Enam Belas

13.6K 1.3K 56
                                    

"Tak ku mengerti mengapa begini, waktu dulu ku tak pernah merindu." Maudy Ayunda - Cinta Datang Terlambat.

***

Untuk kesekian kalinya, Prilly harus menghembuskan nafas berat.

Sore itu, Prilly diantar oleh Alan ke rumah Na, tapi entah mengapa, sudah sekitar 15 menit Prilly masih bertahan dengan posisinya yang tengah berdiri di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah Na.

Bahkan Prilly sempat melihat Na diantar pulang oleh Ali, dan Prilly merasakan sesuatu yang aneh pada hatinya.

Dengan langkah ragu, Prilly berjalan menuju rumah Na. Sesampainya Prilly di depan rumah Na, tanpa pikir panjang Prilly langsung memasuki rumah Na.

"Kenapa? Jangan sampai gue cinta sama Ali?"
"Salah gue kalo misalkan nanti gue cinta sama Ali?"

Deg! Itu suara Na, Prilly yakin itu Na, dan apa? Na mencintai Ali? Sudah Prilly duga, semuanya sudah jelas, kedekatan Na dan Ali itu menumbukan cinta di hati Na yang justru seperti belati tajam yang berhasil menusuk hatinya.

Ia harus menerima takdir Tuhan yang menyakitkan. Sesak mulai menggerogoti hatinya, matanya mulai memanas.

"Na, lo cinta sama Ali?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Prilly.

Dengan bersamaan, Na dan Saa menoleh ke arah Prilly, dan terlihat terkejut.

"Prilly?"

"Ya? Kenapa?" tanya Prilly yang langsung menunduk menyembunyikan air matanya.

"Ini gak seper--"

"Ini gak seperti yang gue denger? Na, kalaupun lo cinta sama Ali, gue gapapa, gue bisa merelakan Ali untuk lo. Gue ngerti, lo butuh obat penyembuh untuk menyembukan luka-luka yang lo rasain," ucap Prilly tenang.

Na sama sekali tak mengetahui, bahwa di dalam hati Prilly kini hanya ada luka, luka dan luka.

"Gue gak cinta sama Ali, Prill," elak Na, Prilly tersenyum tulus, dan pada senyum itu tersimpan beberapa luka dari hatinya.

"Jangan bikin gue jadi ngerasa bersalah Prill, gue gak cinta sama dia," lanjut Na.

"Belum Na, belum," kilah Prilly.

"Gue harap, lo bisa buat dia jadi good boy,"
"Gak kayak gue yang bisanya cuma nyakitin hati dia, dan selanjutnya menyesal," ucap Prilly bergetar.

"Prill,"

"Dia pasti seneng banget dicintai elo Na, karena elo perfect,"

"Prill,"

"Gue seneng banget kalo minsalnya kalian jadian."

Pedih. Nada itu terdengar begitu menyayat hati saat Prilly berucap. Na mengusap wajahnya kasar, Prilly sudah terlanjur berpikiran jauh.

"Gue--"

"Don't lie, please..."

"Berapa kali gue bilang, gue gak cinta sama dia!" bentak Na yang tersulut emosi karena Prilly terus saja berucap yang membuat hatinya sendiri tersakiti.

"Na---"

Suara Ali terdengar memanggil Na, tanpa menoleh, Prilly berlari keluar dan menjauh dari rumah Na.

Kalau aja cinta itu gak datang terlambat!

Kalau aja cinta itu hadir disaat gue masih sama Ali!

Bad Boy and Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang