"Gue bakal terima Ali kalo Kak Fakhri nembak Na dan Saa terima Rama," ucap Prilly.
"GUE SAMA BERONDONG? GAKKKK!!!!" teriak Saa membuat Na dan Prilly menutup telinganya.
"Lo gimana sih Saa? Lo masih mending berondong nembak lo, dari pada gue, udah suka sama Kak Fakhri tapi gak ditembak-tembak!" kata Na membuat Saa menirukan gaya Na berbicara.
"Heh Na, gue juga mikir kali, emang gue gak malu apa tadi di lapangan? Huft!" gerutu Saa membuat Na dan Prilly tertawa terbahak-bahak.
"Puas lo berdua ngetawain gue? Sekarang tuh yang penting Prilly harus nerima Ali!" tekad Saa membuat tawa Na semakin keras terdengar.
"Eh, udah udah, gue sakit perut nih!" ucap Na susah payah menghentikan tawanya.
"Eh, ke situ dulu yuk!" tunjuk Prilly pada sebuah toko buku yang berada di dekat sebuah mall, Saa mengangguk lalu memarkirkan mobilnya di parkiran mall.
***
"Na, gue tau lo gak bakalan percaya kalo gue sayang sama lo," ucap Fakhri menggenggam tangan Na yang sudah dibasahi okeh keringat dingin.
"Engg--jadi?" tanya Na yang sangat berharap Fakhri akan menembaknya.
"Lo mau 'kan jadi pacar gue?" tanya Fakhri lembut, Na menunduk menyembunyikan pipinya yang memanas. Prilly dan Saa hanya menahan tawa saat melihat Na yang justru terlihat malu-malu.
"Coba aja si Rama kayak Kak Fakhri, gak bakalan nolak gue!" celetuk Saa merusak suana.
"Huuuu..." sorak beberapa murid.
"Kenapa sih? Mulut-mulut gue kok!" Saa menatap segerombolan siswi yang tadi menyorakinya.
"Gimana Na?" tanya Fakhri lembut, lagi-lagi membuat pipi Na memerah.
Lama menunggu, akhirnya Na mengangguk pelan.
"Prill gue envy Prill!" Saa meremas bahu Prilly saat Fakhri memeluk Na.
"Makanya terima aja si berondong kesayangan lo," ucap Prilly disertai tawanya, Saa melirik Prilly malas.
"Kak Saa mau kayak gitu juga?" tanya Rama yang tiba-tiba sudah berada di samping Saa.
"Enggak deh makasih tawarannya hehe..." balas Saa menolak.
"Yaelah Saa, bilang aja lo malu tapi mau!" ucap Na yang berjalan menghampirinya.
"Bener tuh, lo tuh harusnya nerima si Rama. Ya gak Ma?" tanya Prilly dibalas anggukan semangat dari Rama. Rama marih tangan Saa lalu menggenggamnya.
"Don't touch me!" Saa mengibaskan tangannya yang digenggam oleh Rama.
"Terima ya Saa," ucap Prilly dan Na bersamaan.
"Huft oke, gue terima!" Saa menatap malas Rama yang tersenyum padanya.
Ponsel Prilly berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk, Prilly melirik malas ponselnya.
Ali :
Gue tunggu lo di gudang sekolah, sekarang!Prilly melototkan matanya tak percaya, sejenak Prilly menghela nafas lalu bangkit dari duduknya kemudian berjalan keluar dari kelasnya.
Prilly kini sedang berjalan di taman sebagai jalan pintas ke gudang, sampai tak lama Prilly melihat wajah tengil Ali dari kejauhan, Prilly memutar bola matanya malas.
"Kenapa?" tanya Prilly malas pada Ali yang masih saja berdiri di depan gudang.
"Sttt elah, diem diem!" Prilly mendengar suara Na tak jauh dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy and Good Girl
FanfictionAkibat perjanjiannya dengan temannya, Prillycha Afrianda harus mau berpacaran dengan Bad Boy yang sangat ditakuti di sekolahnya. Sampai satu fakta terkuak, Alivaro Mahesa benar-benar menyukai Prilly, dan berimbas pada putusnya hubungan Ali dan Pr...