"A--li," Prilly melirih menyebut nama Ali, ia sadar dengan posisi nya sekarang, Prilly pun langsung melepas pelukannya dengan Ali.
Ali hanya diam menatap Prilly lirih, sedangkan Prilly membalas tatapan Ali dengan tajam.
Plak...
Tiba-tiba saja Prilly menampar Ali, yang ditampar pun meringis kesakitan dan langsung menatap Prilly heran.
"Kok lo nampar gue?" tanya Ali.
"Lo nanya? Harusnya gue yang nanya, maksud lo apa peluk-peluk gue kayak tadi? Lo gak ada maksud buat nyakitin Na kan? Li lo itu pacar Na, lo gak bisa main peluk-peluk gue kayak tadi dan lo juga gak mungkin masih cinta sama gue," ucap Prilly dengan nada tinggi.
"Kalo itu kenyataannya gimana?" Ali menaikkan sebelas alisnya.
"Lo gila! Gue gak akan pernah lupa ya sama omongan lo yang bilang kalo lo gak akan nyakitin hati perempuan, tapi sekarang apa Li? Kalo sekarang lo gak cinta sama Na, tapi lo jadiin Na pacar, itu namanya apa kalo bukan nyakitin Li?" bentak Prilly.
"Semua ini juga berawal dari lo Prilly! Lo yang buat semuanya jadi serumit ini! Lo sok mutusin gue, tapi akhirnya lo cinta sama gue, lo sadar gak kalo semua ini itu dimulai dari kemunafikan lo!!"
Prilly kaget saat Ali membalasnya dengan bentakan juga. Ia menatap Ali tidak percaya, kini Ali bisa membentaknya, kemana Ali yang dulu? Yang selalu manis dengannya, yang selalu mengistimewakannya, tapi akhirnya Prilly sadar kalau ia sendirilah yang menghilangkan Alinya yang dulu.
Prilly menunduk dan menangis dalam diamnya, namun tiba-tiba Prilly merasa tubuhnya kembali dipeluk, tapi pelukan ini rasa nya berbeda.
"Gue Nichol, lo gak perlu nangis, ada gue," tubuh Prilly menegang saat mendengar suara bisikan yang lembut itu.
Ali membulatkan matanya saat mendapati Nichol yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk Prilly.
"Ekhemm!!!" Nichol langsung melepas pelukannya dengan Prilly saat mendengar suara dehaman dari Ali.
"Maksud lo apaan Nich? Dateng-dateng langsung main peluk orang," ucap Ali sinis.
"Kenapa? Mau dipeluk juga sama gue?" Ali mengabaikan candaan garing Nichol, justru Ali menatap Nichol dengan tajam.
"Lo cemburu?" tanya Nichol lagi.
"Menurut lo aja kali, gue biasa aja," jawab Ali datar.
Nichol terkekeh kecil, ia tahu Ali berbohong.
"Lo berubah ya Li?"
Ali mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan Nichol.
"Yang gue tau seorang Alivaro Mahesa yang dikenal troublemaker di sekolah gak pernah mau nyakitin cewek, gak pernah kasar sama cewek, dan menghargai banget seorang perempuan, tapi sekarang lo beda bro, bahkan gue gak percaya sama apa yang gue liat tadi, elo bentak Prilly, cewek yang lo cinta," Ali terdiam saat Nichol mengungkapkan itu semua. Ia juga merasa, apa yang diucapkan oleh Nichol memang terjadi pada dirinya, dan Ali sendiri pun tidak percaya kalau tadi ia sudah membentak Prilly, gadis yang dicintainya.
"Ujan nya udah reda nih, pulang yuk Prill!" ajak Nichol, tanpa menunggu jawaban Nichol menggenggam tangan Prilly, Prilly menatap Ali, begitupun Ali menatap Prilly, tatapan lirih mereka bertemu sampai akhirnya Nichol membawa Prilly pergi.
"Aarrrgghhhhh!!!" Ali mengacak-acak rambutnya frustasi saat Nichol dan Prilly sudah benar-benar jauh dari pandangannya.
"Maafin gue," lirih Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy and Good Girl
FanfictionAkibat perjanjiannya dengan temannya, Prillycha Afrianda harus mau berpacaran dengan Bad Boy yang sangat ditakuti di sekolahnya. Sampai satu fakta terkuak, Alivaro Mahesa benar-benar menyukai Prilly, dan berimbas pada putusnya hubungan Ali dan Pr...