Hari ini adalah hari terakhir Ali memberi waktunya pada Prilly. Selama ini Ali benar-benar menghabiskan waktunya bersama Prilly. Menemani Prilly di rumah sakit sampai mengantarnya pulang ketika Prilly sudah diizinkan pulang oleh dokter.
Pagi ini Prilly duduk sembari melamun di sofa ruang tamunya. Rasanya ia seperti menyesal telah meminta waktu Ali seminggu, karena seperti yang sudah ia kira, ini semua akan membuatnya semakin berat. Berat melepaskan dan melupakan Ali, berat untuk bersikap jika antara dia dan Ali seperti orang yang tidak saling mengenal seperti saat semua ini belum terjadi.
Dan satu hal yang Prilly pikirkan, hari ini adalah hari ulangtahun Ali. Mungkin kepergiannya akan menjadi hadiah yang indah untuk Ali. Kenapa? Karena tanpanya sudah dipastikan Ali akan bahagia.
"Hai? Pril?" Prilly tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara Ali. Ia menoleh dan mendapati Ali sudah berdiri di hadapannya.
"Eh, lo?" Balas Prilly tersenyum canggung.
"Lo gimana? Udah gak ada yang sakit kan? Lo baik-baik aja kan?" Ali bertanya.
Prilly tersenyum simpul, "Gue oke kok."
"Terus kenapa ngelamun?" Tanya Ali lagi yang kini sudah duduk di samping Prilly.
Prilly terdiam, sambil terus menatap Ali, "Happy birthday Li."
Ali membeku seketika, ia tidak tau kalau Prilly mengetahui hari ulangtahunnya.
"Lo tau?"
Prilly mengangguk.
"Eum... thanks ya."
"Maaf ya, gue belum bisa kasih sesuatu."
"Gue juga gak berharap kok, dan gue sendiri juga lupa kalo hari ini ulangtahun gue," jawab Ali dengn kekehannya.
"Terus yang lo pikirin apa sih Li?"
"Lo."
Prilly terdiam dan langsung menunduk.
"Dan kita semua," lanjut Ali.
"Kita semua?"
"Ya... kita semua, semaleman gue mikirin gimana caranya untuk mengakhiri masalah kita ini."
"Dan caranya?"
"Ikut gue mau?"
"Kemana?"
"Yang pasti gak bawa lo buat makan seblak lagi."
"Ali serius!!" Pekik Prilly dengan tangan yang tanpa bersalahnya memukul lengan Ali.
"Ikut aja dulu, mau gak?"
"Yaudah."
"Yaudah apa?"
"Yaudah iya."
"Iya apa?"
"Ali...."
Ali tertawa, "Yaudah yuk..." ia pun langsung meraih tangan Prilly lalu membawanya pergi. Mereka berdua pun pergi menggunakan motor Ali.
"Pegangan," ucap Ali.
Prilly diam, tak ada gerakan apapun dari dia.
"Pegangan Prill!" Ali pun menarik tangan Prilly dan melingkarkannya dipinggangnya.
"Nanti kalo lo kenapa-napa lagi pas sama gue, gue abis sama sahabat-sahabat lo tau gak?"
Prilly pun tak tau harus melakukan apa, ia hanya diam dengan tangan yang sudah melingkar dipinggang Ali bersama senyumnya yang tak bisa ia tahan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy and Good Girl
FanfictionAkibat perjanjiannya dengan temannya, Prillycha Afrianda harus mau berpacaran dengan Bad Boy yang sangat ditakuti di sekolahnya. Sampai satu fakta terkuak, Alivaro Mahesa benar-benar menyukai Prilly, dan berimbas pada putusnya hubungan Ali dan Pr...