"ALIII!!!"
"Apa sih sayang?"
"Jangan panggil sayang."
"Kenapa sih pacar?"
"Jangan sebut pacar."
"Apa yang salah coba? gue sayang lo, dan lo pacar gue."
"Ya... tapi---"
"STOP!!!" Saa dan Naa memekik, membuat Ali dan Prilly yang sedang adu mulut tadi kompak menoleh ke arah mereka.
"Kalian bisa gak sih romantis sedikit aja?" tanya Saa.
"Tau nih," sambar Naa juga.
"Cara romantis gue ini beda," jawab Ali membela diri.
"Yayayaya terserah lo li," balas Saa menatap malas Ali.
"Gue pulang ya pacar, ya gue tau lo butuh gue, cuma ya gimana ya gue harus pulang. Besok kita pasti ketemu kok, lo jangan sedih ya, jangan rindu juga kalau kata Dilan gini 'Jangan rindu. Rindu itu berat, biar aku saja.' kece gak sih gue?" ucap Ali dengan kepercayaan diri tingkat tinggi.
"Lo mau pulang Li?" tanya Prilly.
"Iya Pacar maaf ya."
"Yahhh..."
"Kenapa lo gak mau gue pulang?"
"Yah... kenapa pulang nya baru sekarang Li? kenapa gak dari tadi?" Ali yang tadinya tersenyum senang karena menurut nya Prilly akan keberatan jika ia pulang, senyum nya luntur seketika dan menatap malas ke arah Saa dan Na yang sedang cekikikan menertawakannya.
"Udah ah gue balik. Lo jangan lupa makan, istirahat, dan minum obat. Gue gak mau ya jadi JODI kayak judul lagu nya Band Wali itu," ucap Ali.
"Jodi?"
"Iya. Jomblo ditinggal mati."
"Lo nyumpahin gue mati?" tanya Prilly sewot.
"Siapa yang nyumpahin sih? gue kan nyuruh lo makan, istirahat dan minum obat, kalau gak gitu nanti lo mati, dan gue jadi jodi. Kata yang terkesan nyumpahin nya tuh dari mana sayang ku?" balas Ali. Saa san Na pun hanya terkekeh melihat kedua pasangan ini.
"Yaudah gue balik ya pacar... dah...." Ali pun langsung keluar dari kamar Prilly.
"Hikss.. Saa, Na dosa apa gue punya pacar kayak dia?" rengek Prilly dan menangis yang terkesan di buat-buat. Sedangkan Saa dan Na masih asik tertawa.
***
Ali memarkirkan motornya di depan sebuah Cafe yang terlihat sederhana. Ia memasuki Cafe itu dan mengerdarkan pandangannya seperti sedang mencari sesuatu. Mata Ali terhenti di pojok Cafe, ia melihat tiga cowok sedang bersenda gurau. Dengan senyum mengembang Ali pun menghampiri mereka yang tak lain adalah teman-temannya.
"Wess... bos kita datang..." sorak salah satu teman Ali yang bernama Kelvin Ali pun hanya terkekeh mendapat sambutan seperti itu.
Ali langsung duduk dan bergabung di tengah-tengah mereka.
"Dari mana lo li? kayak nya Ali sumringah banget ya? lagi bahagia lo li?" tanya Riziq, teman Ali yang lain.
"Yang abis taken mah beda, abis dari rumah pacar palingan dia," sambar Aldrian teman Ali juga.
"Aldrian paling peka, makin sayang gue," jawab Ali.
"Geli gue Li."
"Gue mau nanya deh sama lo li," ucap Kelvin dengan nada serius.
"Nanya apaan?"
"Ini pertanyaan serius, gue gak bisa pecahin jawabannya Li."
"Apaan sih? jangan nanya pelajaran ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy and Good Girl
FanfictionAkibat perjanjiannya dengan temannya, Prillycha Afrianda harus mau berpacaran dengan Bad Boy yang sangat ditakuti di sekolahnya. Sampai satu fakta terkuak, Alivaro Mahesa benar-benar menyukai Prilly, dan berimbas pada putusnya hubungan Ali dan Pr...