama dengan Selene bahkan manja sekali dengan kakaknya itu.

Pernah satu hari Nikolas mengajak Selene keluar kota karena libur sekolah, sekalian kerja kata Nikolas. Baru satu hari berpisah, si kembar sudah rewel karena rindu dengan Selene.

Niko yang mendengar keributan itu langsung masuk kekamar twins. Meskipun Niko kembali sibuk didepan kamera, namun ketika dia dirumah sepenuhnya waktu untuk keluarga kecil mereka.

"Twins kenapa lagi, Kak?" Tanya Nikolas yang masuk kekamar mandi dan mendapati twins nangis karena Renata memarahinya, sedangkan Selene masih mematung disudut kamar mandi.

"Nggak mau mandi, Dad! Nih, main air malah aku yang basah." Jawab Selene dengan kesal. Dia beranjak meninggalkan kamar mandi dan melewati tubuh Nikolas.

"Aku nggak mau punya adik lagi, ya Dad!! Udah cukup Arlet dan Arki, jangan sampai ada lagi. Aku belum siap!" Peringatan Selene ditujukan untuk Nikolas ketika mereka bersisian diambang pintu.

Nikolas hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang mulai beranjak remaja itu. Dilihatnya Renata yang sibuk memandikan si kembar di dalam bathtub. Didekatinya mereka sambil mencium pucuk kepala Renata sebelum memasukan kaki kedalam bathup yang kemudian disambut meriah oleh Arki dan Arlet.

"Kamu pikirin alasan ke Kakak, ya habis ini." Ucap Renata sambil mengusap rambut Arlet yang penuh busa.

"Alasan apa?" Kini Arki yang kepalanya diusap oleh Niko.

"Alasan kalau dia bentar lagi punya adik lagi." Jawab Renata dengan eskpresi datar sembari membilas anak kembarnya. Sedangkan Niko hanya diam masih mencerna kalimat Renata.

"Daddy, I'm pregnant." Jelas Renata yang kembali menyadarkan Nikolas dan usaha mencernanya.

END


you had me at hello...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang