Sebelas

15.2K 1.4K 27
                                    

Ali berjalan melewati kelas Prilly, ia berniat untuk melihat melihat Prilly tapi saat ia mengintip ke dalam kelasnya, Ali tidak menemukan Prilly di sana. Ali pun langsung masuk begitu saja ke kelas Prilly dan menghampiri Saa yang sedang melamun.

"Woy Saa!!" panggil Ali sembari menggebrak meja Saa. Saa pun sedikit kaget, dan langsung menatap Ali heran.

"Ali? Ngapain lo di sini?" tanya Saa.

"Prilly mana? Belum masuk dia?" Ali tidak menjawab pertanyaan Saa, justru ia malah bertanya juga.

"Belum, lo kenapa masih cari dia? Lo udah putus sama dia kan?" tanya Saa lagi.

"Kenapa emang kalo gue putus sama dia? Lo mau gantiin posisi Prilly gitu untuk jadi pacar gue?"
"Sorry ya, gue masih belum move on ibarat luka mah ini masih basah dan lagi perih-perihnya," jawab Ali membuat Saa menatap Ali aneh, kenapa ia terlalu percaya diri seperti ini?

"Apa sih Li? siapa yang mau gantiin Prilly? Lo aja yang ngaco ngomongnya," balas Saa kesal.

"Jadi Prilly belum masuk nih?" tanya Ali lagi.

"Belum," jawab Saa.

"Oh oke..." Ali pun langsung berbalik badan dan melangkahkan kaki meninggalkan kelas Prilly.

Saat keluar dari kelas Ali mendapati Riziq, Aldrian dan Kelvin sedang berdiri di depan kelas Prilly.

"Ngapain lo semua?" tanya Ali.

"Ehehe... Nggak kok Li gak ngapa-ngapain kita lagi nyari lo nih," jawab Riziq dengan cengiran kudanya.

"Bilang aja kali kalo tadi kalian ngikutin gue," jawab Ali datar.

"Iya deh iya, kita ngaku. Kita penasaran aja lo ngapain ke kelas Prilly," sambar Aldrian.

"Gue cuma mau lihat dia aja, taunya dia belum masuk," jawab Ali.

"Yah lo ganteng masa gagal move on sih Li?" pertanyaan Kelvin hanya di balas tatapan malas oleh Ali.

Ali pun langsung pergi begitu saja meninggalkan ketiga temannya.

***

Prilly berjalan terburu-buru menuju kelasnya, malam tadi ia tidak bisa tidur membuat dirinya bangun agak siang dan hampir saja telat untuk ke pergi ke sekolah. Untungnya jalanan sedang bersahabat, tidak seperti biasanya yang selalu macet dan akhirnya Prilly pun bisa sampai tepat waktu.

2 menit lagi, bel berbunyi dan Prilly harus sudah ada kelas sebelum guru masuk. Karena terlalu fokus dengan jam tangannya Prilly tidak melihat ke arah sekitar, membuat dia menabrak seseorang.

Brukk...

Untung saja Prilly masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, jika tidak mungkin Prilly akan terjengkang ke belakang.

"Aaaww...," ringis Prilly kesakitan. Prilly pun mendengakan kepalanya untuk memastikan siapa orang yang ia tabrak.

"Ali?" pekik Prilly, ia kaget saat mendapati Ali sedang berdiri tegap di hadapannya, jadi tadi Prilly menabrak Ali? Kenapa harus kebetulan seperti ini?

"Yaampun hati-hati dong jalannya pac---" Ali menghentikan ucapannya saat menyadari apa yang ingin ia katakan tadi.
"Maksud gue hati-hati dong mantan," ralat Ali dengan menekan kata 'mantan'.

Prilly terdiam sejenak setelah Ali mengatakan kata-kata tadi, rasanya ia tak rela Ali mengatakan kata yang terakhir tadi, rasanya Prilly ingin mendengar Ali melanjutkan kata-katanya yang pertama tadi, dan rasanya Prilly ingin menepis semua perasaannya yang tidak wajar ini.

Bad Boy and Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang